(3) : Perasaan yang Teracuhkan

39 9 0
                                    

silahkan membaca, tinggalkan jejak kalian terlebih dahulu ya :)

nb : kalo ada typo bisa tag aku ya, terimakasih-!





















Seorang gadis melangkahkan kakinya dilorong kelas dengan perasaan bungah. Memandang langit dengan senyuman lebar miliknya, serta menyapa ramah pemuda dan pemudi yang di laluinya sepanjang perjalanan menuju kelas.

Dengan tergesa-gesa, ia sudah menginjakkan kakinya dikelas yang penuh dengan aroma roman yang samar. Ia melirik pemuda yang sedang ia cari-cari sedang berada dipojokan kelas.

"Panji!"

Panji melirikkan ekor matanya menuju sumber suara yang menyerukan namanya. Gadis itu terlihat terburu-buru, ada apa?

Angel mendudukkan tubuhnya didepan meja Panji dengan wajah sumringah. "Gue minta nomornya Gevan dong," ucapnya mendesak.

"Buat apa?" Panji terheran dengan sikap gadis didepannya. Tidak terlalu akrab untuk sekedar berbincang, dan sekarang dengan lancangnya meminta nomor salah satu dari temannya itu.

Angel tersipu, ia teringat perkataan sang pemuda pujaannya tersebut. "Kata Gevan, gue suruh minta nomornya ke lo. Ayo, cepet gue minta!"

Dengan enggan, Panji mengeluarkan ponselnya dari saku celana. Membuka kontak, dan membacakan nomor seorang pemuda yang sedang diterjang gadis yang ia kira pendiam.

Angel terlihat berbinar-binar mendapatkan nomor Gevan. Tanpa mengucapkan sepatah kata terima kasih, Angel kembali ke tempat duduknya dan mencoba menetralisir degup jantung yang berpacu dengan kuat.

+62 856xxxxx
Gevan, ini Angel. Nanti jadi ketemuan?

send

Angel hanya mencoba untuk tidak histeris ketika mengirimkan sebuah pesan whatsapp kepada Gevan. Pesan sederhana yang akan membawa arah hubungan mereka.

Di lain tempat,

Gevan merasakan getaran pada ponselnya, melihat notifikasi pesan dari nomor tidak dikenal.

+62 856xxxxx
Gevan, ini Angel. Nanti jadi ketemuan?

Gevan
Hai, Angel. Oke, lo bisa atur tempatnya dimana. Gue nyusul selepas rapat nanti.

Gevan tersenyum samar mendapati pesan dari gadis yang ia temui tadi. Semoga rencananya nanti akan berhasil.

Ya, semoga saja.

☆☆☆

Angel terduduk disebuah caffe depan sekolah. Melirik kesana dan kesini tuk mencari keberadaan-nya. Memeriksa ponselnya yang sudah ia kirimkan pesan singkat letak pertemuannya dengan seorang pemuda.

Kemudian, datang siluet pemuda tinggi tegap dari arah belakang. Angel sempat terlonjak mendapat tepukan bahu yang terasa menyengat.

"Hai," sapa sang pemuda dengan senyuman yang bisa saja melumerkan para gadis, termasuk Angel.

"Hai juga, Gevan."

Gevan menarik tempat duduk dan memesan minuman dari pelayan yang ada. Melihat gelagat Angel yang tampak canggung membuat Gevan dibuat heran.

"Angel." Begitu namanya dipanggil dengan suara lembut dari pemuda didepannya membuat Angel panas dingin sendiri. Gelenyar aneh terasa di telinganya.

"Eum.. Tadi Gevan mau ngomongin apa?"

Gevan terlihat antusias, mencondongkan tubuhnya mendekat ke Angel. "Gue minta tolong, lo besok ada waktu?"

KICAUAN CAKRAYAKTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang