Bab 3

152 18 15
                                    

Pukul 07.25
Rebecca turun ke bawah, ia segera menuju ke meja makan untuk sarapan. Ternyata ada papanya disana.

"Becca." Sapa Pak Edward.

Rebecca tidak menggubris sapaan Papanya, lalu ia mengambil beberapa potong roti yang suda diolesi selai oleh bibi dan ia pun segera pergi bersama supir pribadinya ke sekolah. Selama di mobil, Rebecca hanya memainkan ponselnya. Tiba-tiba ada yang menelponnya yaitu Bella Natashia, atau biasa dipanggil Belle yang merupakan sahabat Rebecca.

"Halo, Becca. Kamu masuk kan?" Tanya Bella di telepon.

"Hm." Jawab Rebecca.

"Okey." Balas Bella. Lalu Bella mematikan panggilan suara tersebut.

Sesampainya Rebecca di sekolah, ia segera berjalan menuju koridor dan ke kelasnya. Saat sampai dikelas, Rebecca duduk bersama Bella.
"Bella, minggir gw mau duduk dipojok." Perintah Rebecca.

Bella berdiri membiarkan Rebecca duduk dipojok dan Bella duduk di pinggir.
"Becca, kamu kemaren kemana? Dugem lagi?" Tanya Bella yang sudah tahu jawabannya dan coba memastikan

"Hm." Jawab Rebecca.

"Oh." Balas Bella yang tidak mau memperpanjang pembicaraan.

Beberapa menit kemudian, pelajaran Matematika dimulai. Dan datanglah guru baru tersebut.
"Hello guys, hari ini saya akan memperkenalkan diri saya. Saya William Adamson, panggil saja pak William, saya berumur 25 tahun." Ucap pak Wiliam bersamaan dengan tepuk tangan para murid akan prestasi yang sudah di dapat oleh Pak William kecuali Rebecca yang hanya sibuk mendengarkan musik. "Okey, segitu saja perkenalan dari saya. Mari saya mulai mengenal kalian, silahkan kalian memperkenalkan diri dari kamu." pak William menunjuk ke arah Rebecca, tapi Rebecca tidak mendengarkannya.

"Rebecca." Tegur Bella sembari menarik earphone yang Rebecca gantungkan dikupingnya.

"Apaan?!" Gerutu Rebecca.

"kamu disuruh perkenalan diri!" Perintah Bella sambil memukul lengan Rebecca.

Rebecca mendecak kesal lalu berdiri, "Saya Rebecca."

"Hm... coba perkenalkan diri kamu yang lengkap," Ujar pak William.

Rebecca menghela napas kasar dan berkata, "Nama saya Rebecca Audrina Seraphina, saya berumur 17 tahun."

"Baik, sebelahnya Rebecca." Perkenalan diri berlanjut hingga murid terakhir dan tepat habisnya waktu mata pelajaran matematika lalu berganti mata pelajaran selanjutnya.

"Rebecca, ke ruang saya nanti pulang." Perintah pak William

Rebecca menatap sinis guru tersebut, memutar bola matanya, dan menjawab, "Hm."

Lalu Pak William pergi dari ruang kelas Rebecca.
"Becca, hayuluh... dipanggil sama pak William, kena kasus sama guru baru? Wow! Hanya seorang Rebecca Audrina Seraphina doang." Sindir Bella.

"Hebat kan gw?" Ujar Rebecca nyeleneh.

Bella mendecak sebal dan berkata, "G."

****

Saat waktu pulang pun tiba, Rebecca dan Bella segera pergi ke ruang pak William.
Tok...tok...tok... (Rebecca mengetuk pintu ruangan pak William)
"Masuk!" Sahut pak William dari dalam ruangan.

Rebecca masuk seorang diri tanpa Bella,
"Ada apa bapak panggil saya?" Tanya Rebecca.

"Kemarin kamu kemana kok enggak masuk?" Tanya balik pak william.

"Emang kenapa, pak? Bapak kan bukan wali kelas saya yang berhak nanya-nanya gitu kesana!" Ucap Rebecca nyeleneh.

Pak William menghela napas berat dan berkata, "Tidak apa-apa, saya hanya penasaran saja. Memangnya saya tidak boleh menanyakan kenapa kamu tidak hadir kemarin, kan saya guru dan kemarin ada pelajaran saya di kelas kamu. Jadi saya berhak menanyakan kenapa kamu tidak hadir kemarin."

"Saya sakit," Ujar Rebecca.

"Sakit?" Tanya pak William tidak percaya.

"Hm," Rebecca berdehem.

"Bukannya mabuk?" Pak William tersenyum penuh makna.

Rebecca terkejut dan berusaha tenang, "Enggak,"

"Saya yang mengantarkanmu pulang," Ucap pak William.

"Oh," Balas Rebecca singkat. "Terus kenapa?" Lanjut Rebecca.

"Kamu tidak boleh ke club, kamu seorang pelajar." Ujar pak William.

"Guru kencing berdiri, murid kencing berlari. Ngerti kan maksud saya? Bapak sebagai guru ke club, saya sebagai pelajar juga boleh dong ke club, toh guru saya sendiri ke club." Bantah Rebecca.

"Tapi kamu belum bisa masuk sana, batas umur kamu masih jauh untuk boleh masuk ke club. Apalagi kamu masih dibawah naungan sekolah ini." Ucap pak William.

"Selagi bisa masuk, umur enggak penting. Dan saya juga enggak bikin masalah atau buat keributan dengan membawa nama sekolah ini. Saya juga enggak make seragam sekolah, dan itu udah bukan waktu masa pelajaran. Dan bapak enggak ada hak untuk ngatur saya, karena itu udah diluar sekolah dan waktu masa belajar-mengajar. Iya, kan?!" Bantah Rebecca.

Pak William hanya menghela nafas, "Kamu tuh kalo dibilangin nurut, ini juga buat kebaikan kamu."

"Apa yang saya mau, itu keputusan saya. Baik buruknya itu saya yang nanggung, Repot banget sih!" Ujar Rebecca.

"Aduh kamu nih," Pak William pasrah. "Iya sudahlah, kamu boleh pergi."

Lalu Rebecca keluar dengan keadaan kesal. Dan ternyata ada Bella yang menunggu Rebecca, "Eh udah selesai toh ngobrolnya, lama ba..." Ucapan Bella terpotong.

"Bacot." Rebecca memotong ucapan Bella dan pergi meninggalkan Bella.

Jangan lupa berikan dukungan kalian dengan melalui vote dan komen
terima kasih ❤❤❤

REBECCATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang