Aku baik-baik saja,
Jangan menghiburku, jangan kasihani aku,
Kau tak perlu tinggal bersamaku,
Aku baik-baik saja.
iKON-Im ok
*****
"Lo, gak boleh pergi,"
Hanbin tau, tapi ia harus.
"Ini semua bukan salah lo,"
Hanbin tau, tapi ia hanya diam. Sudah terlambat untuk memperbaiki segalanya. Lukanya terlalu membekas, menggores hingga ke hati terdalamnya. Tak ada yang bisa menyembuhkan. Bahkan waktu pun tak sanggup untuk memperbaikinya.
Ia hancur, dan mereka semua meninggalkannya. Menuduhnya melakukan hal yang tak pernah ia lakukan. Menghakiminya sesuka hati mereka.
Hanbin tau, itu tidak gentle, jika ayahnya tau apa yang Hanbin lakukan, ia yakin sang ayah akan menertawainya hingga terpingkal-pingkal.
Namun, sang ayah tak di sini, beliau tak lagi bersamanya. Ayahnya hanya bisa menertawainya di alam sana.
"Don't crying like that, you make me like a bad person,"
Hanbin tersenyum miring menatap gadis di depannya yang tengah menangis. Kepalanya menunduk seolah ingin menyembunyikan wajahnya yang diguyur air mata. Pundak mungilnya bergetar karena isakannya.
Sejujurnya, Hanbin sangat ingin memeluk gadis itu. After all, that girl was the happiest memory. Tapi ia sadar, itu hanya akan semakin menyakiti dia dan dirinya.
"I told you, don't go. If you're go, i,"
Setelah semua yang telah mereka lalui. Arianna tak ingin melepasnya. Hanbin terlalu sulit untuk tak hadir dalam hidupnya.
The girl knew, that was selfish.
"If I go, it's none of your business. You're nobody, you've no right to interfere."
Skakmat.
Sangat tepat sasaran, rasanya jantung Arianna baru saja di tembus panah. Nada dingin yang ia dengar dari Hanbin, menghentikan isakannya. saat ia mendongak, ia mendapati sepasang mata pemuda itu menatapnya tajam. Bukan tatapan Hanbin seperti biasanya, tatapan polos seorang Hanbin yang ia kenal.
Penuh kebencian dan emosi. Arianna tak bisa menebak di balik wajah dingin itu. pemuda itu sepenuhnya berubah. Buruknya, Arianna tetap merindukannya.
"Hanbin,"
"Let me go, and that's happy ending."
untuk terakhir kalinya, Hanbin berbalik melangkahkan kakinya menuju gate keberangkatan. membiarkan Ariana menangis, menyerukan namanya histeris. Ia tidak akan berbalik meski ia sangat ingin.
Hanbin tidak tau, mana yang terbaik, ia hanya berjalan. Jika ia menjadi lebih baik, yang lain juga begitu, kan? Biarlah untuk saat ini ia menjadi jahat. Hanya kali ini, agar orang tercintanya tak tersakiti, untuk kesekian kalinya.
"HANBIN!!!"
Tidak, Ariana tidak pernah percaya ada happy ending. Karena ia bukan seorang tokoh kartun, ia Ariana yang baru saja bertemu dengan Hanbin, membuatnya memiliki rasa happy ending itu.
Juna menahannya untuk tak mengejar lelaki itu.
Setelah semua yang terjadi pada Hanbin. Menyakiti banyak orang.
Inikah happy ending? Mengapa rasanya lebih menyakitkan dibanding ending lainnya. Rasanya seperti dibunuh perlahan-lahan. Lebih baik mati saja.
*****
Diam artinya "Semoga kau bahagia"
Air mata artinya "Aku benar-benar mencintaimu"
Aku tidak akan mati karena kau meninggalkanku
Jadi jangan tatap aku seperti melihat orang yang tengah sekarat.
*****
Fell in love with me who was late to Hanbin and iKon.
200202-at my home
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm (not) Ok -iKON
Fiksi PenggemarHanbin. Sederhana, karena gue suka lo. tapi, gue terlambat.