07

37 12 2
                                    

Happy reading ❤






















Mengapa, mengapa hidupku begitu hancur.

Aku tak kuat untuk selalu menerima semua hantaman bertubi tubi seperti ini, makin hari aku makin merasakan kesakitan.

Fisik maupun batin.

Sampai kapan aku harus selalu terjaga di setiap malam seperti ini, aku sudah lelah dengan semuanya dan ingin mengakhiri nya.

Kecewa, aku benar benar kecewa. Mengapa orang di sekitarku selalu membuat ku seperti ini.

Aku akan menerima semua ini jika aku yang salah.

Tapi jika tidak, apakah aku harus selalu mengalah?? Mengapa aku harus menjadi korban atas perbuatan yang tidak ku perbuat sekalipun.

Kapan semua ini berakhir, aku benci diriku di saat sedang keadaan seperti inipun aku masih takut untuk mengakhiri hidup ku.

Padahal setelah di fikir berkali kali, hidup ku memang tidak bermakna.

Tapi mengapa aku se pengecut itu tidak berani untuk mengakhiri hidup ku sendiri??

Bagai salju kecil yang melayang di udara, jika saja salju itu adalah diriku. Pasti aku akan berjatuhan, melayang perlahan dan hilang.

Sehingga tak perlu memikir kan bagaimana cara ku untuk hilang dari bumi ini.

Disini, sepenuhnya musim dingin. Salju berjatuhan berbarengan dengan air mataku. Hatiku berlari melintasi waktu, seorang diri dalam serpihan salju.

Salju sudah Turun beberapa jam yang lalu, dan aku masih di luar untuk merasakan salju yang berjatuhan dan menusuk kulit ku ini.

Aku tak berharap apapun saat salju pertama Turun, walaupun aku di sini berencana menunggu salju pertama Turun.

Aku hanya merasakan kedinginan, hampir saja aku membeku. Atau mungkin hati ku sekarang sudah membeku.

Ku lihat beberapa tetangga ku sedang merayakan Turun salju ini, di dalam rumah dengan perapian yang sangat hangat dan suasana yang tenang dengan Canda tawa yang memenuhi seisi ruangan.

Ingin, aku sangat menginginkan hal seperti itu.


Srettt~

Tubuh ku tertarik ke belakang saat ku rasa ada yang menarik mantel ku.

"A-ayah??" Mataku membulat saat ku lihat ayah tiriku yang menarik mantel ku barusan.

Tubuh ku bergetar karena dingin dan ketakutan, ku rasa.

Ku lihat tatapan ayah ku yang menusuk Dan terlihat sangat membenci ku.

Ku tundukan pandangan ku agar kedua bola mata kita tidak bertemu, dan aku hendak pergi berlari dari orang sialan itu.

"Mau kemana kamu?? Sudah saya bilang, jangan kemana mana kalau saya pergi"

Tangan ayah ku beralih ke rambut ku dan menarik rambut ku ke belakang, pekikan ku tertahan dan aku berusaha untuk melepas pegangan nya pada rambut ku.

"L-lepas... Mau l-lo apasih?!" Ucapku dengan suara pelan karena aku takut.

Tak lama setelah aku mengucap kan itu, ia menarik ku masuk ke dalam rumah. Lebih tepatnya menyeret ku.

Air mata ku kembali membasahi pipi ku, aku meronta ronta agar terlepas dari cengkraman nya yang kuat.

"PLEASE... LEPASIN GUE.." Ia tak menggubris perkataan ku, ia terus menarik ku masuk secara paksa ke dalam rumah ku.

Setelah aku berhasil dibawa masuk ke dalam rumah ku, tubuh ku langsung di banting ke sembarang arah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 16, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

About You And Me || Lee Hangyul [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang