Siulan dari mulut Jimin terdengar menggema di koridor sekolah tak lupa langkah kaki kala sol sepatu bergesekan dengan lantai sekolah. Bola matanya yang menerawang kanan dan kiri, tangannya yang ia simpan di balik saku. Sesekali ia menyisir rambut pirangnya itu ke belakang membuat jeritan dari kaum hawa melengking membuat gendang telinga terasa berdenyut.
Tak sekali juga ia mengedipkan mata menggoda siswi perempuan membuat mereka menjerit hebat. Tak lupa dengan senyum miring yang menungging di paras rupawannya. Ia menoleh ke arah satu siswi di sana dan menjilat bibir bawahnya itu.
Berpikir sesuatu yang menyenangkan setelah itu ia mendekat pada siswi cantik di dekat pintu kelas itu.
"Hai." Jimin menyapa gadis itu membuat gadis itu mengulum jeritannya dan menutupi setengah wajahnya yang memerah.
Gadis-gadis lain bahkan sudah berbisik-bisik membicarakan mereka, iri terhadap gadis itu. Sekali lagi, mereka iri yang artinya mereka juga ingin di sapa Jimin namun tidak kesampaian.
"H-ha-hai Jimin." Gadis itu gugup setengah mati, bagaimana tidak jika ia ditatap lekat oleh Jimin.
Jimin menatap name-tag gadis itu.
"Jadi ada waktu malam ini, Kim Sohye?"Sohye menjerit tertahan atas kesenangannya karena Jimin akhirnya tahu namanya. Ini seakan berkah yang harus disyukuri oleh para kaum hawa di sana. Dipanggil atau bahkan diingat oleh anak baru yang tampan bak pangeran-pangeran di film disney.
Jimin tersenyum lebar dan semakin membuat mereka berteriak kencang. Ia memajukan kepalanya yang membuat jantung Sohye seakan berdetak sangat kencang, dua kali lipat lebih cepat. Hingga mulut Jimin bersentuhan dengan telinga gadis ramping itu.
"Mau dating denganku? Aku tunggu jawabannya, di Castle Cafe."
Rasanya ingin terbang saja dan memuji nama baik-Nya. Sohye berteriak setelah Jimin hengkang dari depannya. Ia bahkan seperti orang kesurupan sekarang. Sampai-sampai ia pingsan sekarang juga karena saking terkejutnya.
Dari balik itu, Jimin menyeringai. Dan lanjut melangkah.
Sohye masuk ke kelas dengan perasaan yang benar-benar bahagia. Ia bahkan melompat-lompat dan menari-nari. Rose yang melihat gadis itu bertingkah aneh pun mengajukan pertanyaan untuk gadis itu.
"Ada yang membuatmu bahagia?"
Sohye menoleh pada Rose dan mengangguk kuat. Ia mendekati Rose dan berbisik pelan pada gadis itu.
"Aku akan berkencan dengan Jimin."
"HAH!?" Rose membelalakkan matanya sesaat ia mendengar hal yang baru saja membuatnya seakan membeku di tempat.
Perasaanku tak enak—Rose
"Rose!" Tegur Sohye pada Rose yang baru saja memekik. Ia mengerucutkan bibirnya. "Kenapa? Kau tak suka aku berkencan dengan Jimin?" Rose menggeleng. Kenapa juga ia merasa cemburu, sekedar tertarik pada laki-laki itu saja tidak. Bahkan Rose berpikir bahwa ia harus menjauhi orang-orang itu termasuk Jimin, setelah ia mendengarkan kata-kata Jennie semalam.
"Apa hanya aku diantara kita yang berpikir bahwa ada yang tidak beres?"
Jennie menatap mereka bertiga dengan intens, seperti sedang menegosiasi mereka bertiga. Yang ditatap hanya menatap satu sama lain.
"Maksudmu?" Tanya Lisa yang memang otaknya lemot, tapi dia yang paling lincah dalam tugas.
"Tak hanya kau Jane, aku juga merasa setelah si pria pucat menatapku terlalu lama, seakan aku adalah kucing yang siap ia terkam."
KAMU SEDANG MEMBACA
Gangsters X Secret Agen [ BTS X BP ]
Fanfiction[ON HOLD] Do you think, in this world full of a kind people? Nope, there is monster, that you haven't know it.