Menyeruak, matahari bangkit di sisi timur cakrawala. Tetap siaga di posisi hingga tengah hari menjelang. Ia tak bergeming, kegosongan tak membuatnya ngeri lagi. Asap tipis yang tak kelihatan mengepul tipis dari kerikil-kerikil jalanan. Siang pergi dengan cepat digantikan sore. Angin mulai berputar-putar di angkasa, melesat dengan cepat hingga menyentuh pucuk-pucuk pohon berketinggian rendah. Tetes demi tetes air tiba-tiba menyapa keringnya tanah seakan-akan tadi angin pergi untuk mengabarinya tentang suatu hal seperti tentang adanya pertemuan penting hari ini. Lalu matahari, angin, hujan, dan tanah kering mulai bergabung dalam lingkup naungan atmosfir membicarakan sesuatu yang tidak kumengerti.