BAB 15: Mereka Juga Temanmu

4.8K 667 62
                                    

Jangan dikira usaha Mark hanya samapi situ saja. Dulu Renjun yang sering menghampiri Mark ke FT, sekarang semuanya berganti. Marklah yang menghampiri Renjun ke Faperta sambil membawa makanan.

Mau lunch bareng sama mantan katanya.

Gantengnya Mark sudah tersebar luas ke semua fakultas. Mark tampan seperti pangeran tapi sayangnya dia terlalu jutek apalagi kalau sudah dengan perempuan atau uke. Ke pacarnya sendiri saja jutek apa lagi dengan yang lain.

Sebelum ke Faperta, Mark menyempatkan diri keluar dari area kampus hanya untuk mencari makanan kesukaan Renjun. Renjun itu senang sekali mie ayam perempatan di luar kampus. Jadilah ia pergi dulu untuk mencari mie ayam, untung saja dibungkusnya pakai sterofoam. Kalau tidak, kan dia bingung makannya Bagaimana.

Hari itu Mark memakai celana jins hitam dan baju kemeja garis-garis merah-hitam dan sepatu larinya. Rambutnya hitam dan tidak lupa ada kacamata yang bertengger di hidung mancungnya, serta wajahnya yang rupawan. Ah! Mark mau pakai baju apa saja juga cocok.

Mark turun dari mobilnya sambil membawa plastik hitam yang isinya 2 kotak mie ayam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mark turun dari mobilnya sambil membawa plastik hitam yang isinya 2 kotak mie ayam. Ia berjalan memasuki area Faperta dengan wajah datarnya. Toh wajahnya sudah begitu sejak dulu.

Banyak mahasiswi yang berbisik-bisik saat melihat Mark datang ke area Faperta.

"Loh Kak Mark? Kok lo disini sih?" Sapa seseorang dari arah samping.

Mark menoleh dan mendapati Chenle, adik tingkat Renjun, berada disebelahnya. Mark tersenyum tipis.

"Gue mau cari Renjun. Lo liat?" Tanya Mark.

Chenle membelalak kaget, "Lo serius nyariin Kak Renjun, Kak?" Syok Chenle.

Maek hanya mengangguk mengiyakan. Chenle telihat agak ragu untuk memberi tau dimana Renjun berada.

"Sorry Kak, tapi tadi Kak Renjun udah keluar sama Jeno."

Senyuman Mark luntur seketika.

Tangannya semakin kuat menggenggam plastik yang ia bawa. Dadanya memanas, dia lama-lama geram pada Jeno.

Curut satu itu emang harus gue singkirin. Rese banget!

"Kak Mark, lo baik-baik aja?" Tanya Chenle ragu.

Mark menatap Chenle lalu menggeleng, "Gue nggak baik-baik aja. Nih lo mau nggak?" Balas Mark sambil menyerahkan kantung plastik hitam itu pada Chenle

"I-ini apaan, Kak?"

"Mie ayam perempatan. Tadinya gue mau makan bareng sama Renjun tapi kayanya dia makan siang sama orang lain. Dari pada gue buang ini makanan. Kan sayang," balas Mark dengan senyum tipisnya.

"Hm... gi-gimana kalau makan bareng aja, Kak? Gue nggak sanggup ngabisin dua sendirian," ajak Chenle

Mark menggeleng seraya tersenyum, "Nggaklah. Gue mau balik ke FT aja," balas Mark lalu menyerahkan plastik hitam itu pada Chenle.

The Man Who Can't Be Moved 📌 MarkRen ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang