bagian 6

22 2 0
                                    

"lo!!" teriak ke hadapan mirza, membuat vera bingung.

Kepsek berdiri dan mengahampiri mirza,
"lo kan, gak salah gue?" sambil memeriksa tubuh mirza

"hey, hentikan. Ini gue" ucap mirza

Kok mereka kenal sih, heran gue batin vera melihat tingkah kepsek.

"bajingan lo" kepsek cepat memeluk mirza. Mirza terkekeh mendengarkan omongan dia.

Vera tambah bingung, kenapa dia ngomong gitu batin vera.

Mereka melepaskan pelukan itu,

"vera, ini sahabat kami kecil sampai sekarang, dia kepala sekolah disini dan sekolah ini milik ayahnya jadi ayahnya udah pensiun jadi dia mengambil jabatan dari ayahnya." ucap mirza, vera mengangguk ngerti.

Abel, william dan arwan tau kalau kepsek adalah sahabat mereka.

"ngapain lo datang kesini?" tanya kepseknya melihat mereka.

"gue mau masukin adek bungsu gue, lo bisa kan" mirza melirik ke vera.

"bisa, bentar gue panggil gurunya" kepseknya mengambil ponsel disakunya, dan menlpon guru itu.

Mereka duduk disofa mewah milik kepsek itu.

Vera melirik kearah mirza
"bang" manggil vera

"apa dek" masih memainkan ponsel.

"baju gue gimana?" tanya vera.

Sekarang mirza melihat ke vera, menghelus kepala vera

"nantik dikasih, tenang aja ya" sambil tersenyum, vera mengangguk.

"oh ya, nama adek lo siapa?" tanya kepsek ke mirza.

"vera angelika" balas mirza. Kepsek mengangguk.

Kepsek melihat vera dengan lebih ditail , vera mengernyit bingung lihat kepsek menatap dia.

"jangan natap adek gue lama woi" teriak william yang tidak suka melihat adeknya diliatin orang lama.

"bocah, gak masuk kelas heh" menatap tajam william.

"suka hati gue dong masuk kelas atau gak," membuang muka kearah lain,

Kepsek memilih diam, karna dia tau sifat william disekolah.

"vera, kamu mau makai rok pendek atau panjang?"tanya kepsek.

"pendek" langsung dengan semangat.

Kakaknya tidak setuju dengan jawaban vera.

"Bisa sih rok pendek untuk orang seperti kamu, tapi murid sekarang memintak rok pendek, mereka mau seperti orang luar negri, apa boleh buat aku lakukan sesuai perkembangan zaman." ucap kepsek.

"bagus deh kalau gitu" balas vera dengan senang dengar kata kepsek.

"ver, kami sudah tau kalau disekolah ini makai rok pendek, jadi kami berbohong ke kamu" kata jujur awan ke vera.

Vera menatal tajam ke mereka berlima.

"uuhhh nyebelin lah punya kakak satu ini" vera melipat tanganya, tidak melirik ke mereka.

Mereka berlima terkekeh melihat tingkah lucu vera.

William menghampiri vera, mencubit kedua pipinya, kebiasaan dari kecil.

"uuu adek gue terlucu, gemesss deh" ucap william masih mencubit pipi vera.

"uuuh kebiasan, awas tangan lo, atau gue potong tangan lo, mau! Emang pipi kayak squisy hah" balas vera kesal lihat william mencubit pipinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 20, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang