Begitu Menggoda

4.1K 517 194
                                    


Gadis berambut hitam kecoklatan itu menatapnya nanar. Tangannya bergetar menahan emosi dan malu. "Tanggung jawab gimana? Saya kan gak sengaja?" Ia pun meletakkan gelas yang sekarang isinya hanya tersisa beberapa es batu itu— di meja tempat si akang biasa menaruh pesanan baru.

"Baju saya harus balik lagi warnanya seperti semula, Dek! Apa yang kamu tumpahin tadi, coba?" Lelaki itu mencoba menahan suaranya agar tidak meninggi.

Sengaja ia gunakan kata 'dek', untuk menyindir gadis sok tahu itu. Sok tahu berapa umurnya.

Si akang ayam pun memandang ngeri ke arah dua orang yang siap perang di depan warungnya itu.

"Cuma jus jeruk kok!" ujar gadis itu tak mau kalah.

Cuma jus jeruk, katanya?

"Jus jeruk itu kuning ya, baju saya warna apa ini lihat?" Ia mengangkat alis. Sebenarnya ia juga tidak tahu bajunya jadi warna apa, karena dia tidak bisa melihat punggungnya sendiri.

"Biru muda, 'kan?" Gadis itu berjengit. Sepertinya menyadari akan variasi warna yang ia kreasikan di punggung si orang asing.

"Kuning campur biru jadi apa?"

"Ijo?" Gadis itu menahan napasnya.

Pemuda itu pun menghela napas panjang. Mencoba meredam emosinya sendiri. Ia ingat, tak akan ada jalan keluar kalau marah.

"Gini ya Dek, saya ini males ribut sebenernya. Tapi masalahnya saya ada presentasi abis ini. Kalo saya harus presentasi pake baju kayak kain celupan gini, mana pede coba?"

Gadis itu pun menelan ludahnya, terlihat jelas dari sorot matanya ia benar-benar bingung. Lelaki itu jadi tidak tega mau mengeluarkan penghuni kebun binatang dari mulutnya. Apalagi ditatap oleh mata bulat cokelat terangnya, yang macam mata boneka itu.

Yaelah, lemes lutut hamba.

Belum lagi ia gatal ingin merapikan rambut gadis itu yang terselip di bibirnya. Tapi ia mengingatkan dirinya kalau saat ini dia sedang kesal pada gadis itu.

"Nggg, yaa yaudah, sebentar saya cuciin ya?" Gadis itu pun akhirnya bersuara, setelah lima abad ditunggu.

Serius dicuciin??

Padahal dia berharap dibelikan kemeja baru, lumayan gratisan.

"Mau cuci di mana? Lalu kalo kamu cuci baju saya, saya telanjang dong?"

"Gak telanjang kan masih pake celana? Laki-laki mah, kan auratnya cuma dari situ ke situ," gadis itu dengan cueknya menunjuk-nunjuk sarang burung dan lutut cowok di depannya.

Anjrit nih cewek ....

"Emang bisa kering?" Ia mulai merasa agak kedinginan karena air es yang menempel di punggungnya.

"Udah ayok ikut saya cepetan! Daripada gak di apa-apain!" Gadis itu pun menarik lengan baju cowok itu ke arah luar kantin.

"Eehh Aa'!!! Ayam asem manisna kumaha??" Si akang ayam berteriak melihat pelanggannya digiring macam kambing qurban.

"Punten anterin ke pojok Kang!! Yang sipit sama yang mancung!!" balasnya.

Si akang ayam pun garuk-garuk kepala, bingung.


***


Dia kebingungan karena tangan gadis itu langsung meraih kancing kemejanya, di depan toilet wanita. Satu sisi enak, satu sisi panik.

Close to You [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang