"Ugh..."
Luz, Kanon, dan Rahwia menatap layar dengan suntuk. Jam menunjukkan pukul 8 pagi. Mereka baru saja selesai marathon bermain otome game berjudul Eternal Dream. Sebuah Otome game yang illustrasinya dikerjakan oleh Rahwia. Karena itu pulalah mereka akhirnya memutuskan untuk marathon bermain game tersebut. Hitung-hitung ngesupport Rahwia juga.
"Sudah berapa hari kita main ini, Luz?" Tanya Kanon sebelum menguap.
"Entahlah. Aku hanya fokus kepada layar. Rahwia, bagaimana denganmu? Kau tahu sekarang hari keberapa?"
"Karena aku sibuk mencegah kalian melakukan hal bodoh saat bermain game, aku tidak menghitung hari." Rahwia ikutan menguap sambil menggosok kedua matanya. "Lagipula, Ide gila siapa yang membuat kita menyelesaikan semua rute gamenya sekali main?"
Luz langsung menunjuk Kanon sementara Kanon menunjuk Luz.
Rahwia langsung facepalm.
"Pokoknya, hari ini kita keluar dulu. Aku sudah merindukan sinar matahari setelah terkurung di sini bersama kalian." Ujar Rahwia sebelum berdiri dan meregangkan badan.
Luz dan Kanon langsung mengiyakan dan mulai bersiap-siap. Meskipun mereka belum tahu mau kemana, mungkin ke minimarket atau sekedar jalan-jalan saja.
"Uwaaaaa topiku dimana--"
"Haruskah aku memakai jaket?"
"Kanon! Sekali lagi kau menyenggolku, ku pastikan kuku indahmu hancur ditanganku!"
"KAN GAK SENGAJA, RAHWIA. JANGAN HANCURKAN KUKU INDAHKU!" Seru Kanon sambil menjauhkan jemarinya dari Rahwia yang sudah siap dengan gunting kebun. Entah nyolong dari mana, yang jelas hal itu cukup membuat Kanon menjadikan Luz sebagai tameng.
Setelah berlari-larian sejenak di rumah--sebenarnya Kanon lari dikejar Rahwia dan Luz mengejar Rahwia untuk menenangkannya--akhirnya ketiga manusia (absurd) ini berjalan keluar rumah dan akhirnya memutuskan untuk pergi ke fam*ily mart untuk membeli cemilan lagi.
"Aku sudah menanyakan ini sedari dulu, tapi aku akan menanyakannya lagi," Kanon menatap Rahwia, "Aku salah apa sih sama kamu sampai kau menyiksaku sedemikian rupa?"
"Kamu mau tahu kesalahanmu?"
Kanon mengangguk
"Mungkin karena kau hidup." Jawab Luz yang asal ngomong dan disambut tawa Rahwia.
"Luz pintar! Memang itu alasannya!" Ujar Rahwia disela-sela tawanya.
"HIDOII!! KENAPA KALIAN BILANG BEGITU--" Kanon langsung cemberut. Tidak mengerti kenapa teman-teman satu timnya begitu kejam terhadapnya. Kenapa gak sekali-sekali Rahwia yang dibully gitu atau nggak Luz. Masa dia doang sih.
Ketiga orang tersebut mulai menyebrang jalan sambil mengobrol. Baru saja Luz hendak memberitahu sesuatu, ketiga manusia itu mendengar suara klakson dan segera menoleh kearah suara.
Hanya untuk melihat sebuah truk melaju kencang ke arah mereka.
BRAKKK!!
Lalu semua menjadi gelap
o0o0o0o0oo0o0o0o0
Sakit. Hal pertama yang dirasakan Rahwia adalah rasa sakit di kepalanya. Ia bertanya-tanya, apakah dia sudah mati?
"Lihat! Tuan muda terbangun!"
Hah? Apa?
Rahwia membuka matanya dan melihat sesosok perempuan dengan baju pelayan ala era victoria yang tampak begitu senang melihatnya.
"Tuan muda! Apakah tuan muda mengingat saya?!" Rahwia baru saja ingin menjawab 'tidak' saat kepalanya kembali terasa sakit dan ingatan-ingatan mulai meluncur masuk ke dalam kepalanya.Ingatan tentang seorang anak laki-laki berumur 6 tahun bernama Rahwia.
Rahwia memegang kepalanya. Kenapa aku memiliki ingatan ini? Bukankah tadi dia, Kanon, dan Luz tertabrak....
"Luz? Kanon?" Rahwia langsung menatap pelayan tadi. Hei, ini bukan seperti yang Ia pikirkankan? Tidak mungkinkan? Kan? KAN?
"Jika anda mencari Tuan putri Luz dan Nona muda Kanon, Mereka ada di ruangan sebela--TUAN MUDA?!"
Pelayan tersebut langsung menangkap Rahwia yang segera meninggalkan tempat tidur. Ia harus memastikannya, Apa yang sebenarnya terjadi? Apa?! Rahwia baru saja hendak mengambil satu langkah saat Ia menyadari refleksinya di cermin. Bukan seorang wanita yang tercermin.
Melainkan sesosok anak kecil dengan rambut hitam dengan mata coklat yang sangat menawan. Bukan hanya itu, Rahwia kenal betul siapa yang terrefleksi di cermin itu. Itu adalah wajah salah satu rute di otome game Eternal Dream!
'Gak gak gak, gak mungkin. mungkin ini cuma lukisan, ya, mungkin cuma lukisan..' Pikir Rahwia sambil berusaha untuk keluar ruangan meski ditahan oleh pelayan tadi.
"Tuan muda! Anda masih harus beristirahat!"
"Kanon! Luz!" Panggil Rahwia sambil mendorong pintu untuk membukanya. Baru saja Ia hendak memanggil kedua temannya lagi, Ia justru mendapati dirinya melihat seorang anak perempuan dengan rambut hitam sebahu yang sangat manis. Pikirannya langsung terbagi dua. Pikirannya yang satu memberitahu Rahwia bahwa dia adalah salah satu karakter di Eternal Dream, tapi pikirannya yang satu lagi memberitahunya bahwa perempuan ini adalah Kanon.
"R-rahwia?"
"Ka...non?"
Kedua anak itu saling tatap dengan wajah horor saat menyadari nasib mereka sekarang.
"Kyaaaa! Tuan putri jangan lari!"
BRAK!
Rahwia dan Kanon segera menoleh sebelum memasang ekspresi aneh saat melihat sesosok perempuan dengan rambut pirang-coklat sepinggang yang tak kalah manis.
"Lu-Luz..?" Rahwia dan Kanon mengucapkannya bersamaan. Anak itu, Luz, juga menatap aneh kedua anak di depannya. "Rahwia? Kanon?"
Ketiganya memasang ekspresi horor.
"APA YANG SEBENARNYA TERJADI????!!!!!" Jerit ketiga anak itu sebelum kembali pingsan karena shock.
Di dalam pikiran mereka, mereka mengetahui satu hal yang pasti. Entah bagaimana mereka terreinkarnasi (?) ke dunia otome game.
TBC
YAHOOOO!! Di sini Tinta! Tinta kembali dengan cerita fanfiction Royal Scandal! Kenapa aku buat cerita ini? Soalnya FF dimana karakter utamanya Luz masih dikit :(
Apalagi kalau FF soal Royal Scandal :""(((
Lalu, jadilah FF ini~ Iseng-iseng nyiksa tim Royal Scandal berhubung Albumnya meluncur hehehehehe
Okkie! Adakah yang mau memberikan vote dan berkomentar? UwU)/
InKONEKO69
KAMU SEDANG MEMBACA
I Reincarnated as Villainess and now I have to Survive!
FanficLuz, Rahwia, dan Kanon69 tereinkarnasi ke Isekai! Masalahnya? Gender mereka tertukar! Luz dan Kanon69 menjadi perempuan, sementara Rahwia menjadi laki-laki. Selain itu, mereka terreinkarnasi ke dunia otome game terkenal berjudul Eternal dream! Masal...