1. Dijodohkan?!

1.5K 54 2
                                    

IMAM PILIHAN ALLAH

°°°°°°°°°°


Happy Reading🔥

****

"APA ...! DIJODOHKAN ...?! " Remaja bertubuh jangkung itu memekik kaget dan tiba-tiba bangkit dari kursinya karena terlalu syok dengan penuturan orang tuanya barusan yang akan menjodohkan dirinya dengan anak sahabat lama Papanya. Bahkan tanpa di sadarinya barusan remaja itu sudah mengeraskan suaranya di depan kedua orangtuanya.

"Maaf ... Ma, Pa. Kahfi nggak bermaksud naikkan nada bicara. Tapi, Pa, sekarang kita bukan lagi hidup di zamannya Siti Nurbaya. Jadi seharusnya nggak akan ada lagi yang namanya perjodohan-perjodohan konyol kayak gini."

Rania yang mendengar putra sulungnya berbicara dengan menaikkan oktaf suaranya, sempat terkejut, karena selama delapan belas tahun anak sulungnya itu hidup, tak pernah sekalipun ia menaikkan nada bicaranya jika sedang berbicara dengan dirinya ataupun suaminya.

Remaja yang tengah di bicarakan barusan adalah Kahfi. Al-Kahfi Danuarza, laki-laki berkulit putih dengan tubuh jangkung dan wajah sensualnya yang perfect. Saat ini Kahfi berusia tujuh belas tahun sembilan bulan, dan saat ini remaja bertubuh jangkung itu masih menempuh pendidikan di SMA AKSARA JAYA.

Entah mimpi apa Kahfi semalam, tidak ada angin, tidak ada hujan, hari ini tiba-tiba saja setelah menyelesaikan makan malam, kedua orangtuanya—Rania dan Adit—itu mengutarakan niatnya yang akan menjodohkan dirinya dengan anak sahabat lama Papanya dengan alasan untuk memenuhi nadzar yang dulu pernah di ucapkan oleh Eyangnya dan sahabat Eyangnya itu di masa lalu, yang lebih mengejutkannya lagi, perempuan bernama Afifa Pranata yang akan di jodohkan dengan dirinya itu sama-sama masih duduk di bangku SMA sepertinya. Dan pernikahan itu akan di langsungkan di tiga hari yang akan datang, tepat di hari sabtu.

Dua detik setelahnya, Kahfi tiba-tiba menerbitkan senyum miringnya. "Mama sama Papa pasti bercanda, 'kan? Mana ada perjodohan di zaman yang udah serba modern ini, dan mana mungkin Kahfi terlibat dalam perjodohan konyol kayak gini. Lagian kalau benar, Kahfi juga nggak akan mau nerima perjodohan ini." Katanya ketus. Tcih! Dasar Kahfi!

"Apa Kahfi ada lihat ekspresi bercanda dari wajah Mama ataupun Papa, Nak?" tanya Rania sembari menatap Kahfi dengan wajah tenangnya, yang pada akhirnya membuat Kahfi terdiam, tanpa mengucapkan sepatah katapun.

"Papa sama Mama serius, Fi. Perjodohan ini, bukan perjodohan konyol seperti yang kamu ucapkan, ini semua berhubungan dengan nadzar yang harus di wujudkan, salah satu nadzar Eyang Danu yang harus di wujudkan," kata Adit yang membuat remaja berusia tujuh belas tahun itu menatapnya.

"Mama sama Papa tau, 'kan, kalau Kahfi paling nggak suka sama yang namanya di paksa. Jadi Mama sama Papa jangan banyak berharap kalau Kahfi mau menerima perjodohan ini."

"Dan Papa rasa Kahfi juga tau, kalau Papa udah ambil keputusan nggak akan ada seorangpun yang bisa mengganggu gugat, sekalipun itu Mama. Dan Kahfi perlu ingat, kalau tadi Papa cuma mau menyampaikan kalau Papa udah jodohin kamu sama anak sahabat lama Papa," kata Adit yang membuat anak sulungnya tak berkutik.

"Pa ...."

"Tadi Papa juga nggak ada minta pendapat atau persetujuan dari kamu,' kan? Bukannya itu artinya cukup jelas? Papa nggak ngasih kamu pilihan untuk menolak perjodohan ini? Karena kalaupun ada pilihan, pilihannya cuma dua antara iya dan iya."

Kahfi tiba-tiba menerbitkan smirknya. "Ya. Kahfi tahu itu. Dari dulu Papa emang maunya menang sendiri. Papa nggak pernah dengerin pendapat Kahfi. Papa yang atur semua kehidupan Kahfi. Bahkan di saat Kahfi udah bisa ambil keputusan, Kahfi nggak berhak ambil keputusan itu. Ah, Kahfi lupa, kalau Kahfi ini cuma robot yang semua kegiatannya udah di setting di rumah ini."

Imam Pilihan AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang