Hari Kedua MPLS

15 3 0
                                    

♡♡♡

"Sial! udah jam tujuh, ayolah gue udah terlambat!" gerutu Eca kesal.

Tin ...Tin ...Tin ...

Suara klakson dari berbagai kendaraan kini meliputi kota jakarta yang tengah terjebak macet.

Dan kini Eca pun tengah berada diantara mereka. Sungguh hari ini hari yang paling sial bagi Eca, sudah bangun ke siangan dan sekarang terjebak macet pula, belum nanti pasti akan terkena omelan osis-osis sok berkuasa di sekolah barunya. Menyebalkan!!

Dan benar saja kini anggota OSIS sedang berjaga di depan gerbang yang sudah tertutup rapat.

Salah satu osis membukakan gerbang supaya Eca bisa masuk dan memarkirkan kendaraannya.

"Sini lo!" panggil salah satu anggota OSIS kepada Eca.

Eca menghampiri kedua OSIS tersebut dengan tampang santai.

"Kenapa lo terlambat?" tanya ramah anggota OSIS perempuan yang ia ketahui seorang sekretaris OSIS. Ya, semua siswa banyak yang bilang kalau sekretaris OSIS ramahnya bukan main. Tetapi lain lagi dengan Eca, ia harus berhati-hati dengan orang yang baru dikenalnya tidak ayal sekalipun ramah atau tidaknya. Sebab semua orang belum tahu apa dibalik permainan di setiap kepribadian masing-masing. Benar bukan?

"Ter- " ingin Eca menjelaskan. Namun, terdengar suara bariton dari speaker yang sedang digenggam oleh ketua OSIS.

"Yang terlambat segera berbaris di bawah tiang bendera!!"

Eca berdecak kesal dan mau tidak mau ia harus memenuhi panggilan untuk melaksanakan tanggung jawabnya.

Dan ternyata bukan hanya ia yang terlambat tetapi sudah ada tiga orang siswa yang berbaris di bawah tiang bendera tetapi sayangnya tidak ada seorang gadis diantara mereka dan kini Eca paling tercantik diantara ketiga lelaki itu. (Disanjung boleh 'kan, Ca? Ehehe author gajelas-_).

Ketua OSIS menghampiri ke empat siswa yang terlambat dan menanyakan satu persatu apa alasan mereka terlambat datang ke sekolah padahal ia sudah memberi tahu bagaimana caranya agar tidak terlambat. Apakah mereka mengabaikannya? ck, sungguh tidak disiplin!

Kini giliran Eca yang ditanya, Eca tidak suka bertele-tele dan terlalu basa-basi namun dugaannya salah, ketua OSIS ini to the point menanyakan dan terus memojokkan.

"Dan lo kenapa terlambat?" tanyanya dingin.

"Kejebak macet," jawab Eca jujur.

"Kenapa bisa kejebak macet?"

"Banyak kendaraan yang berhenti," jawabnya polos.

Seisi lapangan di sekolah itu tertawa terbahak-bahak mendengarkan jawaban dari Eca, kecuali sang ketua OSIS yang kini menampilkan tampang yang sedikit geram.

Eca mengenyitkan dahinya bingung, apakah ada yang salah dari ucapannya?.

Semua siswa yang ada di lapangan berhenti tertawa kala sang ketua OSIS kembali bersuara.

"Ck, semua orang juga tau kalo macet disebabkan banyak kendaraan yang berhenti, tapi lo gak akan kejebak macet kalo lo gak dateng sesiang ini!" jengah ketua OSIS.

"Dan gue ngejawab bener apa yang lo tanyakan tadi, bukankah begitu sang ketua OSIS?!" sahut Eca cepat dan menekankan kata diakhir kalimatnya. Apakah Eca salah? apa yang dijawabnya adalah benar, lalu kenapa mereka menertawakan? dan bahkan ketua OSIS pun menjelaskannya begitu.

Semua siswa terkejut dengan perkataan Eca yang tidak sopan berbicara kepada ketua OSIS begitupun dengan anggota osis lainnya. Dan mungkin sebagian orang ada yang tidak suka dengan sikap Eca yang tidak bisa menghormati yang lebih dewasa. Tetapi lain halnya dengan ketua OSIS yang tertarik dengan gaya bicara gadis dihadapannya ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 07, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang