Esok paginya.
Eunhyuk baru saja tiba di sekolah sendirian karena Sungmin tidak berangkat bersamanya seperti biasa.
Tidak berangkat bersama bukan berarti itu disengaja, melainkan ketika ia menjemput sahabatnya itu di rumahnya, ibu Sungmin mengatakan jika anaknya sudah berangkat pagi-pagi sekali dengan alasan bahwa ia diminta guru matematikanya untuk mengumpul tugas.
Bahkan Eunhyuk nyatanya menyadari jika hari ini tidak ada mata pelajaran matematika di jadwal mereka sehingga Eunhyuk menyimpulkan bahwa Sungmin memang sengaja menghindarinya.
Eunhyuk tentu tidak bodoh untuk menyadari itu semua. Bahkan ia sudah menyampaikan ribuan maaf atas kesalahpahaman itu pada Sungmin lewat pesan namun nyatanya sahabatnya itu sampai sekarang tidak membalasnya.
Memang tak ada adu mulut diantara mereka. Namun jika perang dingin seperti yang sedang mereka alami ini? Sungguh Eunhyuk sama sekali tak berniat untuk melakukannya.
'Aku harus menjelaskannya secara baik-baik pada Minnie hari ini!'
Putus Eunhyuk pada akhirnya kemudian berjalan cepat kearah kelas.
Sudah hampir berjarak 5 meter dari depan pintu kelas, tiba-tiba saja Sungmin berjalan keluar dari ruangan tersebut menuju arah yang berbeda dari tempat Eunhyuk berdiri.
Namun gadis yang biasanya ceria itu tampak menunduk sehingga ia tak menyadari jika Eunhyuk tengah berada tak jauh dibelakangnya.
"Selamat pagi, Minnie-ah!"
Eunhyuk berujar dengan semangat sampai akhirnya berhasil membuat yang disapa menoleh pelan kearahnya.... dengan wajah suram.
"Selamat pagi."
Jawabnya datar, sedatar wajahnya.
Eunhyuk yang semula mengangkat tangan itu pun sontak menurunkannya kemudian memandang wajah sahabatnya yang mengenaskan itu dengan tak enak.
Perlahan Eunhyuk melangkahkan kakinya berusaha untuk mendekati Sungmin, namun sepertinya gadis itu nampak menghindar terbukti dengan jaraknya kini sudah berada 1m dari tempat semula.
"Minnie-ah, soal kemarin-..."
"Oh, iya... Terima kasih sudah membantu."
Jawabnya singkat tanpa menoleh kearah Eunhyuk.
Kemudian seketika itu pula menjauh pergi tanpa bisa dicegat oleh Eunhyuk lagi dibelakangnya.
Bertepatan dengan itu pula Kyuhyun baru saja tiba dengan wajah menunduk. Namun ketika mendengar nama Sungmin disebut, Kyuhyun langsung mendongakkan kepalanya dan menatap Eunhyuk dengan alis berkerut.
"Ada apa?"
Tanya Kyuhyun bingung hingga membuat Eunhyuk menoleh dengan wajah sedihnya. Dengan melihat ekpresi yang Kyuhyun tunjukkan, sepertinya lelaki itu sudah mengerti dengan situasi yang terjadi.
'Anak itu?!'
.
.
.
Ternyata Sungmin berlari masuk ke dalam toilet perempuan yang hanya berjarak 3 ruang dari kelasnya. Gadis itu memilih untuk menyendiri di salah satu bilik dengan menduduki kloset sambil menekuk lututnya dengan kedua tangan yang terpaut gelisah.
"Perasaanku sama sekali tidak enak. Tapi, kenapa?"
Gumamnya lirih karena merasa aneh dengan perasaan yang tengah menyelimutinya.
Padahal baru kemarin ia mencoba untuk melupakan insiden itu dan ingin mencoba bersikap seperti biasa di depan Eunhyuk maupun Kyuhyun namun nyatanya tidak bisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Things are dubious, Accidental Kiss! (2shoot)
Teen Fiction"Aku tahu kecelakaan ini tidak terduga. Aku mencoba untuk mengerti namun tetap saja hatiku merasa sakit! Apa perasaan cemburu itu harus sesakit ini?" - Sungmin