Berawal dari sebuah pertemuan yang mempertemukan persahabatan di mana persahabatan itu menumbuhkan rasa persaudaraan yang tinggi tanpa memandang harta dan juga benda yang dimilikinya.
Cerita kehidupan persahabatan pun dimulai ketika pergantian semester baru dan juga penerimaan peserta didik baru disebuah sekolah tingkat SMK yang menerima peserta didik baru dengan jumlah siswanya kurang lebih 500 siswa.
ketika MOS tiba, hari pertama pun datang pembagian kelompok pun dimulai setiap kelompok terdiri atas 6 anak aku berada dikelompok 7 dengan anggota yang bernama Mawar, Caline, Radit, Gilang, dan juga Pras.
Sungguh hari pertama bagiku berat karna aku hanya akrab dengan yanti dan juga Radit, terkadang pun komunikasi dengan anggota lain kelompok masih kurang. Akhirnya aku mengawali pembicaraan.
"Hay, namamu siapa?" Sambilku jabatkan tanganku kepada Caline. "hmm iya namaku Caline," dengan muka agak tidak suka.
Hari kedua pun tiba. Kami duduk dengan anggota kelompok lainnya paling depan disela-sela sibuknya membuat yel-yel aku pun bertukar cerita dengan Mawar.
"Eh War, kok si Caline agak judes ya." bisik ku pada Mawar. "Eh iya ya Nin kok dia gitu, padahal kan kita udah berusaha buat sapa dia." sambil pegang pundakku.
Radit pun menyeletuk, "mungkin karna dia blm kenal dekat sama kita makannya dia bersikap begitu."
Aku pun melanjutkannya. "Mungkin yang kamu bilang itu benar, Dit."
"Hay kenalin namaku Pras." sambil menjulurkan tangan dengan maksud berkenalan, aku pun balik menyapanya. "Salam kenal namaku Hanin."
***Di hari ketiga di mana MOS akan diakhiri, di hari ketiga ini semua siswa akan didampingin mengelilingi setiap sudut sekolah, "Nin!" Panggil Radit kepadaku.
"Iya Dit, ada apa?" Aku membalikkan badan ke arah Radit. "Aku liatin dari kemarin kok kamu malu-malu si sama Gilang."
"Ah apa si Dit, kamu tu ngada-ngada aja itu perasaanmu mungkin." muka ku pun langsung berubah merah jambu.
"Kalau nggak ada kok kamu kemarin nggak jabat tangan si sama Gilang?"
Pikirku panjang "hahahaha, kenalan nggak harus jabat tangan juga kalik. Lihat ya nanti."
"Okay, tunjukkin Nin kalau kamu emang nggak bersipu malu-malu sama si Gilang hahaha".
Bel tanda pulang sekolah pun telah terdengar sedari tadi, Hanin masih saja terpaku di gerbang sekolah menatap beberapa siswa yang telah berlalu lalang meninggalkan sekolahan itu. "Sepi sekali sore ini," gumam Hanin saat dirinya memberanikan diri memasuki area sekolahan lagi.
"Di koridor pun tak ada orang." Langkahnya semakin cepat menuju sebuah ruangan yang belum terkunci oleh penjaga sekolah.
Ruangan itu berisi rak-rak yang di dalamnya tertata rapi buku-buku pelajaran, buku fiksi dan non fiksi, hingga sebuah komik kuno yang sangat menajubkan pun berada di salah satu rak di ruangan itu. Sebut saja ruangan itu adalah perpustakan tempat di mana buku-buku tersimpan dan terkoleksi serta terawat.
Klek!
"Suara apa itu?" Teriak seseorang di koridor.
"Haduh bunyi lagi, pasti ketahuan pak Kantip." Decak Hanin yang sudah masuk ke dalam perpustakaan itu. "Semoga saja pak Kantip tidak melihat ku."
"Halo masih ada orang?" Ujar penjaga sekolahan yang sudah siap mengunci pintu perpustakaan.
"Tu ... tunggu, Pak!" Hanin pun seakan terlihat habis tidur dan berlari menarik pintu.
"Lho non siapa?" Tanya pak Kantip kebingungan.
"Sa ... saya murid baru pak, maaf tadi ketiduran di perpustakaan," balas Hanin dengan penuh pencitraannya agar tidak di ketahui keinginannya untuk mengambil komik kuno itu.
"Ya sudah non lain kali kalau baca-baca ingat waktu jangan sampai ketiduran!" Nasehat pak Kantip.
"I ... iy ... iya pak, kalau begitu saya permisi dulu pak." Beranjak pergi meninggalkan pak Kantip seorang diri di depan pintu perpustakaan.
"Iya non hati-hati." Menutup pintu itu serta menguncinya. "Aneh-aneh saja."
Sebuah pencitraan jika tidak tertutup rapat pun akan ketahuan seiring berjalannya waktu.
-------------------------------------------------------------
Jangan lupa yaa nantikan kelanjutan ceritanya🤗mungkin karna aku baru belajar juga ni baut ceritanya tapi jangan bosan untuk terus melanjutkan membaca setiap karyaku🙏makasih buat yg udah "STAY READ" karyaku🙏🤗😇
YOU ARE READING
friendship
Teen Fictionpersahabatan yang didasari oleh janji tanpa harus diingkari. Jangan pernah tinggalkan sahabat ketika ia susah setidaknya cobalah untuk hibur dia dan tumbuhkan lah semangat dia lagi agar bisa hidup dalam kasih sayang seorang teman melebihi sahabat. R...