2

128 3 0
                                    

Tok...tok....tok...
"Ryada bangun, kita udah telat nih. Ryadaaa."ujarnya mengetok ngetok pintu kostan ku. Sontak aku terkejut, aku pun memutuskan untuk melihat jam di hp ku, dan benar saja jam hampir menunjukkan pukul 7, aku pun langsung bergegas pergi mandi.

Ketika aku sudah mengunci pintu kostan ku, tiba-tiba LALA langsung menarik tanganku. "Ayo cepetan kita udah gak ada waktu lagi, buat nyantai-nyantai"ujarnya sambil terus menarik tanganku.

"Iya-iya, udah gak usah ditarik-tarik juga, aku bisa lari cepet kok"ucapku sembari terus berlari. Untung saja jarak ke sekolah gak jauh, jadi pas nyampe sana masih belum telat.

Pas nyampe dalem kelas tiba-tiba ada suara yang menghina kami berdua. "Eh pasangan homo udah dateng, semalem abis ngapain sampe-sampe dateng kesiangan."seru seorang laki-laki yang ada di pojok kelas.

Dia adalah Gilang risky, dia emang gak suka sama kita berdua. Kami pun tidak menghiraukan perkataan nya, kami pun langsung duduk di kursi kami masing-masing. Tidak lama kemudian, guru mata pelajaran pun memasuki kelas.

Saat jam istirahat, LALA mengajakku ke kantin. 'Ryada kita ke kantin yuk, nti aku teraktir deh."pintanya. Aku pun menerima dengan senang hati, apalagi kalo ditraktir lebih senang hati lagi.

Ketika kami sedang asik makan, tiba-tiba si Gilang Risky dateng mengganggu acara makan kami. "Heh banci, mendingan lu pergi dari sini aja, jijik gua ngeliat lu disini. Bikin nafsu makan ilang aja."bentaknya.

Ketika aku mendengar kata-kata Gilang Risky tersebut kuping ku pun tiba-tiba menjadi panas. Aku pun langsung menyiram Gilang Risky dengan air kopi yang masih panas yang sudah dibelikan oleh Lala. "Eh maaf, gua sengaja numpahin nya."ucapku sembari menyiram kopi ku.

"APA MAKSUD LO HAH, GK SUKA!!!"ujar Gilang Risky. Gilang Risky pun berusaha menonjok ku namun tidak pernah kena. "Aduh gak kena-kena ya. Sini lah gua ajarin cara ninju yang bener"ujar ku.

Aku pun langsung meninju hidung Gilang Risky. Ia pun kesakitan sambil memegang hidung nya yang mengeluarkan darah. "ANJ**G BAN***T LO YA"ucapnya. Ia pun meninju ku lagi, akan tetapi tinjuan nya meleset lagi.

"Kok meleset lagi, kan udah diajarin. Masih belom paham juga ya, sini lah gua ajarin lagi"
Aku pun langsung meninju matanya, ia pun merintih kesakitan. Tidak sampai disitu saja, aku pun meninju perutnya dan menyikut punggung nya. Ia pun langsung tersungkur ke tanah.

"Loh kok udah K.O duluan, makanya kalo masih belum kuat jangan sok-sok an kuat. Karena lu gak tau orang di depan lu itu kuat atau lemah."

Lala hanya bisa melihat dengan tatapan rasa takut. "Kalo kalian ada yang berani ngerjain atau mukul si Lanang akan berurusan dengan gw. La kamu gak kenap-napa kan?"ujarku kepada para siswa yang ada di kantin tersebut seraya mendekati Lala.

"Udah Ryada, Lala gak apa-apa kok"pinta Lala. "Kita harus ngelawan La, kita jangan mau direndahin sama orang lain. Kita itu sama-sama makan nasi dan sama-sama tinggal di bumi."ujarku pada Lala.

"Hiks...hiks...hiks...Makasih ya Ryada udah mau ngebela Lala."seru Lala sembari membersihka  noda darah yang ada di tanganku. "Udah,diem La."pintaku dengan nada sedikit marah. Aku pun memutuskan untuk mengelap air matanya.

"Huaaaa Huaaaa." Oalah asoo ni anak malah nambah kuat nagis nya. Akhirnya aku memutuskan untuk menyumpal mulut nya dengan gorengan bakwan yang ada di piring nasinya tersebut. Akhirnya si Lala diem juga, bikin kaget orang aja, mana diliatin banyak orang lagi.

Karena diliatin terus sama siswa yang laen, akhirnya Lala pun kembali ke kursinya. Tidak lama kemudian, guru mata pelajaran pun memasuki kelas bersamaan dengan Gilang Risky yang mukanya sudah babak belur karena terkena pukulan ku tadi.

Aku terus menatapi si Gilang Risky dengan tatapan tajam. Dia tidak berani menengok kearahku karena habis terkena pukulan ku tadi, dia hanya menundukkan kepalanya sembari pergi menuju kursinya.

"La mendingan kamu pulang duluan, kamu jangan keganjenan lagi"ujarku sembari mendorong pelan Lala menuju parkiran motor. "Kamu nya kayak mana, mendingan kamu aku bonceng aja."pinta Lala.

Aku pun membalas pertanyaan Lala dengan menggelengkan kepala. "Gak usah La aku bisa jalan kaki kok, lagian aku juga lagi ada urusan." Lala pun paham dengan jawaban ku, ia pun langsung menaiki motornya dan langsung pergi.

Aku pun memutuskan untuk mengecek wa ku siapa tau aja ada yang nge-wa ku. Ternyata benar saja, ada wa masuk dari Mas Galang 2 jam yang lalu. Ia mengirimkan gambar bukti transfer dan ia memberitahukan ku, kalau sore ini ia mulai pindah.Aku pun bergegas ke kontrakan ku untuk memberikan kunci kontrakan nya.

Sesampainya disana, terdapat mobil pick up yang membawa perabotan rumah, mulai dari tv 21 inc, kulkas 2 pintu, lemari, ac, dan masih banyak lagi. Aku pun mendekati mobil pick up tersebut, dan ternyata mobil pick tersebut posisi belakangnya sedikit lebih tinggi. Dan disebelah nya terdapat motor ninja milik Mas Galang.

Karena penasaran kenapa posisi belakang mobil pick up tersebut sedikit lebih tinggi aku pun coba mengecek nya. Ternyata di bawah mobil pick up tersebut ada Mas Galang yang sedang menahan bagian bawah mobil tersebut. Otot-otot milik Mas Galang langsung keluar, aku pun mamerasa takjub karena mobil dengan beban seberat itu bisa diangkatnya.

"Ada apa ini ?"tanyaku pada Mas Galang. Namun ia hanya diam, dan menunjukkan sikap dingin. Tiba-tiba ada suara seseorang yang menjawab pertanyaan ku. "Ini mas, tadi ban nya mendadak pecah, dan saya lupa membawa sekrup,hehehe"sela Sopir mobil tersebut.

Aku pun melihat kebawah mobil tersebut, gila ganteng banget si Mas Galang. Dagu nya yang sedikit runcing, kulit nya yang sawo matang, ditambah lagi otot-otot yang ia miliki.

Kalau masalah berantem sama si Gilang Risky mah aku berani, tapi kalo berantem sama Mas Galang up lah. Mendingan aku kabur daripada harus berhadapan sama Mas Galang, bisa-bisa tulang gw remuk semua.

Tiba-tiba mata Mas Galang melirik kearah ku, aku pun jadi salah tingkah, aku memutuskan untuk buang muka biar Mas Galang gak curiga.

"Tolong bantu lepasin ban nya dek"pinta supir mobil tersebut. Aku pun membantu pak supir melepaskan ban mobil tersebut. Tiba-tiba Mas Galang melepaskan ban mobil tersebut dengan tangan kirinya saja, dan memasangkan ban baru ke posisi nya. Pak supir pun memasang baut pada ban mobil tersebut.

Tidak lama kemudian, satu pekerjaan pun telah selesai. Aku pun membuka pintu belakang mobil tersebut dan berniat ingin membantu mengangkut barang-barangnya. Tiba-tiba tangan Mas Galang menahan ku, "gak usah, nti kamu cidera."pintanya.

Aku pun menuruti perkataan nya, daripada aku harus melawan nya, yang ada bisa kelar hidup gw. Mas Galang mengangkut perabotan rumah nya hanya sendirian tanpa bantuan aku dan pak supir. Kami berdua terkejut, karena Mas Galang bisa mengangkat perabotan runah tangga tersebut tanpa rasa capek.

Setelah selesai mengangkut perabotan rumah, aku pun memberikan kunci kontrakan padanya. "Ini kunci kontrakan nya."ucapku sembari memberikan kunci kontrakan pada Mas Galang. Aku pun memutuskan untuk masuk ke dalam kontrakan ku karena badan ku sudah gerah.

"MAKAN"ujar Mas Galang. Karena terkejut, aku pun memutuskan untuk mengecek keluar, ternyata Mas Galang membawakan ku Nasi kotak dan minuman. Aku pun terkejut, karena Mas Galang sudah ada di dalam kostan ku.

"Aaaaaa"teriak ku sembari menutup kembali pintu kamar mandi dengan kuat. Anjirr, Mas Galang liat gw tanpa make pakaian lagi. Kesucian ku tiba-tiba hilang dalam waktu sekejap. "IA TAROK AJA, NTI GW MAKAN KOK." teriak ku dari dalam kamar mandi.

Aku cepat-cepat memakai pakaian ku dan segera keluar dari dalam kamar mandi, takut nti dia salah paham. Ternyata dia masih ada disana, mau ngapain lagi coba dia masih disitu. "Nih, kuncinya"ujarnya sembari memberikan kuncinya padaku dan pergi keluar.

Ngapain coba dia ngasih kunci kontrakan nya sama gw. Padahal, kontrakan nya udah jadi punya dia. "MAKAAAANNNN"bentak nya kembali. "IYA MAKAN WOIII"sontak gw kaget. Ternyata tuh orang ngebentak gw cuman mau ngingetin gw untuk makan aja.

Kalo terus-terusan kayak gini, bisa-bisa umur gw jadi pendek karena dikagetin terus sama tuh orang. Jangankan setahun, sebulan aja belum tentu masih bisa idup gw kalo dikagetin terus.

Semoga ceritanya sedikit menghibur ya.
Jangan lupa untuk di vote ya, biar aku makin semangat untuk ngelanjutin ceritanya.😇

My Handsome BodyguardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang