Part 6

1.7K 244 30
                                    

Triiing

Iti suara telepon rumah. Yang berdering begitu keras. Memecah suasana tegang didalam mansion mewah keluarga Kim.

Dengan tidak sabaran, jemari setengah keriput Nyonya Kim menyambar gagang telepon. Segera menempelkannya pada telinga kanan. Terbesit sebuah harapan besar kepada sang penelpon.

"Ini dari kepolisian-"

"Anakku, apakah dia sudah ditemukan?" lontaran pertanyaan Nyonya Kim memotong suara diseberang sana. Terlalu tak sabar ingin mengetahui kabar tentang putrinya.

"Maaf Nyonya, kami masih belum bisa menemukannya, namun..." polisi itu menggantungkan kalimatnya, sedikit ragu untuk melanjutkan ucapannya yang mungkin tak akan ditanggapi dengan baik para keluarga.

"Apa? Cepat katakan!" suara Nyonya Kim meninggi, merasa kesal dengan sang lawan bicara.

Polisi itu tampak menghela nafas berat "Putrimu mungkin diculik" lanjutnya dengan berat hati.

Sesuai dugaan, tubuh Nyonya Kim lemas seketika. Jatuh pada sofa disampingnya yang langsung dihampiri sang putra sulung dengan raut wajah panik.

"Eomma, apa yang terjadi?" tanya Mino--putra sulung keluarga Kim--suaranya terdengar panik.

Tak tertahan, satu persatu linangan air mata jatuh membasahi pipi wanita paruh baya itu dengan derasnya. Dadanya terasa sesak. Rekaman sosok manis sang putri terputar dalam otaknya tanpa bisa dicegah. Ia kembali merasakan sesal untuk kesekian kalinya.

Tak jauh darinya. Seseorang berperawakan tinggi dengan wajah setengah tua berdiri mematung tanpa suara. Memandangi sang istri dengan tatapan tak terbaca. Kakinya enggan melangkah, merasa takut untuk mengetahui kabar yang baru saja istrinya dengar.

Tuan Kim. Hanya mampu terdiam ditempat. Air mukanya tak menggambarkan eskpresi apapun. Tampak begitu tenang jika hanya dilihat sekilas namun jelas terlihat dari kedua matanya,

Ia tengah hawatir.

Kepada putrinya.

"Ini semua salahmu" tuduh Nyonya Kim. Kedua matanya begitu tajam mengarah pada sang suami.

"...." Tuan Kim terdiam.

"Jika saja kau tak memaksanya mungkin-"

"Dia anak yang kurang ajar, berhenti menyalahkanku!" Suara berat Tuan Kim menggema keseluruh ruangan. Nada suaranya meninggi. Tak peduli akan keadaan sang istri yang tengah dilanda panik.

Mimik muka Nyonya Kim tampak terkejut mendengar ucapan suaminya, ia tak menyangka jika pria yang sudah ia nikahi selama tiga puluh tahun itu tega mengatakan hal sekejam itu tentang putrinya "Kau keterlaluan"

"....."

"Apa kau lupa dia darah dagingmu?"

"....."

"Apa kau bahkan tak merindukannya?"

"....."

"Baiklah, katakan hal apapun semaumu.. mulai sekarang dia hanya tanggung jawabku"

Spontan kepala Tuan Kim menoleh "Apa maksudmu?" Lontarnya, pada sang istri.

"Aku akan segera mengajukan surat perceraian" Nyonya Kim berdiri dari duduknya. Ia menatap penuh emosi pria dihadapannya.

"Apa kau gila? Jangan bercanda"

"Terserah, aku sudah lelah" Kemudian langkah kakinya membawa tubuhnya menjauhi ruangan.

"A-apa maksud... Eomma, tunggu!" Mino segera berlari mengejar langkah sang Ibu. Berusaha mencari tahu kejelasan dari kalimat yang baru saja Nyonya Kim ucapkan. Ia tentu tak berharap jika hal itu benar-benar terjadi.

Gangster KingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang