01 | Sekolah baru

28 3 0
                                    

PAGI ini cuaca tampak mendung, matahari enggan sekali menampakkan cahayanya. Walaupun demikian, semua orang-orang tetap melakukan aktivitas nya, menyaksikan ribuan kendaraan yang berada didepan, belakang, kanan ataupun di sebelah kiri, itulah Jakarta.

Qwinza menatap satu persatu rintikan hujan dari balik jendela mobil. Sesekali ia menghitung rintikan hujan yang melekat di jendela mobilnya, memang tidak ada kerjaan. Ia berharap hujan tidak turun dengan deras, karena ia lupa membawa payung.

Sebenarnya, Qwinza pindahan dari Bandung. Ia sekolah di Jakarta karena papanya yang pindah dinas mau tak mau Qwinza juga ikut pindah, dan hari ini awal dari pertama sekolah, tetapi sang fajar tidak ikut menyambut kehadirannya.

"Non iza, sudah sampai di sekolahnya non." Seru pak Vian, supir pribadi Qwinza yang menoleh kebelakang- tempat Qwinza duduk.

"Iya, makasih ya pak." Ucapnya seraya tersenyum.

Qwinza segera turun dari mobilnya, SMA Lucifer yang berarti bintang yaitu 'pembawa cahaya', tulisan yang terukir indah pada dinding gedung tersebut. Lalu Qwinza berjalan masuk dan menyapa satpam yang sedang berdiri di dekat pagar sekolah.

"Hmm... Pak numpang tanya, kantor kepala sekolah dimana ya, pak?" Ucap Qwinza sambil menggaruk tengkuknya.

"Nanti lurus aja neng, pas di perempatan belok kiri." Serunya tersenyum.

"Ngomong-ngomong, neng nya anak baru ya?" Tambahnya.

Qwinza menoleh, lalu menjawab "Ah iya, saya pindahan dari Bandung."

"Kalau gitu saya duluan, pak." Pak satpam hanya mengangguk seraya tersenyum.

Qwinza pun mengikuti arahan pak satpam agar sampai kekantor kepala sekolah, sesekali ia melihat karya-karya di dinding Mading.

Setelah 10 menit berjalan, akhirnya Qwinza sampai didepan ruangan kepala sekolah. Lalu Qwinza melangkah masuk kedalam ruangan itu.

"Hmm... Buk permisi, saya Anak pindahan dari Bandung, saya mau nanya dimana kelas saya buk." Ujar Qwinza menatap guru yang sedang duduk sambil mengerjakan beberapa tugas di laptopnya, ya dia kepala sekolah di SMA Lucifer namanya buk Anka.

"Ah, kamu sudah datang, nama kamu Qwinza bukan?" Tanya buk Anka sambil mengalihkan pandangannya kepada Qwinza.

"Iya, saya Qwinza buk." Jawab Qwinza sedikit canggung.

"Oh iya sebelum masuk ke kelas IPS IV, kamu harus isi formulir ini untuk diberikan kepada pusat." Ucap buk Anka sambil menyodorkan sehelai kertas dengan bolpoin.

5 menit pun berlalu, Qwinza sudah mengisi formulir itu, lalu memberikannya kepada buk Anka.

"Sekarang kamu ikuti saya, biar saya tunjukkan dimana kelas kamu." Ucap buk Anka seraya berdiri dari kursi miliknya.

Lalu mereka berjalan keluar ruangan itu, tidak lupa Qwinza yang mengekor dibelakang buk Anka sambil celingukan melihat murid-murid sekitar.

Lalu buk Anka berhenti mendadak sampai-sampai dahi Qwinza  terbentur bahu buk Anka, karena dia tidak memperhatikan jalan didepan. Qwinza mengelus dahi seraya melihat apa yang terjadi didepan buk Anka.

"Hei Liga!, Cepat bersihkan tong sampahnya! Ada-ada saja kerjaan kamu lihat berantakan, kamu juga Teja, Yeki kamu bersihkan, sekarang!" Perintah buk Anka, sambil melipat kedua tangannya, sepertinya ketiga cowok ini sering buat ulah, kenapa? Bagaimana tidak, guru kepala sekolah pun sudah hafal nama-nama mereka.

'Sepertinya Sekolah Ini Menyenangkan' batin Qwinza sambil menatap ketiga cowok itu.

"Eh, ngomeng-ngemeng buk yang dibelakang ibuk itu siapa sih, cantik pisan?" Seru Teja sambil mengangkat kedua alisnya.

RegnetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang