Chapter 2 : What a Nightmare

11.4K 403 17
                                    

Dan untuk reader yang kesulitan, bisa diimajinasikan saja Naruto itu pemuda bertubuh sedang tidak kurus tidak juga gemuk, berumur 20 tahun dengan tinggi 169 cm berambut pirang lembut berantakan, bermata biru dan bertubuh putih. Naruto disini tanpa kumis kucing dipipi ya. Pantat montok sekal dan dada agak berisi karena naruto dulu gemuk sedangkan Sasuke disini pria berumur 31 tahun, berambut raven klimis disisir kebelakang tinggi 186 cm, berkulit putih pucat dengan tubuh kekar eight pack.

.

.
Aku seperti binatang peliharaan, diberi makan dan minum secara teratur dalam porsi cukup (biasanya Jugoo yang mengantar makananku) agar bisa melayani nafsu seks Sasuke yang overdosis. Setiap hari pria berambut raven itu akan mengunjungiku kapan saja dia mau. Kadang sekali, kadang bisa sampai tiga kali. Kadang di kamar mandi saat aku mandi pagi, kadang tengah malam saat dia pulang dalam keadaan berbau alkohol dan kadang pagi-pagi buta di saat aku belum benar-benar sadar seperti yang terjadi sekarang.

Aku terbangun karena mendadak ada yang menekan dan menerobos vaginaku dengan paksa. Aku berteriak kaget tapi teriakanku tertahan karena dia memagut bibirku dengan lapar. Ditindih dan dipeluknya tubuhku dengan erat hingga aku tidak bisa bernapas lega.

"Ahhnn… aanhh… aahhkk…"

Hanya desahan tertahan yang keluar dari mulutku seiring genjotannya yang semakin cepat. Aku menggeliat mencoba melepaskan diri. Kedua tanganku mendorong tubuhnya menjauh, mencakar wajahnya, tapi kukuku sudah dipotong rapi entah kapan – mungkin saat aku tertidur. Kujambak rambutnya, kupukul wajahnya, tapi dia bergeming dan malah menggerayangi serta meremas tubuhku yang telanjang dengan gemas sembari menjilati wajah dan menggigiti daun telingaku.

Duk! Duk! Saking serunya menggenjot, tubuhku bergeser sampai-sampai kepalaku menumbuk headboard ranjang, tapi Sasuke tidak menghentikan genjotannya. Percuma aku meneriakkan kata 'Hentikan! Sudah! Sakit!" karena hal itu akan membuatnya semakin bernafsu menggeluti tubuhku. Jadi terpaksa aku menelengkan kepalaku hingga leherku sakit.

Selangkanganku perih karena aku tidak pernah menerima rangsangan yang membuat cairan vaginaku keluar. Dia juga tidak pernah melumasi kondomnya. Aku belum pernah merasakan nikmatnya orgasme. Yang kurasakan hanyalah sakit yang semakin membuat dendamku membara sekaligus membuatku frustasi. Bagaimana caranya aku bisa membunuh jahanam ini?

Aku sudah pernah menyerangnya dengan garpu, mencoba memukul kepalanya dengan gelas kaca dan menusuk penisnya dengan tusuk gigi, tapi semuanya gagal. Reaksinya yang cekatan membuat berbagai seranganku tumpul dan berbalik menjadi senjata makan tuan. Dia membalas semua seranganku dengan menyetubuhiku dengan paksa. Bila aku meludahinya, dia membalasnya dengan menyemburkan air maninya ke wajahku. Tapi tidak sekalipun dia memukul atau menamparku. Dia hanya suka mencengkeram, menggencet atau menjambak rambutku, dan itu pun dilakukannya dengan setengah tenaganya. Dia senang mempermainkanku. Bila aku marah dan berontak, nafsu seksnya akan berlipat ganda.

Yang paling kubenci adalah kondom yang dipakainya. Ada yang ujung kondomnya berbentuk tanduk kecil, ada yang berbenjol disetiap sisinya dan ada yang bervibrasi sehingga membuatku terlonjak-lonjak liar sambil meringis menahan geli tiap kali ujung penisnya yang bergetar kuat menekan mulut rahimku. Yang sekarang dipakainya berbentuk mirip jamur, ujungnya membulat besar seperti hidung palsu badut yang merah sehingga membuat liang vaginaku mengembang. Tapi saat dia menarik penisnya, daging liang vaginaku seperti ikut tertarik keluar. Sakit sekali. Untuk mengurangi rasa sakit tanganku mencengkeram seprai hingga robek. Lalu aku mencari-cari benda lain untuk kucengkeram. Yang kudapat lengan dan punggungnya.

"Aahhkk! Hhehk!"

Sasuke mengerang dan mendesis saat kukuku yang pendek menembus kulit lengan dan punggungnya. Kali ini aku salah besar. Perbuatanku memicu nafsunya makin menggila. Digenjotnya penisnya lebih kuat dengan kecepatan penuh. Vaginaku seperti ingin sobek rasanya.

Tidur Dengan Musuh (Remake) ( SasuNaru Yaoi ) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang