03-My Personal Driver

6 2 0
                                    

Aksa memberhentikan mobilnya di depan gerbang SMA Sakti Hijau. Audy pun melepaskan seat belt nya.

"Abang beneran bakal ikut nonton?"

"Iya dong. Abang harus jagain adik abang." Audy hanya manggut-manggut saja dengan apa yang di ucapkan Aksa.

Mereka pun turun dari mobil.

"Audy..." Panggil seorang pria dari ujung dan menghampirinya.

"Hai, Dave."

Dave melirik Aksa dengan gaya sedikit tengil. Yang ada dipikiran Dave sekarang adalah "Dia adalah laki-laki yang menjadi saingannya."

"Kenalin ini..." Omongannya terpotong oleh Dave.

"Udah ayo masuk, keburu rame." Dave merangkul Audy dan segera menjauhkannya dari Aksa.

"Oh jadi dia cowok adek gue?"

***

Pertandingan sudah dimulai. Sara hanya menatap wajah Davi dengan kesal. Ingin sekali ia menimpuk Davi dengan kaleng minuman yang tengah ia genggam.

"Sar, Davi nge-gol in tuhh... Goolllll..." Sara mengambil tasnya dan beranjak meninggalkan tribun.

"Sar, lo mau kemana?"

Sara merasa kesal melihat wajah Davi. Benar-benar pria brengsek dan tidak peka.

"Kesel banget gue liat mukanya, pengen gue ancurin aja." Umpatnya sambil mengepalkan tangannya.

"Nih. Saya tau kamu sedang galau karena cowok kan?" Sara mendongakkan kepala. Ada sebatang permen karet yanh disodorkan seorang pria.

"Elo... om om yang tadi kan?" Aksa mengangkat satu alisnya, lalu ia duduk di sebelah Sara.

"Saya bukan om-om. Saya masih muda."

"Lagian wajah lo kayak sopir taksi sih." Ledek Sara.

"Kok kamu tau sih kalo saya sopir taksi? Stalking instagram saya ya?"

"Dihh PD amat lo. Emang bener ya lo sopir taksi?"

"Lebih tepatnya sopir taksi online." Sara hanya ber-O ria.

"Btw, ngapain lo disini? Nguntit in gue ya?"

"PD amat lo. Saya mangkal disini." Sara hanya tertawa kecil.

"Kamu percaya jika saya sopir taksi?" Sara mengangguk.

"Saya akan antar kamu sekolah setiap hari." Aksa berdiri dari duduknya.

"Lah ngapain coba?"

"Karena saya sopir pribadi kamu sekarang." Sara membelalakan matanya. Lelaki yang baru saja ia kenal bisa melakukan hal yang berada di luar dugaan.

***

"Audy, makasih ya, kamu udah mau datang, buat semangatin aku,"

"Semangatin tim futsal sekolah kita lebih tepatnya." Timpal Audy.

"Iya itu maksudnya."

"AUDY. MASUK." Aksa sudah berdiri di depan mobilnya dan menyuruh Audy memasukki mobil.

Davi menahan langkah Audy.

"Emang lo siapanya?" Pertanyaan Davi membuat Audy semakin cemas.

"Gak usah sok kalo nanya. Yang pasti gue orang yang lebih penting di dalam hidup Audy dibandingkan lo yang gak jelas attitude nya. Adik gue pasti tau mana yang bener mana yang salah." Jawabnya dengan nada datar.

Davi hanya bisa mematung.

***

"Abang gak ijinin kamu main apalagi deket sama dia lagi dek."

FIDUCIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang