Pesawat

308 41 6
                                    

"Jungkook boleh ikut kan, Pa?" Kedua tangannya dirapatkan di bawah dagu sambil memohon dengan mimik wajahnya yang dibuat sesedih mungkin, jangan lupakan matanya yang berkedip kedip serta bibir yang dilengkungkan kebawah agar Seokjin luluh.

Seokjin menimang apakah bungsunya ini diperbaiki ikut atau tidak. Jadi, Ayah mertua Seokjin atau ayah Namjoon sedang sakit dan ia mereka berniat untuk menjenguk namun Namjoon melarang karena Seokjin juga sedang kurang sehat, wajahnya pucat, sering letih dan nafsu makan pun turun jadi ia takut jika Seokjin kenapa kenapa saat di perjalanan nanti. Namjoon sudah menawarkan untuk memeriksakan ia ke rumah sakit namun Seokjin selalu menolak dengan alasan bahwa ini mungkin hanya sakit flu biasa karena kemarin Seokjin kehujanan ketika baru pulang dari toko baju kemarin, jadilah hanya Namjoon yanga akan berkunjung. Jimin ikut, itulah sebabnya mengapa Jungkook memohon pada Seokjin agar mengizinkannya ikut juga karena Namjoon melarangnya ikut, beralasan untuk menjaga Seokjin yang sedang sakit padahal ia bisa saja meminta tolong pada tetangga atau saudaranya yang lain namun ia tidak mau.

Padahal aslinya Namjoon sedang bingung, bagaiman jika kedua putranya ikut tanpa Seokjin pasti akan merepotkan terlebih pasti mereka akan sering bertengkar dan saat seperti inilah ia membutuhkan Seokjin untuk melerai keduanya.

"Baiklah, kau boleh ikut..." Ucap Seokjin membuat Jungkook senang bukan main bahkan akan melompat dari tempatnya berpijak sebelum Seokjin melanjutkan ucapannya, "Tapi janji jangan nakal, nurut dengan Ayah dan bertengkar dengan kak Jimin?"

Jari kelingking Seokjin dan Jungkook saling bertautan menandakan jika Jungkook menyetujui permintaan Seokjin. Jungkook sangat bahagia, ia bahkan berlari dan memluk Jimin erat erat dan menari tarian tidak jelas yang hanya bisa dilakukan oleh mereka.

Namjoon kaget namun setelahnya ia tersenyum, toh dengan Jungkook ikut dengannya berarti Seokjin bisa beristirahat tanpa harus ada gangguan dari si bungsu.

"Baiklah, kalau begitu ayo siap siap karena besok kita akan berangkat" Namjoon menggiring kedua putranya untuk packing dibantu dengan Seokjin, karena disana mungkin akan lama jadi cukup banyak baju yang akan mereka bawa. Setelah selesai mengemas Seokjin menyuruh kedua putranya untuk membersihkan diri sebentar karena hari sudah gelap dan saatnya untuk tidur.

---


Jungkook bangun lebih pagi dari biasanya begitupun dengan Jimin, mereka benar benar bersemangat karena ini hari keberangkatan bertemu dengan kakeknya. Indra penciuman mereka menangkap aroma sedap dari arah dapur, apalagi jika bukan Seokjin yang sedang menyiapkan sarapan untuk keluarga mereka.

"Jimin, Jungkook kalian sudah bangun?" Sapa Seokjin yang dibalas anggukan oleh keduanya yang kini tengah duduk di meja makan, seolah mengerti Seokjin apa yang mereka lakukan disini. Ia mendekat pada kedua putranya dan mecubit pipi kanan Jungkook dan pipi kiri Jimin lembut, "Mandi dulu, baru nanti sarapan. Okay?"

Bibir mereka cemberut namun tetap menuruti perintah Papanya dan segera berlari ke arah kamar mandi untuk mandi tentunya, untungnya Seokjin sudah menyiapkan baju santai untuk perjalanan  karena pasti mereka tidak akan bisa diam dan pasti berkeringat jadi Seokjin menyiapkan baju kemeja ketika sudah sampai saja, itu slaah satu pesannya pada Namjoon semalam selain untuk mengatur pola makan anak anak.

Setelah 30 menit berlalu, keluarga Kim pun berkumpul di meja makan. Kurang sehat bukan berarti Seokjin lepas dari tanggungjawabnya untuk menyiapkan sarapan bagi keluarga tercintanya ini. Sarapan sudah selesai dan mereka akan bersiap untuk berangkat ke bandara karena 2 jam lagi pesawatnya akan mulai terbang.

Koper sudah dimasukkan ke mobil dan kini saat waktunya untuk berpamitan sebentar pada Seokjin, kedua putranya memeluk Seokjin dan terus berucap bahwa mereka mencintai Seokjin membuat hati Seokjin menghangat. Terakhir, Namjoon memeluk Seokjin dan berkata bahwa ia harus menjaga diri baik baik selama Namjoon berada di rumah orang tuanya.

Selesai berpamitan, kendaraan beroda empat pun melaju menuju bandara dalam kurun waktu 1,5 jam mereka pun sampai, memang cukup jauh itulah sebabnya mereka bangun sangat pagi.

Setelah melewati beberapa proses pemeriksaan, akhirnya mereka pun masuk kedalam pesawat dan duduk di tempat hang sudah ditentukan. Jimin duduk sendiri di depan dan Namjoon yang duduk bersama dengan Jungkook di belakang Jimin.

"Ayah, pinjam handphone nya sebentar" Jimin berdiri setengah lutut di kursi tempatnya duduk dan menghadap ke belakang dengan tangan yang menengadah meminta benda yang baru saja ia ucapkan.

"Untuk apa?" Tanya Namjoon, "Berikan saja Ayah" Namjoon pasrah daripada anaknya nangis nanti ribut, itu pasti akan menganggu penumpang yang lain.

Namjoon memberikan ponselnya pada Jimin, kemudian mendapat ciuman di pipi kanan dari Jimin sebagai ucapan terima kasih sebelum Jimin duduk kembali ke tempat semula.

"Jungkook" panggil Jimin pada adiknya, yang dipanggil menoleh ke depan dan langsung berpose ketika sang kak ternyata membuka kamera untuk berfoto. Terpotretlah saudara Kim dengan baju berwarna senada hanya berbeda di warna rambut dan topi yang dikenakan sang sulung saja, mereka sangat tampan dan polos.

"Akan kukirim ke Papa setelah pesawat ini mendarat, Jungkook" ujar Jimin pada Jungkook yang kini berdiri di tempat duduknya untuk melihat hasil foto tadi.
"Papa pasti menangis karena kita tinggal" Jungkook melengkungkan bibirnya seolag seolah sedih namun setelahnya tertawa bersama dengan Jimin, dasar anak anak.

Setalah menunggu cukup alma akhirnya pesawat mereka pun siap untuk terbang, Jimin dan Jungkook sangat senang sampai berteriak dan tertawa setelahnya mengundang rasa gemas dari penumpang yang lain, Namjoon hanya bisa geleng geleng kepala dan tersenyum melihat tingkah kedua putranya tersebut, "Putra putramu Seokjin sangat menggemaskan, terima kasih untuk semuanya" ucapan Namjoon yang hanya bisa didengar oleh dirnya sendiri.

Mereka pun menikamati perjalanan yang cukup melelahkan tersebut dengan tidur setelah makan makanan yang telah disiapkan.








Mereka pun menikamati perjalanan yang cukup melelahkan tersebut dengan tidur setelah makan makanan yang telah disiapkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hai, ya ampun aku lama gak nulis. Ada satu chapter yang aku revisi berkali kali dari 2 minggu yang lalu dan belum kelar juga😖 jadi kuganti yang ini aja, enjoy it!!!

*Yang ini tanpa revisi jadi maaf ya kalo ada typo🙁*

Thank you all💜💜

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 08, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

A little longer [Discontinue]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang