Ch. 29 Bertemu Seseorang dari Masa Lalu

4.3K 461 12
                                    

[Kota terluar dari Kerajaan Wai Lang]

Matahari sudah bergerak hampir ke puncaknya. Namun, keliahatannya seseorang sedang tertidur pulas di atas kasurnya sambil menutupi tubuhnya dengan selimut erat-erat.

"Tuan, kalau anda memang tak enak badan seharusnya anda bilang." Keluh Zushi, karena harus dengan terpaksa menangani dua orang lain yang menggila saat melihat wajah tuan mereka memucat, lelah.

Zushi mendekat ke arah Rin dan duduk di ujung tempat tidur. Dia mengulurkan tangannya dan memeriksa suhu badan sang tuan. Dia sedikit menghela napas lega saat tahu kalau panasnya sudah turun.

"Rei...ha." Igau Rin dalam tidurnya.

Mata Zushi menyendu saat mendengar igauan itu. Dia sadar akan posisinya, dan dia sadar bahwa ia tak akan memiliki kesempatan untuk masuk kehati seseorang yang telah memiliki seorang pemilik. Namun, di saat-saat seperti, melihat sang pujaan hati dalam kondisi melemah membuat Zushi sedikit merasa beruntung karena dilahirkan dengan otak yang cerdas, dan mampu belajar sesuatu dengan cepat dan mudah.

'Andai...' "Ah, apa yang aku pikirkan, dia sedang mengandung sekarang." Ujar Zushi sambil mengusak rambutnya. Matanya kembali melirik ke arah Rin, dan sedikit terkejut saat melihat ada air mata yang menetes dari sana.

"Kau pasti akan secepatnya bertemu dengannya, jadi bersabarlah sedikit lagi." Ujar Zushi, menghapus air mati Rin dan membetulkan selimutnya.

Setelah keluar di depan pintu sudah ada dua orang laki-laki bertubuh tinggi tegap dengan wajah yang hampir mirip berdiri denagn wajah cemas.

"Bagaimana keadaannya?" Tanya Zhen, pemimpin dari organisasi hitam itu, dengan wajah yang tampak tak sabar menanti jawaban dari Zushi.

"Apa kau yakin kita tak perlu membawanya ke dokter?" Kini gantian Sui yang bertanya dengan wajah cemas, namun sikapnya masih tenang dan tak panik.

"Tenanglah, panasnya sudah turun. Dan lagi kalau kita membawanya ke dokter, bagaimana cara kita menjelaskan kalau Tuan sedang mengandung?" Baik Zhen maupun Sui terdiam tak bisa menjawab.

Tentu saja, mereka tak akan mungkin bisa menjelaskan bagaimana seorang laki-laki bisa mengandung. Dan yang lebih parah, ada kemungkinan, kalau itu hanya akan membahayakan kondisi sang tuan, bila para dokter itu menggila dan ingin membedah tubuhnya.

Zhen dan Sui bergeleng bersamaan saat pikiran mereka sudah menjadi yang tidak-tidak. Mereka saling menatap sekilas lalu seperti sudah ada perjanjian di antara mereka, mereka secara bersamaan menatap ke arah Zushi dan bertanya pertanyaan yang sama.

"Apa kau tidak akan ikut sakit?" Zushi tempak terkejut dengan pertanyaan itu, namun hanya untuk sebentar karena selanjutnya dia terkekeh pelan.

"Apa ketua dan kak Sui menganggapku masih anak kecil yang gampang sakit?" Zushi menangkringkan tangannya di pinggan dan menatap keduanya dengan tatapan menuntut.

"Bukan..." Zhen mengalihkan pandangannya. "Kami hanya mengkhwatirkanmu." Lanjut Sui dengan nada cemas.

"Kalian tak perlu khawatir tuan sendiri yang mengajar ilmu pengobatan padaku. Sebaiknya sekarang kita makan dan bersiap, kalau kondisi tuan sudah pulih, kita bisa langsung melanjutkan perjalanan ke ibu kota." Ujar Zushi.

Zhen terdiam sebentar melirik ke pemuda yang usianya lebih muda darinya delapan tahun itu, lalu mata beralih pada sang adik kembarannya, yang juga menatap ke arah Zushi dengan tatapan yang sulit diartinya.

"Haah. Sebaiknya aku pergi mencari kereta kuda, agar dia tak terlalu lelah." Zhen menggaruk kepalanya dan menjauh dari keduanya. Dia tahu perasaan Sui pada Zushi, dan sebagai seorang kakak dia tak ingin berebut dengan sang adik.

Bond of Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang