Kringgg. . . Kringgg . . .
Suara bel pulang sekolah sudah menggema di telinga seluruh murid SMAN Gunadarma.
Semua murid mulai memadati parkiran dan meninggalkan sekolah.
Dibawah derasnya hujan sore ini, rintik airnya terdengar jelas, membasahi parkiran, jalanan, ataupun yang di lalui nya.
Udara begitu dingin, Clara mengenakan Cardigan abu-abu nya. Dia mengeluarkan handphone dari tasnya dan mencari nomor Bagaskara, papanya.
" Hallo Pa, Clara tunggu di halte depan sekolah ya? "
" Maaf nak, Papa tidak bisa jemput, mama juga lagi ada urusan" Balas Papanya dari sebrang sana.
" Yaudah Clara naik taksi aja " Clara sangat kecewa.
Orang tua Clara memang selalu sibuk. Sebenarnya, Clara tak harus ikut orang tuanya pindah ke Jakarta. Karena di bandung dia bisa tinggal bersama nenek dan tantenya. Tapi karena kelam kisah di SMA nya yang dulu, dia terpaksa pindah.
Clara mengembalikan handphone nya. Clara berjalan menuju halte depan sekolah, dengan berpayung tas ransel biru muda nya, dia menerjang derasnya rintik hujan.
Tepat pukul 16.10
Clara sudah 1 jam menunggu. Nyatanya tak ada taksi maupun angkot yang berlalu.
Hujan semakin deras saja, udara yang bertambah dingin semakin menusuk ke tubuh.
Clara juga tak melihat lagi , ada murid dari parkiran, mungkin semua sudah pulang.
Clara bingung harus bagaimana , dia hanya meratapi kebodohannya, kenapa tadi dia tidak menerima tawaran Hana untuk pulang bersama.
" Masa gue mau jalan kaki sih, nanti kalau gue tersesat gimana " Clara menunduk, matanya memanas. Dia sangat takut.
Suara klakson mobil mengagetkan Clara.
" Lo ngapain masih di sini " Ucap lelaki keluar dari mobilnya sambil membawa payung, itu RAGA.
" Gue nunggu taksi "
" Jam segini mana ada taksi lewat "
" Terus gue gimana dong "
" Bareng gue aja" Tawar Raga.
" Ta. . . Tapi emm" Clara sedikit ragu.
" Tenang aja, gue nggak bakalan culik lo" Mendengar ucapan Raga Clara lega.
" Ya. . Yaudah " Dengan payung yang di bawa Raga tadi, mereka menuju ke dalam mobil.
" Rumah lo di mana? "
" Jalan Flamboyan nomor 13 " Raga hanya mengangguk.
Krukkkk. . .
Suara perut Clara memecahkan keheningan di dalam mobil.
Raga tertawa renyah.
" Lo belum makan? " Tanya Raga
" Belum " Clara terkekeh
" Yaudah "
5 menit kemudian
" Lah ini bukan jalan ke rumah gue"
"Katanya belum makan "
" Gue kan bisa makan di rumah "
" RAGA ARSENO, TIDAK MENERIMA PENOLAKAN " Ucap Raga dingin, dan penuh penekanan.
" Iyaudah " Balas Clara jutek
Hujan tak berterus terang, eh Authornya kok bucin! Wkwk.
Hujan sore ini semakin deras saja, Clara dan Raga sudah sampai di Cafe yang cukup terkenal di Ibukota.

KAMU SEDANG MEMBACA
Untuk Clara
Fiksi RemajaClara Ashira Cecilia , murid baru pindahan dari Bandung. Gadis cantik, mungil dan agak sedikit tomboy ini memiliki kisah masa lalu yang kelam . Karena kebetulan ayahnya dipindahkan tugas ke luar kota , akhirnya Clara memutuskan untuk pindah dari se...