Bintangnya 🌟 please...
Gak semangat aku nanti buat lanjutin ceritanya...Seperti yang di katakan oleh Arlan sebelumnya. Mereka berdua benar-benar menjemput Ariana dua puluh menit sebelum acara dimulai.
"Udah siap?" Tanya Arlan saat Ariana sudah masuk ke mobil.
Saat melihat Ariana menganggukan kepala, ia langsung menjalankan mobilnya."Kalian jadi donatur besar apa kecil?" Tanya Ariana sambil menoleh kekursi pengemudi.
"Donatur besar. karna ada dana tambahan dari lo, Jadi kita donatur besar kedua." Jawab Brian.
Setelahnya Ariana hanya ber'oh ria saat mendengar jawaban Brian.
Entah apa yang ada dipikiran Ariana sampai ia tidak sadar kalau mereka sudah sampai.
"Ana! Udah sampe. Ayo turun!" Ucap Arlan sambil menepuk pundak Ariana.
"Hah? Ouh ok."
"Lo mikirin apaan sih??" Tanya Brian setelah membukakan pintu untuk Ariana.
"Gak mikirin apa-apa." Ketus Ariana.
"Ternyata semua tamunya pengusaha yang selalu jadi korban perampokan diacara lelang." Ucap Ariana dengan alis terangkat satu.
"Kok lo tau sih?!" Tanya Brian tidak percaya.
"Kan sebelum lanjutin misi, gue dikasih data pelapornya sama kak Arlan."
"Gue kira lo cenayang." Ucap Brian, "eh! Lo mah bukan cenayang, tapi malaikat maut." Lanjutnya setelah itu ia tertawa terbahak-bahak.
"Udah jangan diladenin, masuk aja yuk!" Ucap Arlan sambil melihat Brian datar.
Sementara Ariana hanya diam tidak menghiraukan, dan mengangguki ucapan Arlan.
Saat ketiganya berjalan, mereka langsung jadi pusat perhatian. Terutama Ariana, gadis yang berjalan bersama Arlan dan Brian yang memancarkan aura memukau sekaligus mencekam.
"Apa kau tahu gadis yang berjalan bersama mereka?"
"Aku tidak tahu, tapi dia sangat mengagumkan."
"Jangan lupakan aura dingin yang dikeluarkan gadis itu juga."
Saat mereka memasuki aula, ketiganya menjadi pusat perhatian kembali. Sedangkan ketiganya hanya acuh dan menampilkan raut muka datar dan dingin.
Serangkaian acara sudah dilewati, kini tinggal memasuki acara inti. Yaitu memanggil semua donatur untuk tanda tangan, tapi sepertinya ada sedikit kendala.
"Maaf atas sebelumnya, untuk memasuki acara inti sepertinya kita semua harus menunggu sebentar. Dikarenakan donatur terbesar kita kali ini terlambat hadir." Ucap sang pembawa acara.
Setelahnya, suara bisikan terdengar dimana-mana.
"Gimana sih! Donatur besar kok terlambat?!"
"Gak disiplin waktu sekali dia!"
"Bikin waktu kebuang tau gak?! Gegara dia!"
Ariana, Arlan, dan Brian hanya acuh tentang masalah ini. Toh bukan mereka ini yang terlambat.
Para pengurus acara berusaha untuk menenangkan tamu yang lain, mereka terlihat berkeringat dingin begitu suara langkah kaki terdengar dari arah pintu aula.
Semuanya langsung hening, tidak ada lagi suara bisikan. Sekarang hanya ada aura dingin dan mencekam.
Semua mata langsung tertuju pada orang yang baru datang itu, dan mereka langsung bungkam.
Disaat semua memerhatikan, lain halnya dengan Ariana. Dia hanya acuh dan enggan untuk melihat siapa orang yang menyebabkan aura dingin ini. Dia hanya sibuk melihat kearah luar jendela yang tidak jauh darinya.
Orang yang baru masuk itu yang membuat semua gadis diruangan langsung jatuh cinta sekaligus takut.
Orang yang baru masuk itu yang menyebabkan keringat dingin bercucuran dari para pengusaha diruangan.
Orang yang baru masuk itu yang membuat aura ruangan menjadi dingin dan mencekam.
Dia adalah....
"Baiklah kita sambut donatur terbesar kita, tuan Sean Arthur Alexander."
Seorang pengusaha muda yang sukses, bahkan perusahaan yang dibangun olehnya sudah mencakup hampir seluruh dunia.
Seorang pria idaman para wanita, karena memiliki paras yang begitu tampan dan menawan.
Dan, menjadi seorang yang ditakuti oleh pengusaha lainnya. Dikarenakan memiliki sifat yang ambisius dan arogant.
Sean hanya menatap semua orang yang ada diruangan dengan tatapan datar dan dingin.
Tapi, ada seseorang yang membuatnya tertarik. Disaat yang lain memperhatikan dia dan takut dengan aura yang dia keluarkan, sedangkan orang itu hanya acuh dan malah memperhatikan keluar jendela.
Bahkan dia terlihat tidak takut dengan aura miliknya.
Merasa ada yang memperhatikan dirinya, Ariana pun mengalihkan atensinya untuk melihat orang tersebut.
Setelahnya, tatapan mereka bertemu. Dia melihat seorang pria yang memperhatikannya, dan ia hanya memberikan tatapan dingin dan acuhnya pada pria tersebut. Kemudian kembali memperhatikan luar jendela.
'Menarik sekali.' batin Sean dengan terus melihat kearah Ariana.
"Untuk para donatur, dipersilahkan untuk menandatangani dokumen." Ucap pembawa acara yang membuat semua donatur berjalan kedepan termasuk Sean.
"Ariana ayo, kita tanda tangan." Ucap Brian.
"Bisakah kalau kalian saja yang tanda tangan."
"Tidak, tidak bisa. Namamu sudah tercantum didokumen." Jawab Arlan tegas, karena ia tahu gadis dihapannya ini terlalu malas untuk berjalan kedepan.
"Ck, baiklah!" Dengan rasa kesal Ariana berdiri dan berjalan beriringan bersama Arlan dan Brian.
Semua orang yang dilewati oleh Ariana merinding bukan main, aura yang keluar dari Ariana sangat dingin.
"Astaga dia memiliki aura yang terlalu dingin untuk seorang gadis."
"Auranya hampir mirip dengan tuan Sean."
"Ya kau benar! Auranya juga seperti seorang mafia."
Begitu Ariana dan kedua pria yang datang bersamanya berdiri didepan, acara tanda tanganpun dimulai dengan donatur paling belakang terlebih dahulu.
Giliran Ariana dan kedua pria seniornya itupun tiba. Tapi, begitu Ariana hendak melewati Sean ada tangan yang menggenggam lengannya yang membuatnya berhenti berjalan, ia pun melirik pelakunya. Itu Sean.
"Kau akan menjadi milikku." Bisik Sean pada Ariana.
Ariana tidak membalas ucapan pria itu, ia langsung menghempaskan tangan Sean dan kembali berjalan.
'Kau semakin membuatku tertarik nona.' Batin Sean sambil menatap punggung Ariana.
'Dasar pria gila!' Batin Ariana kesal.
TBC.
Hai!!senang bisa berjumpa kembali, gimana? Pendek ya??
Wkwkwk, gapapa lah yang penting up:*Ok, kalo gitu see you next chap..
Babay
KAMU SEDANG MEMBACA
A girl's secret
Aléatoireariana cloeryn agrigent seorang gadis yang lahir memiliki paras bak dewi yunani, cerdas, dan multitalenta... namun siapa yang tahu, dibalik wajahnya yang cantik ia memiliki hati sedingin es, ia tak akan segan untuk membunuh siapapun yang menghalangi...