Bacaan: Mazmur 18:2-4
NATS: Ya Tuhan, bukit batuku, kubu pertahananku dan penyelamatku, Allahku, gunung batuku, tempat aku berlindung, perisaiku, tanduk keselamatanku, kota bentengku! (Mazmur 18:3)
Ternyata kita, manusia, melakukan penalaran terutama berdasarkan hati, dan bukan berdasarkan pikiran. Seorang matematikawan dan ahli teologi Perancis, Blaise Pascal, dahulu berkata, “Hati mempunyai kemampuan berpikir yang tidak diketahui oleh pikiran.”
Para penyair, penyanyi, pengarang cerita, dan seniman sejak dulu mengetahui hal ini. Mereka menggunakan berbagai simbol dan perumpamaan yang lebih berbicara kepada hati daripada kepada pikiran kita. Karena itulah gagasan-gagasan mereka menembus ke tempat yang tidak dapat dicapai oleh gagasan lainnya. Dan karena itulah kita berkata, “Sebuah gambar berharga seribu kata.” Gambaran tetap tinggal di pikiran kita saat semua hal-lain telah terlupakan.
Daud menulis, “Ya Tuhan, bukit batuku, kubu pertahananku, … perisaiku, tanduk keselamatanku, kota bentengku!” (Mazmur 18:3). Pada saat itu ia memikirkan unsur-unsur fisik yang mencerminkan kenyataan rohani. Setiap gambar dalam pernyataan itu mengekspresikan pemikiran yang lebih dalam, menghubungkan dunia nyata dengan alam maya Roh. Daud tidak melantur pada definisi dan penjelasan, karena penjelasan dapat mengaburkan imajinasi. Setiap gambar tetap tinggal dalam pikiran kita. Itu adalah gambar-gambar yang membangkitkan misteri, menggugah imajinasi, dan memperdalam pengertian kita.
Daud membangunkan sesuatu yang tersembunyi di dalam diri kita. Memikirkan sesuatu secara mendalam adalah hal yang baik. Lalu apakah arti kalimat Allah adalah bukit batuku, kubu pertahananku, perisaiku bagi Anda?
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Renungan Kristen
SpiritualKumpulan Renungan Kristen 😇😉 Tuhan Yesus Memberkati... Selamat Membaca.. ❤️