♡♡♡
Awal kisah ketika Eca masih duduk di bangku kelas 2 SD, hidup keluarga Eca hancur, orangtua Eca bercerai karena alasan ibunya yang sudah tidak sanggup hidup dengan ayah Eca yang hanya seorang pengangguran.
"Pokoknya aku mau pisah sama kamu! aku udah gak kuat lagi tinggal sama pria yang kerjaannya cuma berdiam diri aja di rumah!" ucap Ana-ibu Eca menggebu.
"Stop Ana! tolong pikirin lagi ucapan kamu barusan, apa kamu gak kasihan sama anak kamu yang masih kecil? dia butuh kedua orangtuanya, dia butuh kita Ana," ucap Fery-ayah Eca menenangkan.
"Apa kamu bilang? dia butuh kedua orangtuanya? coba kamu pikir mas waktu dia nangis siapa yang nenangin? waktu dia lapar siapa yang ngasih makan? selama ini kamu ke mana aja mas? kamu ini cuma seorang pengangguran bahkan mau beli garam aja kamu bilang gak punya uang! mana suami yang katanya harus menafkahi anak dan istrinya mas, mana?!!" tangis Ana menjadi-jadi mengingat semua yang telah dilakukannya seorang diri.
Eca menangis! Eca menangis mendengar pertengkaran mereka berdua, Eca tidak bisa apa-apa selain menangis memeluk boneka di dalam kamar. Di satu sisi Eca kasihan melihat ibunya seorang diri merawat Eca, tetapi di sisi lain ayahnya tetaplah ayah Eca walaupun dia tidak terlalu seperhatian seperti ibunya, Eca tidak tahu harus bagaimana lagi.
"Iya aku salah, aku memang seorang pengangguran tapi aku lagi berusaha buat cari pekerjaan tetap biar aku bisa menafkahi kamu dan anak kita lagi! ini semua butuh proses Ana tidak begitu langsung sukses! jadi tolong jangan ambil tindakan seperti ini!" mohon Fery sendu.
"Keputusan aku udah bulat mas! aku mau cerai sama kamu!" ucap Ana kekeuh.
"Gak! aku gak mau cerai sama kamu! aku mau keluarga kita hidup damai kaya dulu! susah senang bersama kita lalui bukan dengan yang sekarang yanh mau hidup sendiri-sendiri," ucap Fery meyakinkan.
"Yang dulu biarlah berlalu dan sekarang aku mau cerai sama kamu, titik!!" kekeuh Ana masih dengan pendiriannya.
"Baik kalo itu mau kamu, besok kita proses perceraian kita," ucap Fery pasrah sambil berlalu meninggalkan.
Ana menangis sejadi-jadinya, "Maaf mas, sebenarnya aku gak mau cerai sama kamu, tapi aku udah gak sanggup lagi ngejalanin ini semua, aku udah capek!"
Eca menenggelamkan kepalanya di bantal, Eca menangis sekencang-kencangnya, Eca mendengar bahwa ayah meng-iya-kan permintaan ibu dan besok mereka akan memproses percerainya.
Eca sangat tidak sanggup, Eca butuh seorang ibu dan ayah yang lengkap, tidak seperti ini! Eca hanya berdoa kepada Tuhan semoga semuanya hanyalah mimpi dan semoga keluarganya tidak akan bercerai.
♡♡♡
Keesokan harinya, tepat di mana Eca sedang berada di ruang pengadilan, Eca tidak habis pikir ini semua akan terjadi.
Tetapi apa yang bisa Eca lakukan karena ia hanyalah seorang anak kecil yang belum tahu tentang apa-apa untuk ikut campur urusan mereka.
Dan ya! Pak Hakim mengetuk palu tiga kali dan itu tandanya mereka resmi bercerai, sungguh Eca tidak sanggup untuk menjalani ini semua tanpa kedua orangtuanya.
"Ibu, Ibu gak pisah 'kan sama ,Ayah?" Eca kecil bertanya seraya berlari menghampiri Ana dan memeluknya.
"Maaf sayang, Ibu gak bisa tinggal serumah lagi sama Ayah kamu," ucap Ana berjongkok dihadapan Eca sambil mengecup kening Eca yang masih setia menangis.
"Ayah, Ibu bohong 'kan? kalian berdua tetap tinggal serumah 'kan sama Eca? kita bakalan main bareng di rumah, nonton tv bareng, makan bareng, iya 'kan Ayah?" tanya Eca kecil menghampiri Fery dengan senyumannya.
Fery mengelus lembut rambut putri kesayangannya ini seraya berkata, "Iya kita bakalan main, makan, bahkan nonton tv bersama. Tapi gak buat saat ini Eca, Ibu kamu udah gak mau sama Ayah kamu ini," ucap Fery dengan sendu.
Eca kecil mulai menangis, ia tidak mau kalau mereka benar-benar bercerai dan ia tidak mau kalau nantinya merindukan kasih sayang seorang auah yang sekarang akan meninggalkannya seorang diri bersama Ibu.
"Eca dengerin Ayah ya! walaupun Ayah sama Ibu udah gak tinggal bersama lagi tapi Ayah akan tetap jadi Ayah Eca kok," ucap Fery meyakinkan putrinya dan tidak lupa mengecup puncak kepala Eca cukup lama.
"Sekarang Eca gak usah sedih ya, Eca harus tetap semangat! sekarang Ibu cuma sendirian dan Eca harus bantu Ibu kalau Ibu lagi butuh bantuan, Eca jangan nyusahin Ibu ya harus tetap semangatin Ibu buat terus jadi Ibu yang baik buat Eca. Eca harus jadi anak yang baik, pinter, berbakti sama orang tua. Inget ya jangan bandel!" ucap Fery menyemangati Eca walaupun jauh dilubuk hatinya merasakan perih yang begitu dalam.
"Ya Tuhan Eca gak mau kalau ibu sama ayah pisah, Eca masih mau mereka berdua, Eca gak mau ditinggalin ayah, kenapa Engkau tidak adil Tuhan. Tidak! ini semua bukan salah Tuhan tapi ini sudah takdir yang harus Eca jalanin seterusnya, Eca harus tegar! Eca harus kuat! Eca harus tetap semangat walaupun tanpa ayah! semangat Eca!!" Batin Eca kecil menyemangati diri sendiri walaupun sebenarnya dadanya merasa sesak merasakan ini semua.
¤¤¤
Welkam to second story:)
Cerita pertama judulnya "KANANTA" ya jangan lupa mampir terus jangan lupa vote sama komen.
See you next part
Sabtu, 28 Dec 19
¤¤¤
KAMU SEDANG MEMBACA
My Life
Teen Fiction"Karena berkeinginan hidup mewah itu butuh proses, bukan ocehan semata yang sekali ngomong langsung jadi kaya!!" _Marsya Syahrena Angeli_ Kisah seorang gadis remaja yang hidup tanpa seorang ayah bukan karena ditinggal pergi melainkan tel...