Chapter 1 : Revenge

22.1K 537 87
                                    

Seperti malam minggu lainnya, Sanctuary – sebuah club exclusive di daerah Tokyo – sudah dibanjiri tamu. Yang datang bukan orang sembarangan melainkan sekelas konglomerat yang biasa muncul di media massa dan televisi. Mereka pun tidak datang sendirian melainkan disertai beberapa pengawal pribadi. Beberapa di antara mereka membawa wanita sendiri yang penampilannya tak kalah cantik dan keren dari bintang film papan atas.

"Tamu penting sudah datang."

Bisikan serak di telingaku membuatku terlonjak kaget. Sialan! Kenapa sih si tua danzo senang sekali mengagetkanku. Padahal aku juga sudah melihat seorang pria berwajah angkuh yang baru saja memasuki ruang VIP. Uchiha Sasuke namanya. Konglomerat berusia tiga puluh dua tahun yang memiliki bisnis tidak terhitung jumlahnya, mulai dari pabrik kondom, garmen, properti sampai tambang batu bara dan berlian. Uchiha-sama – begitu ia biasa disebut – dikenal sebagai konglomerat berdarah dingin. Ia melibas pesaing tanpa ampun dan menghajar semua pihak yang dianggap menghalangi geraknya.

Delapan pengawal berambut cepak dan bertubuh kekar selalu mengelilingi Sasuke. Selain itu ada pula seorang lelaki yang selalu mengikuti persis di belakangnya, namanya Uchiha Sai. Wajah keduanya mirip karena memang bersaudara, tapi aura yang memancar dari keduanya bertolak belakang. Bila Sasuke tampak dingin dan berkarisma maka Sai terlihat konyol dan tolol. Cengiran konyol tak lepas dari bibirnya membuatnya terlihat seperti orang terbelakang.

"Kasihan pelacur-pelacur itu," desah Danzo sambil menggeleng prihatin saat melihat Sai menggandeng dua wanta cantik berkulit putih dengan rambut lurus berwarna karamel. "Mereka tidak akan bisa pulang ke Red District dengan utuh kalau sudah dipegang orang sadomasokis seperti Sai itu."

Apa? Orang konyol itu sadomasokis? Aku tidak sempat ternganga lama-lama karena kulihat empat pelacur koleksi premium Sanctuary segera mengerumuni Sasuke. Aksi keempat bidadari itu sedikit terhalang oleh ketatnya penjagaan yang memagari Sasuke, tapi tidak lama kemudian tangan Sasuke menunjuk salah satu pelacur dengan gaya angkuh. Tanpa sadar aku mengernyitkan kening saat memikirkan bagaimana cara aku bisa mendekati bajingan sombong itu. Waktu yang kumiliki tidak banyak. Selama hampir sebulan di sini baru kali ini kulihat Sasuke sedangkan aku tidak tahan berada dalam tempat keparat ini lebih lama lagi.

Tubuhku berjengit saat tangan Danzo menggerayangi punggungku. Kontan aku beringsut menjauh, tapi jari-jari kurusnya yang dililit cincin bermata berlian mencekal lenganku dengan kuat hingga aku meringis menahan sakit.

"Apa aku menggajimu hanya untuk menonton?"

Desisannya terasa panas di telingaku disusul jilatan menjijikkan di daun telingaku. Aku bergidik sekaligus menggeleng seraya berusaha melepaskan diri, tapi pemilik Sanctuary ini malah menarikku dengan kasar hingga hidung kami hampir beradu.

"Kau sudah sembuh dari diare dan harusnya hari ini kau sudah tidak dalam periodemu lagi. Sudah seminggu lebih kan? Aku tidak puas cuma kau kocok dan blowjob. Aku mau merasakan vaginamu malam ini juga."

Saat itu juga aku ingin muntah, persisnya memuntahi muka si babi mesum ini. Aku benci sekali bila harus diingatkan pada kewajiban mengoral penis pemilik Sanctuary ini tiap malam. Dia memang selalu mencobai tubuh semua karyawannya dan selama ini aku menghindar dengan berbagai alasan. Cukup sudah penis berkerut itu menjadi penis pertama yang memasuki mulutku, tapi tidak untuk liang vaginaku apalagi rektumku.

Untung saja saat itu salah seorang bodyguard Sasuke melambaikan tangan memanggil waitress untuk memesan minuman dan kebetulan aku yang berdiri paling dekat dengan meja mereka. Tanpa banyak kata Danzo melepaskan lenganku, tapi tangannya masih sempat meremas pantatku dengan gemas. Darahku mendidih. Aku langsung nekat menjalankan rencanaku meski nyawaku menjadi taruhannya. Lebih baik mati daripada harus ditiduri babi mesum brengsek itu. Aku tahu, seharusnya aku berpikir panjang supaya tidak menyesal nantinya. Aku masih muda, baru 20 tahun. Masih banyak hal yang bisa kunikmati dalam hidup daripada mati konyol, tapi aku sudah mantap dengan pilihanku.

Tidur Dengan Musuh (Remake) ( SasuNaru Yaoi ) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang