Berjalan sendirian tanpa ada yang menggenggam. Membiarkan hati yang kian menyepi. Berharap dunia akan berpaling padanya peduli padanya.
Pemuda itu tetap terduduk dibangku taman, sendirian. Lagi dan lagi desauan angin menerpa rambut blonde nya yang mamanjang.
Pemuda lain menghampiri pemuda yang terduduk sendirian tadi.
"Hai?" sapanya setelah berhasil mendaratkan bokongnya disamping pemuda penyendiri itu.
Sipemuda pemilik rambut blonde itu sama sekali tak memindahkan atensi pada seseorang yang baru menyapanya tadi.
"Hai aku Taehyung, Kim Taehyung."
Lagi-lagi Taehyung tak mendapat atensi dari pemuda yang sebelumnya ia kira seorang bocah menuju remaja itu.
"Kenapa kau disini sendirian? Kenapa tak bergabung dengan teman-temanmu yang lain?"
Taehyung berharap pemuda itu meliriknya, namun itu kembali tak membuahkan hasil.
"Kau tak kesepian?"
Dan kali ini Taehyung mendapatkan atensi si pemuda. Ingin rasanya Taehyung berteriak bahwa ia berhasil mendapatkan atensi pemuda itu.
Pemuda itu melirik kearah Taehyung dan menghela nafasnya sedetik kemudian pemuda itu beranjak dari duduknya dan meninggalkan Taehyung yang kembali termangu ditempatnya.
"Hei! Kau mau pergi kemana?!" pekik Taehyung kemudian ia mengulum senyumnya.
000
Hari demi hari Taehyung lewati seperti biasanya, namun ada sedikit perubahan jadwal. Biasanya Taehyung akan pergi mengunjungi adik-adiknya dipanti setiap seminggu sekali itupun berbeda-beda panti, tapi kini ia rutin mengunjungi panti yang mengasuh Yerin setiap tiga kali dalam seminggu ini semua karena ketertarikan Taehyung pada pemuda yang tempo hari ia kunjungi.
Dan setiap mengunjungi panti, Taehyung pasti akan pergi menemui si pemuda ah ralat tapi Jimin seperti saat ini.
"Annyeong, Jimin-ah ...," sapa Taehyung pada Jimin si pemuda yang selalu menghiraukan kehadiran Taehyung.
Minggu kedua dikunjungan keenam Taehyung, ia akhirnya berhasil menanyakan nama pemuda itu walaupun sebenarnya ia sudah tau semua hal tentang pemuda pemilik rambut blonde yaitu Jimin atau Park Jimin nama marganya.
Taehyung telah menanyakan riwayat hidup Park Jimin sebelumnya pada pengasuh Bibi Song. Entah kenapa Taehyung kini tertarik pada Park Jimin, mungkin Park Jimin lah yang selama ini Taehyung cari. Yang selama ini Taehyung cari untuk menjadi temannya, menjadi adiknya.
"Jimin-ah, ini Hyung bawakan cokelat untukmu agar kamu selalu bahagia." Taehyung meletakkan paper bag berisi cokelat itu diatas paha Jimin.
Jimin melirik kearah Taehyung, "Tak ada hubungannya, yang ada gigiku yang rusak," jawab Jimin datar.
Taehyung terkekeh, akhir-akhir ini Jimin mau membuka suaranya, mengobrol dengan Taehyung walaupun masih dengan jawaban yang singkat dan padatnya.
Tapi, kata pengurus-pengurus panti ini, itu adalah perkembangan pesat untuk Jimin yang memang sangat susah didekati. Tetapi dengan Taehyung?
"Kau sudah makan?" Jimin mengangguk.
"Kenapa tak bergabung dengan teman-temanmu yang lain?" Jimin menggelengkan kepalanya.
"Kau mau bermain dengan Hyung? Kita pergi jalan-jalan!" ucap Taehyung begitu semangat.
Jimin menatap Taehyung dengan mata berbinar nya. Baru kali ini ada seseorang yang mengajak nya tuk jalan-jalan keluar dari area panti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Orphan [VMIN] || Brothership
FanfictionTrust me. You're never alone in the world.