Suara napas yang menggelitik

1.2K 78 39
                                    

"sudah bangun sayang?"

Jinhwan mengangguk, dan berjalan lesu menghampiri sang ibu yang duduk dikursi makan.

"makanlah." sang ibu bangkit untuk menyiapkan mangkuk bubur yang dibuatnya untuk putranya.

"eomma sudah mau berangkat?"

"hmm, paman Kim tidak bisa kesini, dia ada urusan sehingga pergi terlebih dahulu."

"gwenchana" ucapnya pelan lalu siap menyuap bubur yang dibuar ibunya.

Sang ibu tersenyum menatap putranya tampak suka dengan masakannya.

Ddrrrtt

"oh tidak, eomma harus segera pergi." Sang ibu berdiri dan meraih tas kerjanya lalu kembali menghampiri Jinhwan untuk ia peluk.

"nanti siang hyungmu datang. Jangan segan untuk minta tolong apapun padanya, oke?"

Jinhwan mengangguk, lalu berdiri berniat untuk mengantar ibunya hingga pintu utama.

Namun, sang ibu menahannya sebari menatapnya khawatir, sehingga ia kembali duduk sebari melihat ibunya hilang dibalik pintu.

Jinhwan kembali menyuap makannyannya.

Ddrrrttt

ia melirik ponselnya.

Chanwoo is video calling...

"mwoya?!" ucap Jinhwan panik. Ia segera merapihkan rambutnya yang mulai memanjang dan berantakkan sebelum menerima video call dari calon tunangannya itu.

"morning"

"mwoya! yak kenapa kau video call di sekolah?!"

"aku sengaja agar kau tambah rindu dengan suasananya."

"hmm jahat sekali."

"sudah makan?"

"belum selesai. ini, eomma membuatkannya untukku." ucap Jinhwan begitu senang.

"uuuhh pasti kau senang sekali. apa kabar dengan anakku?"

Jinhwan tersenyum malu, ia mengarahkan ponselnya pada perutnya yang sedikit membuncit.
"dia baik baik saja."

"syukurlah. adeul, tunggu appa oke?"

Jinhwan mendecih lalu terkekeh. Ia menatap layar dimana Chanwoo tampak menatap kesamping cukup lama, hingga ia melihat Chanwoo menatap layar lagi.

"nanti aku hubungi-"

Jinhwan mengurutkan alisnya ketika ponsel itu bergoyang seperti direbut oleh seseorang, matanya semakin memicing.

"Song Chanwooo!"

Ia terkejut ketika mendengar suara yang sangat familiar.

"Donghyuga?"

tidak lama layarnya menunjukkan pada wajah seseorang yang dirindunya selama ini. dia Kim Donghyuk, sahabatnya.

Jinhwan tersenyum antusias, namun tidak untuk Donghyuk yang menatapnya marah.

"Kim Jinhwan! kau harus tahu jika semua yang dilakukannya adalah bohong! termasuk keham-"

Pip

Jinhwan menyimpan sendoknya untuk melihat ponselnya yang tidak lagi terhubung dengan panggilan Chanwoo.

Apa katanya? semuanya bohong? Maksudnya apa?

dengan rasa penasarannya ia segera menghubungi Chanwoo dan meminta penjelasan apa yang terjadi.

sambungan terhubung, tapi tidak kunjung di angkat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 09, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

🔞B O D YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang