After Effects

11 0 0
                                    

      Setelah kehilangan itu, ada efek lain yang ditimbulkan. Aku menjadi seseorang yang sangat takut kehilangan kembali orang yang ku sayang. Aku takut memiliki suatu hubungan dan komitmen yang berhubungan dengan cinta. Bisa dibilang ini adalah trauma.

      Sampai pada saat ini aku masih terpikir untuk tidak menikah. Aku takut aku akan merasakan lagi kehilangan dan aku juga takut nantinya keluarga ku akan merasakan kesedihan yang sama ketika aku tiada. Memang seharusnya aku tidak menceritakan ini ke teman-teman ku. Semua yang mendengar pernyataan ku ini tidak ada yang tidak menghina ku. Mereka mempertanyakan alasan dari pernyataan ku, bahkan ketika aku utarakan alasan yang sejujurnya, mereka masih tetap tidak bisa menerimanya. Mereka mengatakan bahwa manusia di dunia ini harus beranak cucu dan bertambah banyak. Apakah masih kurang banyak manusia di dunia ini? Mereka juga mengatakan kalau pada masa tua ku tidak akan ada yang mengurus ku jika aku tidak punya anak. Apa yang membuat mereka begitu yakin aku akan berumur panjang? Apakah mereka kira aku mau merasakan trauma ini? Perasaan ketakutan ini? Bahkan ketika ayah ku memberitahukan bahwa dia akan pergi ke suatu kota dengan pesawat saja aku akan sangat merasakan khawatir dan takut. Takut pesawat itu jatuh takut aku akan kehilangan ayah ku.

        Aku hanya ingin menjaga dan merawat ayah ku di masa tuanya tanpa terganggu dengan urusan-urusan lain jika aku menikah. Aku hanya ingin berada di sampingnya ketika dia tiada. Aku ingin menggantikan hal-hal yang tidak sempat ku lakukan dengan ibu ku. Mengapa tidak ada yang bisa memandang dari sudut pandang ku? Apakah menjadi perawan tua sebegitu buruknya? Apakah cinta hanya bisa aku dapatkan dari seseorang yang menyandang status suami?

          Selama ini aku hanya berusaha menyikapi segala tanggapan mereka dengan tawa, aku hanya cukup malas berdebat dengan mereka. Terkadang aku juga merasa kecewa dan tersinggung dengan pendapat mereka. Apadaya pemikiran ku ini tidak banyak yang mengerti. Jadi aku yang harus mengerti mereka. Aku tidak menutup kemungkinan kalau bisa saja aku berubah ketika aku sudah bisa berdamai dengan segala ketakutan ini. Lagi pula aku tidak begitu yakin akan ada laki-laki yang menyukai bahkan menyayangi ku.

Untitled SadnessWhere stories live. Discover now