Taehyung, adalah sebuah boneka yang sengaja diletakkan di penampungan sampah hari itu. Hari dimana petugas kebersihan terlihat sangat sibuk meski salju turun cukup lebat. Tubuhnya tergeletak di antara tumpukan sampah plastik tak berguna dengan air mata yang mengalir dan mulai beku.
Tunggu ...
"Sunbae ...!" panggil seorang petugas kebersihan, Yoo Sungjong
Petugas kebersihan yang berada di dekatnya menoleh, "Ada apa?" ia bertanya.
"Lihat, apakah boneka dari toko pakaian ini menangis?" Sungjong balik bertanya.
Petugas keberihan lain, Jeon Taeseok menghampiri. Memeriksa keadaan boneka yang ia tau dibuang oleh pemilik toko pakaian pagi ini karena kakinya telah cacat, "Aku rasa itu karena tetesan air dan membeku," jawabnya.
Sungjong mengangguk lalu pergi untuk melanjutkan pekerjaannya. Namun berbeda dengan Taeseok, ia ingat kalau putrinya membutuhkan sebuah manikin untuk modelnya saat sidang nanti.
"Hey, Sungjong!" Taeseok memanggil, ia tak melepaskan pandangannya dari manikin dengan kaki yang hampir putus ini, "aku boleh membawanya pulang?" ia bertanya.
"Oh, bawa saja," jawab Sungjong.
"Ya, terima kasih."
Taeseok lantas mengangkat manikin itu lalu membawanya ke kantor atau lebih tepatnya ruangan 6 x 5 meter di tengah tempat penampungan sampah. Ia menutup cacat di kaki manikin tersebut dengan selotip untuk sementara agar ia mudah membawanya pulang.
"Kau mau memberikan benda bekas itu untuk putrimu?" tanya Sungjeong yang baru saja masuk setelah menyelesaikan pekejaannya.
"Putriku masih belajar," katanya, "aku yakin dia menyukai manikin ini," jawab Taeseok.
"Kau bisa membeli yang baru, sunbae, tidak perlu memungut dari tempat sampah seperti itu," Sungjeong berujar. "kau tega sekali." lanjutnya.
Taeseok tersenyum tak peduli, ia menggosok tubuh manekin itu dengan kain basah setidaknya agar kotoran karena tercampur dengan sampah dan tanah juga salju yang turun. Ia menempatkan manekin tersebut di sisi ruangan sebelum ia membawanya pulang setelah selesai bekerja.
"Jiseo-ya?"
Taeseok memanggil putrinya yang ada di dalam kamar, "Sayang," panggilnya lagi.
"Ada apa ayah?" Jiseo bertanya sambil membuka pintu kamarnya.
"Kau sedang apa?"
"Membuat design, ayah sudah pulang?"
"Hm! coba tebak, ayah bawa apa untukmu?"
Taeseok lantas mengajak putrinya untuk keluar rumah, membuka penutup terpal di bak belakang mobilnya.
"Ayah ... ini – "
"Yah, ini baru dibuang tadi pagi oleh pemilik butik besar di Myeongdong. Ayah pikir kondisinya cukup baik, jadi ayah membawanya pulang," jelas Taeseok.
Jiseo terpaku, ia menyentuh bagian tubuh manekin itu dan menemukan ukiran nama Taehyung di bawah telapak kakinya. Ia kaget ketika kaki manekin itu bergerak sampai refleks ia memundurkan badannya.
"Ada apa?" Taeseok yang melihat putrinya mundur ikut terkaget, "kau tidak suka?" tanyanya.
"A – ayah, kau benar-benar mengambilnya dari tempat sampah?" Jiseo balik bertanya.
"Ya – ke – kenapa?"
Jiseo menggeleng, masih tidak percaya dengan pergerakan samar yang dilakukan oleh manekin di atas bak mobil ayahnya.