Paksaan Nikah

4.1K 178 4
                                    

"Apa Ma?? Nikah?" Tanya Gibran dengan kaget..

"Mama apaan sih? Gibran udah bilang kan? Gibran gak mau!"

"Nakk.. jangan egois!!" Pinta Maya

"Egois? Mama sama Papa yang egois!! Aku udah bilang kan.. aku gak mau nikah lagi! Aku gak mau!!"

"GIBRAANNN.. MAMA SAMA PAPA BUTUH CUCU! KITA BUTUH PENERUS. MAMA GAK PERNAH NUNTUT BANYAK HAL KE KAMU! KAMU MAU JADI DOKTER DAN NOLAK JADI CEO DI KANTOR, PAPA TURUTI. KAMU MAU INI ITU KITA TURUTI. APA KAMU GAK BISA NURUTI KEINGINAN KITA? NUNGGU KITA MEMOHON SAMPAI MATI DULU?" Maya membentak anaknya

"Maya.. tenang, jangan emosi" pinta Bram kepada istrinya

"Brann.. sekali ini saja" lembut Bram kepada Gibran

Dyah sudah menangis dari tadi, sesak ia rasakan mengingat kejadian 6 tahun yang lalu, dimana kecelakaan menewaskan anaknya dan merusak rahimnya. Gibran mengangguk lemah dan berucap

"Okee.. tapi setelah cewe itu melahirkan, dia harus pergi dari rumah ini dan kita berpisah"

Maya menatap Bram dan mengangguk. Maya menunjukkan foto Crystal. Gibran sangat Shock dengan foto wanita yang akan ia nikahi itu.

***

"Kak.. kok pucet gitu? Ini apa?" Pras mengambil kertas yang ada ditangan kakaknya, Pras menghela nafas gusar. Nyatanya, tunggakan-tunggakan sudah menumpuk didompet kakaknya itu

"Kak.. aku bantu kakak kerja yah?!" Tawar Pras untuk kesekian kalinya. Dan seperti biasa,

"Enggak enggak.. kamu tuh harus sekolah yang bener, biar jadi orang sukses. Cukup kakak saja yang kerja! Kamu harus bisa banggain kakak dan kamu gak boleh ikut-ikutan kerja kayak kakak!" Tolak Crystal

"Tapi kak.. aku nggak suka lihat kakak sak-"

Ting Tong.. Ting Tong..

Crystal beranjak dari kursi, kemudian segera ia berlari menuju pintu. Pintu terbuka, dan menampakkan Bram dan Maya. Crystal mempersilahkan mereka masuk, dan menanyakan minuman apa yang mereka inginkan

"Dek.. bikinin teh dua yah" ucap Crystal, segera Pras mengangguk dan membuatkan tamunya teh

"Jadi.. saya kesini mau membahas tentang pernikahan kamu sama Gibran.. gimana?" Tanya Bram to the point

"Saya tidak masalah.. hanya saja.. wali nya?"

"Apa kamu masih memiliki seorang ayah?" Crystal menggeleng pelan. Nyatanya, ia memang sudah yatim sejak 4 tahun yang lalu

Pras datang membawakan dua teh itu dan pergi kekamarnya dengan permisi

"Kita bisa pakai wali Hakim kan.." ujar Bram. Crystal mengangguk lemah dan tersenyum. Namun, kerutan ketidak setujuan terlihat dikeningnya

"Kamu tenang ajah.. kita gak nyuruh kamu berhenti sekolah atau berhenti jadi model. Kami akan menunggu kamu hingga kamu siap, menunggu selama 7 tahun saja kami sabar. Apa lagi hanya 4 bulan sebelum kamu UNBK"

"Eumm baiklah.. kalau beg-"

"Mbakk Cryss.. Mbaakk" panggil seseorang didepan pintu

Crystal langsung menuju ke pintu dengan permisi. Maya memperhatikan Crystal yang berjalan anggun bak tuan putri. Maya tersenyum, gadis ini benar-benar baik. Ia yakin, bahwa putranya akan bisa mencintai Crystal cepat atau lambat

"Ntar dulu.. Nanti pasti aku nayar kok"

"Yah kapan mbak? Mau nunggak brapa lama? Aku udah ditanyain suamiku!"

"Ya Allah.. bentar aku ambil uangnya dulu" Crystal menuju kamarnya, mengambil sejumlah uang merah

"Ini mbak.." ucap Crystal sambil memberikan uangnya

"Mbakk.. ini masih kurang 5 juta!"

"Yahh nanti mbak!"

"Nanti kap-"

"Ada apa ini?"

"Gaap-" elak Crystal yang langsung dipotong oleh tetangga Crystal

"Ini.. Mbak Crystal udah nunggak hutangnya!"

"Memang? Hutangnya berapa?" Tanya Maya

"8 juta" jawab Tetangga Crystal, Crystal menunduk malu, Maya tersenyum. Membuka dompetnya dan memberikan semua uanganya kepada tetangga Crystal. Tetangganya itu mengembalikan uang Crystal. Dan akan mengembalikan lebih yang dikasih Maya

"Nggak usah. Buat mbak ajah" setelah semua beres. Crystal, Maya dan Bram kembali membicarakan perihal pernikahan.

"Saya hanya minta satu. Saya mau, tidak ada yang melarang saya untuk bekerja menjadi model." Tawar Crystal

"Untuk siapa kamu kerja?" Tanya Bram menaikkan sebelah alisnya

"Untuk adik saya"

"Kami akan menanggungnya!" Sergah Mayaa cepay dan dibalas anggukan Bram

"Tidakk.. tanggung jawab saya nantinya ada pada suami saya, dan saya tidak mau merepotkannya. Adik saya adalah tanggung jawab saya, dan saya hanya ingin mewujudkan cita-cita saya untuk memberikan biaya adik saya sendiri!" Tekan Crystal. Namun, masih terdengar lembut

"Baiklah.. jangan lama-lama.. besok kalian menikah, saya sudah siapkan semuanya." Crystal kaget dan memelototkan matanya, namun ia mengangguk pasrah

Crystal (Tersedia Di Playstore)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang