Menunggunya

85 22 7
                                    

Ingat jangan terlalu berharap
Apa lagi hingga menimbulkan
Penantian yang amat membosankan.

🌱

Setelah bel pulang sekolah akhirnya pun Hanin menuruti omongan Aldo. Iapun bergegas pergi menuju kelas 10A.

"Hay Nin, ngapain kamu di sini? Kok nggak langsung pulang?" Kebetulan Mawar melintas di depan Hanin.

"Ah kamu, Ma--" suaranya terjeda sebentar sebelum ia melanjutkannya lagi.

"Gak papa kok aku cuma pengen cari udara sore di sini,"

'Apa aku tanya Mawar saja ya soal Aldo?' batin Hanin. "Ah sudahlah lupakan saja," gumam gadis itu pelan.

"Ya udah pulang bareng aku aja gimana?" Tawaran dari Mawar.

"Maaf nggak usah nanti ngerepotin kamu," jawab Hanin dengan agak gugup serta berfikit dua kali saat itu. Berfikir jika Aldo tak datang menemuinya ia akan sendirian di sana, namun jika dia pulang bersama Mawar, nasip Aldo gimana?

"Oh ya udah aku duluan ya," pamitnya.

"Okay, hati-hati di jalan." Hanin melambaikan tangannya kepada Mawar yang sudah berlalu.

"Kenapa lama sekali ya Aldo, kok belum datang juga ni," umpatnya kesal karena kurang lebih 30 menit Hanin menunggu kedatangan Aldo yang belum kunjung memperlihatkan batang hidungnya.

Akhirnya setelah menunggu lama kini Aldo datang dari Arah kelasnya menuju di mana Hanin berada. "Sudah lama kah kau di sini?" Aldo mengawali pembicaraan.

"Oh tentu, kau dari mana saja ha?" balas Hanin dengan nada yang sedikit meninggu.

"WOW, santai aja kalik. Ni buat kamu pasti sukakan?" sambil menyodorkan setangkai mawar berselimutkan pembungkus yang rapi.

"Eeh apa ini maksudnya?" baru saja bertemu, baru saja kemarin berkenalan di chatting, kenapa tiba-tiba Aldo memberi mawar pada Hanin? Wah tampang-tampang buaya darat sudah diperlihatkan nih.

Mungkin asing bagi seorang Hanin laki-laki yang baru saja ia kenal tiba-tiba sudah seperti kenal lama dan memberinya sesuatu, padahal bagi Aldo itu hal wajar. Ia bahkan sering melakukannya untuk perempuan manapun yang ia kenal.

"Gue enggak ada maksud apa-apa," Aldo mulai mendekatkan dirinya untuk duduk di samping Hanin.

"Ya aneh aja tiba-tiba kamu kasih aku ni mawar," menggoyang-goyangkan setangkai mawar yang kini sudah berada di tangannya.

"Nggak suka?" tatapan Aldo kini berubah menjadi tatapan heran, biasanya perempuan manapun yang ia beri mawar walau hanya setangkai pasti diterimanya dengan senyuman lebar. Kali ini berbeda dengan Hanin yang merasa aneh dengan tingkah Aldo.

"Ya suka si tapi ... Btw makasih ya udah repot-repot,"

"Okay, oh iya gue mau tanya sesuatu boleh gak?" tatapan Aldo kini berubah menjadi senyuman tipis di wajahnya.

"Ya, mau tanya apa?" Hanin menunduk sebentar melihat jam tangannya.

"Lo itu cewek aneh yang gue temui saat ini, eh tapi lo udah punya pacar belum?" serasa ingin mencubit pipi Hanin karena tatapannya sedari tadi membuat Aldo tersenyum terus.

"Pertanyaan yang sama dengan yang ditanyakan lewat chat," jawabnya datar.

"Udah punya pacar belum si? Gue penasaran ama jawaban lo," selang beberapa detik terdiam tak ada jawaban kini Aldo mulai bosan ditambah lagi hari sudah mulai sore.

"Dah ya aku mau pulang ni takut hujan." Hanin beranjak dari tempat duduknya perlahan melangkahkan kakinya menjauh dari hadapan Aldo.

"Mau ku antar?" Aldopun berdiri dan mengulurkan tangannya.

"Tak usah nanti merepotkan," serasa tak ingin menolaknya tapi Hanin ingat Aldo adalah laki-laki yang baru saja ia kenal.

"Ya sudah, kalau memang tidak mau. Akupun tak memaksa," belum ada jawaban dari gadis itu tangan Aldo tak turun dari ulurannya tadi namun pungung Hanin pun sudah mulai lenyap. Bahkan Hanin tak mengatakan sepatah kata untuk mengakhiri percakapan itu.

H

eningnya suasana malam dengan guyuran hujan yang kini membasahi sekeliling kompleks perumahan yang Aldo tempati.

Dirinya kini menikmati suasana malam dengan ditemani secangkir kopi dan memo yang sedari tadi ia buka-buka halaman demi halaman, entah sesuatu apa yang mendorongnya untuk merenung sendirian dibalkon kamarnya.

Ponsel milik Aldo berdering sedari tadi namum dirinya tak menyadari itu, karena ponselnya berada jauh di atas kasur tempat tidurnya.

Entah dengan apa harus aku ceritakan tentang dirimu
Kau berbeda dengan yang lain
Kau tunjukkan sifat itu kepadaku

Tatapanmu membuat diri ini berguncang
Senyumanmu bagai candu
Kau gadis yang rupawan
Tak salah kah bila aku mengagumimu?
Perlahan kau membuatku gila

Selamat malam gadis pujaan :)

Begitulah Aldo mulai menulis sebuah puisi yang mengambarkan suasana hatinya kini, senyuman tipis itu mengembang diwajah Aldo.

Baru ia sadari bahwa malam mulai larut ketika ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling kompleks beberapa lampu mulai padam dan kini tinggal lampu di kamarnyalah yang belum padam.

Aldo mulai beranjak dari duduknya menyeruput secangkir kopi yang mulai dingin lalu perlahan mengerakkan kakinya menuju kasur untuk mengambil ponselnya.

Ia meraih ponselnya dan mulai menggerakkan jari jemarinya untuk membuka kunci layar ponselnya. Terdapat notifikasi 3 panggilan tak terjawab dan chat dari seseorang.

"Tumben bokap telepon gue?" pikir Aldo yang keheranan dengan notifikasi 3 panggilan dari papanya, karena jarang sekali Aldo ditelepon atau menelepon papanya.

"Atau bokap kangen gue? Mana pernah." tangannya menggapai lampu yang berada di meja sebelah tempat tidurnya untuk dimatikan.

"Udah lah tidur aja. Barang kali gue bisa mimpiin tu anak, haha,"  Aldo mulai halu seakan-akan mimpi tidurnya dihadiri oleh sang pujaan hati.

Bayangan mimpi Aldo

Uhuhu yang sering janjian setelah pulang sekolah adakah? Cie giamana tu kalau ketahuan guru? Malu-malu gimanakan eheeh

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Uhuhu yang sering janjian setelah pulang sekolah adakah?
Cie giamana tu kalau ketahuan guru? Malu-malu gimanakan eheeh

Ada yang mau disampaikan gak buat part ini?
Buat aku ada gak guys?😁


See you next time, guys✋

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 07, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

friendshipWhere stories live. Discover now