Alderen putra dhirgama
Kepercayaan akan tumbuh dengan sendirinya tanpa harus di paksa dan memaksa.
"gen, lo dipanggil pak toro tuh" kata rini sahabat rinjani, ya di luar rumah teman temannya memanggil nya gena.
"ngapain lagi sih, ngga tau apa gue lagi cape"
"udah sanah, siapa tau masalah beasiswa lo"
#######
"deren, harus gimana lagi saya memperingati kamu. absen selalu kosong, ujian ngga pernah ikut. Saya tau kamu putra dari hasen dhirgama, tapi dengan sikap kamu yang seperti ini sangat jauh mencerminkan itu semua." Bentak pak toro. Aldermen putra dhirgama putra dari hasen dhirgama dan galuh dhirgama pemilik kamupus dan pengusaha sukses.
Laki laki itu hanya diam, mengotak atik pnselnya tampa menggubris perkataan dari orang di depannya
"deren, saya ini dosen kamu, tolong hargai saya"
"apa" kata itu yang keluar dari mutut deren.
"hemm, saya sudah sepakat dengan ayah kamu bahwa kamu akan melakukan bimbingan"
Mata deren membulat menampakan manic coklat yang indah
"lo siapa, beraninya ngatur ngatur gue hah" sontak deren menggebrak meja dengan tangannya hingga fas bunga yang berada di tepi meja jatuh
"deren!!" bentak pak toro yang tak kalah marahnya, kini amarahnya sudah di angka 15 dari 10 angka, entah bagaimana cara lagi ia harus menghadapi mahasiswanya ini.
Tok tok tok
"masuk" perintah toro
"permisi pak, bapak manggil saya" Tanya rinjani dengan nada lembut, namun matanya menatap vas bunga yang pecah dilantai
" gena, bapak ada tugas untuk kamu"
###
"kenapa lo liatin gue hah?" sentak deren pada gadis didepannya ini
"lo ngomong santé sedikit napa sih, kaya orang ngajak tawuran ajah" balas rinjan tak kalah sengitnya
"jadi orang tuh jangan cari masalah terus, kali kali nikmatin hidup lo, umur itu ngga ada yang tau" kata rinjan sambil meminum es teh pesanannya
"tau apa o tentang hidup gue hah, ngga usah ceramah didepan gue, basi, dan ngga usah sok peduli sama gue, due ngga butuh lo kasihani"
"idih geer amat lo, siapa juga yang peduli sama lo kurang kerjaan banget gue ngurusin hidup lo"
Kalau bukan karena tugas dari pak toro rinjani mungkin sudah pergi dari tempat ini, tapi ia terikat perjanjian dengan pak toro
Flashback on
"gena bapak ada tugas untuk kamu"
"tugas? Tigas apa pak?" Tanya gena sambil menaikkan satu alisnya
"kamu akan menjadi pembimbing deren, bapak serahkan semuanya pada kamu"
Rinjani hanya mengangguk dan mulai menatap laki laki disebelahnya dan menaikkan alisnya, entah mengapa dia melihat kesedihan disana.
"dan kamu deren, kamu harus patuh sama gena"tunjuk tak toro pada deren
"ah, bacot lo"
Deren keluar dengan pintu di banting keras, sontak rinjani hampir terjungkal karena kaget
"tuh orang ga punya etika apa gimana sih" katanya lirih namun masih bisa di dengar jelas oleh pak toro
"gena, kamu bisa lihat sendiri bukan kelakuan deren, bapak harap kamu bisa mengubah deren" pinta pak toro dengan nada putus asa, sebenarnya ini hanya akan membuang waktunya saja, tapi rinjani ingat betapa berjuangnya pak toro untuk beasiswa rinjani saat itu
"saya tidak bisa janji pak, tapi saya akan berusaha" katanya diselingi senyum lebar kebanggannya.
Flashback off
"jadi kapan?" Tanya rinjani pada laki laki didepannya. Laki laki itu hanya menaikan satu alisnya sembari terus mengotak atik kameranya.
"hemm bimbingannya jadinya kapan?" lanjut rinjani lagi
"lo kira gue mau bimbingan sama lo" ketus deren
"eh lo, lo kira gue juga mau bimbingan sama lo. Udah judes, budge lagi, mbuang waktu gue ajah lo" gerutu rinjani, tapi bukannya meminta maaf deren justru malah pergi begitu saja, meninggalkan rinjani dengan emosi yang memuncak.
"ehh lo mau kemana hah, bimbingannya belum dimulau woyy lo budge apa, gue sumpahin lo jatuh cinta sama gue lo" umpat rinjani sambil teriak. Sontak membuat semua pasang mata mengarah padanya namun deren tetap saja berlalu menghilaukan teriakan rinjani.
' halo'
'........'
'okeh, gue kesana'
'.....'
'kumpulin anak anak, gue ada rencana'
ada yang tau apa rencananya derren? rencana buat rinjani?
penasaran kan tunggu kelanjutannya okehh dan jangan lupa vote dan coment cawan cawan
YOU ARE READING
RINJANI
Teen FictionRinjani menyukai hujan, tapi ia harus menghindarinya. Rinjani menyukai pantai tapi alam tidak bersahabat dengannya. haruskan rinjani menghindar dari seseorang yang sudah membuatnya jatuh cinta untuk yang kedua kalinya? adakah yang terluka lagi? Atau...