Ketika kita hanya tentang nama.
******
Sepulang sekolah, Sakura menyempatkan dirinya untuk mengerjakan tugas di Gazebo kampus Universitas National Konoha yang dibuka untuk umum —hanya taman—.
Dan disaat, Sakura tengah mengerjakan soal matematika dari Anko- sensei dirinya teringat akan sesuatau 'pil pencegah kehamilan,' dirinya tidak peduli lagi dengan apa yang terjadi. Tetapi bagaimana jika tidak meminumnya masa depannya akan hancur.
Sakura hanya berharap ia tidak terlambat. Dan lagi, bagaimana dengan harga dirinya yang menguap begitu saja tanpa bisa diraihnya kembali. Semuanya berbekas, bahkan terkenang begitu jelas dalam memorinya.
Dusta jika Sakura berkata, bahwa dirinya tidak mengingat apapun. Karena, pada realitanya beberapa potongan puzzle tentang malam itu hampir selalu mampir ke dalam kepalanya. Semua terasa menyesakkan, dan dirinya membencinya.
"Apa yang sedang kau pikirkan?," Sakura menoleh, menatap gadis bersurai indigo yang sekarang tengah mendudukkan dirinya di depan Sakura.
Ia tidak ingin menjawabnya, malahan melemparkan sebuah pertanyaan kepada teman satu kelasnya, "Apa kau pulang sesaat setelah pesta dibubarkan?."
Manik amethyst nya bergulir, melirik Sakura melalui ekor matanya dan kembali fokus melepas sepatu converse hitam miliknya.
Sepatu kiri Hinata terlepas, dan ia menjawab pertanyaan yang dilontarkan padanya, "aku mencari dirimu, dan beberapa dari mereka berkata kau pulang."
"Apa kau tahu apa yang terjadi?," Di saat bersamaan, sepatu kanan Hinata terlepas dan disusul dengan kedua kaos kaki miliknya. Dahi Hinata mengernyit heran untuk sebentar. Dan seusai itu, ia duduk bersila menghadap sahabatnya.
"Aku bertemu Uciha Sasuke," Sakura melanjutkannya, dan respon Hinata menganggabnya sebagai sebuah guyonan belaka.
"Oh ya, candaanmu tidak lucu" Hinata mulai mengeluarkan bukunya dan dibalas decihan kesal dari Sakura.
Sakura memilih bungkam untuk beberapa saat. Sebelum Hinata kembali mengulangi sebuah topik yang dibicarakannya beberapa detik yang lalu.
"Kau aneh, berbicara saja tidak pernah," Hinata menggelengkan kepalanya ke kanan dan ke kiri sebanyak tiga kali, tidak habis pikir dengan kehaluan sahabatnya.
Lantas Hinata melontarkan candaan yang mungkin akan sedikit menyinggung sahabatnya, "Haha, atau kau sudah tidur dengannya?Jangan gila," Sakura ikut tersenyum kecut.
"Dan itu benar," balasnya. Hinata bungkam. Seperti beberapa volt listrik menyengat dirinya.
Ada rasa aneh yang menggelayar dalam diri Sakura ketika ia mengatakannya. Layaknya beban yang dilepaskan dari pundaknya namun tidak sepenuhnya.
"Apa ini bagian dari lelucon?," Hinata melontarkan sebuah pertanyaan . Yang kemungkinan besar, dirinya tahu apa jawaban dari Sakura.
"Sejak kapan aku dapat seserius ini?," hening menyelimuti ruang mereka. Tidak ada satupun suara kecuali hembusan angin yang memainkan anak rambut mereka.
Hinata sendiri, masihlah tetap bungkam dan menatap sahabatnya serius.
"Apa dia pergi?," Hinata mulai membuka suara, melontarkan pertanyaan yang tiba-tiba muncul dalam logikanya.
Sakura berdecih, meremehkan perkataan sahabatnya.
Ia menegakkan tubuhnya, menghentikan diri untuk mengerjakan tugas dan menatap lurus Hinata tanpa ekspresi yang berarti.
"Menurutmu apa yang dilakukan pria mapan kepada gadis ingusan sepertiku?," Hinata kembali bungkam. Mulai mengerti ke arah mana jawaban atas pertanyaan yang dilontarkannnya kepada Sakura.
Ada sedikit rasa bersalah dalam benak Hinata, ketika dirinya secara tidak sengaja mempertanyakannya.
"Ma–"
"Tidak perlu, lagipula pria Uciha yang melakukannya bukan dirimu,"
Hinata menatap sejenak roknya. Dan kembali menatap sahabatnya.
"Dan kau biarkan dia pergi?," Hinata kembali melontarkan sebuah pertanyaan kepada sahabatnya.
Dan jawaban Sakura, menghentikan seluruh pertanyaan yang akan Hinata lontarkan kepadanya.
"Kami melakukan tanpa sadar. Lalu, apa yang bisa kuharapkan jika dia sendiri memberiku pil pencegah kehamilan...."
Sakura menjeda sejenak ucapannya. Menundukkan kepala hanya untuk sekadar berpikir tentang harga dirinya yang telah menguap begitu saja.
...dan bahkan, kita hanya tahu tentang nama tanpa rasa cinta."
Haii semuaaa😚😚😚
Orchid update cerita mistake setiap hari sabtu, sebisa mungkin.
So.....
Selamat membaca😁Love youu❤💜❤💜❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Mistake (SasuSaku)
Short StoryDunia Sakura seakan berubah ketika dirinya bangun seranjang dengan seorang pria, Uciha Sasuke. Semua adalah kesalahan. "Ketika kita hanya tentang nama" Sumber gahtmbar : Pinterest