First Meet

38 3 0
                                    

Namaku Lucy. Bisa dibilang aku ini berbeda dengan teman sebaya ku yang lain. Aku memiliki kemampuan yang tidak semua orang punya. Biasanya orang lain menyebut kemampuan yang dimiliki oleh orang-orang seperti ku adalah Indigo. Ya, aku memang seorang gadis Indigo. Aku bisa melihat dan berkomunikasi dengan mereka yang tidak bisa dilihat oleh manusia biasa. Tapi itu tidak membuatku dijauhi oleh teman-teman sebaya ku. Mereka tetap menganggap ku sebagai gadis SMP biasa.

Di sekolah, aku memiliki seorang sahabat bernama Florence. Florence juga sama sepertiku. Ia juga seorang gadis indigo. Jadi aku tidak sendirian karena ada gadis lain yang sama sepertiku. Aku bertemu dengannya sejak awal masuk SMP. Ia gadis yang lucu dan juga sangat iseng. Melebihi para makhluk halus yang biasa menampakkan diri didepanku.

Hari ini ada pelajaran IPA. Jadi setiap pelajaran IPA seluruh siswa/i akan menuju ke lab IPA untuk mengikuti pelajaran. Seperti biasa aku jalan berdua bersama Florence menuju lab IPA. Setelah sampai di lab aku duduk berdua dengan Florence di bangku belakang deret ke empat.

Waktu pelajaran sudah di mulai, aku merasakan ada hawa yang berbeda di lab ini. Tidak biasanya aku merasakan merinding ketika berada di sini. Aku pun bertanya ke Florence apakah dia merasakan hal yang sama dengan ku atau tidak.

"Florence, kamu merinding gak sekarang? Kok aku merasa merinding ya" tanyaku
"Iya aku juga merinding dari tadi. Hawa nya kayak gak seperti biasanya. Jadi aku merasa kalo ada yang gak beres" jawab Florence agak ketakutan.

Bu Dora yang sedari tadi menerangkan tanpa sengaja melihat ke arahku dan Florence yang duduk bersama. Lalu ia menghampiri kami.

"Kalian dari tadi ngapain? Kenapa saya sedang menerangkan kalian malah asik sendiri? Memang nya menurut kalian muka saya ini seram ya, sampai kalian tidak mau memperhatikan ketika saya sedang menerangkan materi" kata Bu Dora marah.

"Karena kalian terlalu asik mengobrol sekarang silakan keluar dari lab!" Omel Bu Dora sambil menunjuk ke arah pintu. Aku dan Florence akhirnya keluar dari lab dan berjalan menuju kantin. Setiap jam kos kami berdua memang suka menuju ke kantin hanya untuk refreshing. Apalagi tadi habis dimarahin habis-habisan sama guru killer satu ini.

Bu Dora memang terkenal sangat galak. Apalagi kalau ada anak yang tidak mengerti pelajarannya. Pasti ia akan sangat marah! Bahkan, anak kelas lain saja sampai menahan tawa ketika Bu Dora sedang marah.

Di kantin, aku memesan jus jeruk. Sedangkan Florence memesan soto milik pak Yudi. Disini soto pak Yudi memang terkenal sangat enak. Apalagi harganya cuma 10.000 rupiah saja. Bahkan, Florence bisa nambah sampai 3 kali. Belum lagi dia membeli berbagai macam makanan lain. Itulah yang membuat pipi nya semakin tembam dan sering dicubiti sama teman-teman sekelas.

Sambil makan, aku dan Florence membicarakan tentang apa yang tadi kita alami di lab IPA.

"Tadi aku melihat ada sosok gadis di pojok ruangan. Gadis itu lumayan cantik, tapi muka nya pucat banget trus ada lingkaran hitam di sekitar matanya" cerita ku panjang lebar

"Tapi kok aku gak lihat? Padahal aku duduk di sebelah kamu loh" kata Florence tidak percaya

"Iyalah, kamu kan lagi asik gambar-gambar gak jelas di buku kamu itu" sahut ku

"Ngehee,, kan kamu tau kalo aku sangat hobi menggambar. Makanya aku tadi menggambar apa yang sedang ada di pikiranku" jawab Florence sambil nyengir

"Btw, Bu Dora kira-kira lagi marah gak ya? Ah, jadi takut buat balik ke lab nih" kata Florence

"Udah lah kita gak usah balik ke lab lagi. Lagian kan kita ini lagi di hukum jadi gak usah pergi ke lab. Siapa tau Bu Dora lagi marahin satu kelas lagi trus kita juga yang kena" ujar ku sambil minum jus yang tadi ku pesan.

Tak lama kemudian, Bu Dora memanggil kami kembali ke lab. Tapi dengan syarat kalau kita tidak boleh ngobrol saat pelajaran.

Saat kembali ke lab, aku dan Florence melihat sosok gadis yang sempat ku lihat ternyata masih ada di pojok ruangan itu. Tapi kami pun tidak mempedulikan karena kalau terlalu lama Bu Dora bisa marah. Untung saja ini jam pelajaran terakhir. Jadi tinggal sekitar 10 menit saja bel pulang akan berbunyi.

Benar saja. Bel pulang pun berbunyi. Kami langsung bergegas pulang. Namun, aku dan Florence masih berada di lab karena kebetulan Bu Dora sedang keluar. Jadi kita bisa leluasa untuk mencari tahu tentang keberadaan gadis itu. Saat sedang merapikan barang-barang, ada sesosok gadis tadi di sebelah Florence. Ia tampak tersenyum ramah.

"Hai, boleh aku kenalan sama kalian? Namaku Fiona" Ternyata nama nya Fiona

"Eemm.. boleh, nama ku Lucy. Dia sahabat ku namanya Florence" jawab ku sambil berjabat tangan dengan Fiona. Tangan Fiona terasa dingin sekali seperti bersentuhan dengan es secara langsung.

"Maukah kalian berteman denganku? Aku sangat kesepian dan aku sudah lama mendiami tempat ini sejak sebelum sekolah ini di bangun" kata Fiona terlihat murung.

"Mau, tapi kamu jangan mengganggu teman-teman yang lain ya kasian mereka yang tidak biasa melihat sosok makhluk halus seperti mu" sambung Florence sambil tersenyum

Fiona pun mengangguk dan aku bersama Florence bergegas keluar lab untuk segera pulang.

TBC
Jangan lupa vote ya gaisseuu

My Ghost FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang