Bacaan: Yohanes 2:1-11
NATS: Tetapi ibu Yesus berkata kepada pelayan-pelayan, “Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu!” (Yohanes 2:5)
Beberapa pesta pernikahan merupakan persoalan hidup dan mati. Persoalan itu kerap dirasakan demikian oleh orang-orang yang terlibat di dalamnya. Setelah menikahkan tiga anak perempuan, saya dapat memahami kecemasan para orangtua dalam menyambut para tamu dengan baik. Karena itu, setiap kali saya membaca kisah perkawinan di Kana dalam Yohanes 2:1-11, saya selalu tersenyum.
Meskipun peristiwa itu agak lucu bagi saya, keajaiban Yesus mengubah air menjadi anggur mengandung tujuan serius, yaitu pernyataan Diri-Nya sendiri sebagai Anak Allah kepada para murid-Nya.
Banyak orang mungkin telah melihat tempayan batu berukuran besar yang diisi air sampai penuh. Namun, kepada para pelayan yang menuangkan air itulah Tuhan berkata, “Sekarang cedoklah dan bawalah kepada pemimpin pesta” (ayat 8). Alkitab mengatakan, “Lalu mereka pun membawanya.” Ketaatan tanpa ragu yang mereka miliki itu merupakan teladan bagi kita saat menjalankan tugas sehari-hari yang diberikan Allah kepada kita.
Pemimpin pesta itu memuji mempelai laki-laki, dengan berkata, “Engkau menyimpan anggur yang baik sampai sekarang.” Ia tidak mengetahui asal anggur itu (ayat 10), “tetapi pelayan-pelayan, yang mencedok air itu, mengetahuinya” (ayat 9).
Sama seperti mereka, kita sadar bahwa ketika Allah menggunakan kekurangan kita untuk membantu orang lain, hal itu terjadi karena kuasa-Nya. Para pelayan di Kana yang mencedok air itu mengetahui bahwa pujian hanya pantas ditujukan kepada Yesus. Demikian juga kita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Renungan Kristen
SpiritualKumpulan Renungan Kristen 😇😉 Tuhan Yesus Memberkati... Selamat Membaca.. ❤️