chapter 2

4 0 0
                                    

   Berawal dari sosial media dan rasa penasaranku pada sikap dingin nya itu. Membuatku semakin sering memberikan komentar disetiap foto yang dia unggah. Mulai dari sekedar candaan kecil, ya walaupun tanggapannya sedingin es. Semakin dingin sikapnya membuat ku semakin tertarik untuk lebih dekat dengannya.

   Seperti hari-hari biasanya aku pergi ke sekolah dan pastinya bertemu dengan dia. Laki-laki yang sering menjadi bahan perbincangan anak perempuan disekolah ku karena kepintarannya. Ya, memang dia cukup berprestasi disekolah karena sering mengikuti beberapa lomba. Selain karena kepintarannya, dia juga sering mengumbar pesona.Tapi hal itu tidak lantas membuatku jatuh hati padanya seperti perempuan lain.

   Namun, tidak ada satu hari pun yang aku lewati tanpa dia. Rasanya akan terasa mengganjal bila sehari tanpa dia. Walaupun yang kami lakukan hanyalah bertukar pesan singkat. Semakin lama aku semakin mengenal dia, bagaimana cara dia berbicara,caranya menyayangi meski berbeda dengan cara biasanya. Saat kami semakin mengenal, dia berusaha mengajakku masuk ke dunia dan istana pikirannya.

   Dia selalu memaksa ku untuk menyukai apa yang dia suka, seperti belajar fisika, menyukai tokoh detektif, sampai-sampai dia mengajakku pergi ke luar angkasa. Memang kedengaranya aneh tapi seru juga, mungkin cara kami saling mengenal agak berbeda dengan pasangan lainnya. Akhirnya hal yang kutunggu, tiba juga dia berjanji padaku untuk meminjamkan novel kesayangannya padaku. Rasanya aku tidak sabar untuk berjumpa dengan nya esok, karena itu kedua kalinya aku bisa melihat lagi tatapan hangat yang selalu ku rindu.

Ketika Hampa Menjadi SapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang