1.

28 0 1
                                    

Hari ini SMA GARUDA menjadi tuan rumah pertandingan basket sejakarta timur. Suara riuh penonton sudah terdengar sampai kedepan gerbang sekolah, banyak murid dari luar sekolah yang ikut meramaikan pertandingan dan mendukung team sekolahnya masing-masing. Tak terkecuali seorang gadis yang terlihat sangat antusias dengan pertandingan kali ini, ditangan nya sudah terlihat sebuah pom-pom dengan warna kuning dia adalah RAYA anggota cheerleaders dari sma garuda.

"Ayo! Ihh lama deh lu, gue mau liat Galih dari sma putra tunggal" serunya sambil terus melangkah dengan lincah penuh semangat.

"Yeh nih anak, bukan dukung tim basket kita dia malah demen sama kapten tim lawan" seru zeze sahabat Raya sedari SD bahkan rumah mereka satu komplek.

"Bodo amat, lagian siapa yang mau dukung tim basket kita kalo kaptennya ajah Aren yang senyum ajah susah banget ihh najong gue" balas Raya dengan jengah.

"Lu tuh ya lama-lama gue sumpel tuh mulut, Aren diem ajah cakep apa lagi dia kaya si Galih lu itu yang suka tepe" bela Zeze membela sang idola.

"Serah lu!" Seru Raya lalu berlari kedalam lapangan basket indor milik sekolahnya.

Saat sudah sampai di pintu masuk sial karena terburu-buru ia tidak sengaja menabrak bahu seseorang, mulut nya bersiap untuk meminta maaf namun dibatalkan saat dia lihat orang itu adalah Aren.

Mata tajam Aren menatap Raya dengan tajam lengkap dengan wajah datar tak terbaca yang membuat sebagian orang mungkin akan langsung menunduk menghindari nya, namun tidak dengan Raya dia justru balas menatap Aren dengan sama tajam nya.

"Apa lu liatin gue kayak gitu!? Gak tau sopan santun amat itu mata he" seru Raya dengan tampang yang di buat seseram mungkin, namun justru malah terlihat lucu.

"Kalo jalan lihat-lihat" jawab Aren dan pergi berlalu begitu saja tidak mempedulikan Raya yang sudah sangat kesal dengan sifat Aren yang menurut nya sangat sok keren kaya karakter di novel.

'sok keren lu, dasar patung!' seru Raya dalam hati.

Zeze yang baru saja masuk bingung melihat teman nya ternyata masih ada di pintu masuk.
"Ngapain lu di sini? Nungguin yah?" Ujarnya seraya merangkul bahu Raya.

"Gue lagi kesel" jawab Raya sambil mencoba menenangkan diri nya dengan menghembuskan napas nya secara berangsur dan pergi meninggalkan Zeze begitu saja masuk ke arena lapangan basket.

'ngapa si tuh anak? Kagak jelas banget tadi seneng sekarang kesel' gerutu nya sambil berjalan mengikuti Raya yang sudah jauh di depan nya.

<....>

"Ayoooo Galih, kamu pasti bisa" teriakan keras itu berasal dari seorang gadis yang terlihat cantik dengan rambut hitam nya yang di ikat kuda.

Sedangkan yang disemangati masih sibuk berselebrasi atas keberhasilan nya mencetak scor. Dan memberi satu kerlingan mata pada Raya.

"Ya elah Ray, ngapain si lu sampe segitunya alay tau" seru Zeze yang merasa muak dengan tingkah laku Galih yang selalu menebar pesona seolah dia yang paling tampan.

"Tapi tadi lu liat gak si galih kaya liat kegue gitu teruss senyum sama gue, yaampunnn gantengnya gak ketolongan" seru Raya dengan wajah bersemu merah.

Melihat itu Zeze hanya bisa memutar bola matanya jengah. Harus nya semua perempuan disini tidak tertarik dengan laki-laki semodel Galih yang sudah jelas sering mempermainkan perasaan perempuan, tapi teman nya ini masihh saja seperti itu respon nya.

Menurutnya Aren jauh lebih tampan selain tampan Aren juga dianugerahi badan yang ideal, otak cerdas dan yang harus di ingat Aren adalah anak tunggal dari pengusaha tambang terbesar di Indonesia.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 02, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang