Chapter 3

6.6K 802 45
                                    

BAB 3

​Allea sampai di Classiere Hotel tepat pukul sebelas siang sesuai dengan janjinya bersama Niko kemarin. Pagi ini dia hanya sempat absen di kantor lalu meminta izin pulang karena merasa kurang enak badan, hal yang wajar karena hampir semalaman Allea menangis sehingga bangun dengan kepala pening.

​Niko sendiri tidak keberatan asal Allea tetap datang dijanji makan siang mereka. Syukurlah, setelah hari beranjak siang Allea sudah merasa lebih baik, hanya bagian matanya yang masih terasa bengkak sisa pergulatan emosi semalam.

​"Selamat siang, Pak Niko," sapa Allea ketika dia menemukan Niko duduk sediri di kafe hotel.

Niko menoleh lalu mengangguk membuat ​Allea menyusul untuk mendudukan dirinya di samping Niko karena meja yang sedang tempati ini berbentuk persegi panjang, kelihatannya akan ada banyak orang yang datang,

​"Mereka belum datang, Pak?" tanya Allea mengamati keadaan di sekitarnya. Pertemuan kali ini dilakukan pukul dua belas siang bersamaan dengan jam makan siang. Alasannya dibuat agar mereka bisa lebih akrab karena kali ini hal yang mereka bicarakan belum begitu kompleks.

​"Mungkin sedikit terlambat, merekakan orang sibuk." jawab Niko sambil meminum kopinya dan sesekali menggeser layar tab di tengannya.

Pria itu sepertinya sedang sibuk membaca beberapa berita lewat tab dan terlihat tidak ingin diusik.

​Allea yang merasa bosan karena dianggurkan sejak tadi memutuskan untuk memesan teh hangat. Meskipun udara diluar cukup panas, namun meminum-minuman dingin bukan pilihan tepat saat dia baru sembuh dari sakit kepala hebatnya beberapa jam yang lalu.

​"Bagaimana keadaan kamu?" tanya Niko tanpa menatapnya.

​Allea mengerutkan alisnya, namun ketika yakin bahwa yang di tanyakan Niko itu tentang absen sakitnya pagi tadi akhirnya dia bisa langsung menjawabnya, "Saya sudah sedikit merasa sediki lebih baik, Pak."

​Niko mengangguk-anggukkan kepalanya dan ketika pria itu menoleh dia mendapatkan rombongan yang mereka tunggu sudah memasuki wilayah kafe. Niko langsung bergegas berdiri dan memperbaiki kemejanya yang sedikit kusut akibat terlalu lama bersandar pada kursi tempat duduknya.

​"Manager hotel ini sudah datang," bisiknya pada Allea yang juga langsung ikut berdiri dan berbalik menatap rombongan yang sedang berjalan ke arah mereka.

​Allea menatap kaget pada sosok pria tinggi yang berjalan paling depan dari empat orang yang mengikutinya di belakang, dua orang wanita dan dua orang pria. Dari tampilannya saja Allea sudah tahu siapa yang memiliki jabatan paling tinggi di antara kelima orang itu, Allea hanya tidak percaya bahwa orang yang berada di barisan paling depan ini lah yang akan dia temui hari ini.

​"Allea?!" seru pria yang ada di depannya tak kalah terkejutnya.

​Allea tersenyum sopan dan sedikit melirik Niko yang bingung karena klien mereka terlihat mengenal Allea dengan baik.

​"Jadi kamu pihak yang akan bekerja sama dengan hotel kami?" tanya pria itu.

​Allea tersenyum sambil mengangguk canggung, tidak tahu harus menyikapinya seperti apa. Pria yang berdiri di hadapannya ini adalah Aldian, kekasih dari Fiana yang kini terlihat sangat antusias dengan pertemuan mereka, sementara itu keempat orang di belakangnya di tambah dengan Niko sedang menatap mereka dengan sorot penasaran yang tinggi.

We All LieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang