Seorang remaja laki-laki berambut pirang mulai membuka kelopak matanya, bola matanya yang berwarna biru laut bergerak ke kanan dan ke kiri lalu menangkap peralatan-peralatan medis yang berada di sekitarnya.
Remaja laki-laki itu berusaha untuk duduk sambil memegangi kepalanya yang terasa nyeri. Sepi, itu yang ada di pikirannya ketika melihat keadaan rumah sakit. Remaja laki-laki itu memutuskan untuk turun dari tempat tidur dan pergi keluar dari ruang inapnya.
"Was passiert?" remaja laki-laki itu melihat keadaan rumah sakit yang sangat berantakan. Merasa belum cukup, remaja laki-laki itu keluar dari rumah sakit. Kali ini, dia membulatkan kedua matanya, dadanya mencelos.
Kalian ingin tahu apa yang dilihat remaja laki-laki itu?
Keadaan Kota Brandenburg yang sepi dan penuh dengan sampah berserakan di jalan, bukan hanya itu, kabut-kabut yang cukup tebal bahkan menutupi pandangannya.
"Kau sedang bermimpi Jisung, tenang saja, it's just a bad dream" remaja laki-laki itu yang ternyata bernama Jisung menampar pipinya berkali-kali, dia juga menghitung jari-jari tangannya untuk memastikan kalau dia hanya bermimpi.
Tetapi tidak! Tamparan itu terasa sakit, bahkan jari-jari tangannya pun lengkap, ada sepuluh. Jisung memutuskan untuk pulang ke rumahnya dengan berjalan kaki.
"Mutter! Vater! Aku pulang!" teriak Jisung saat sudah berada di dalam rumahnya. Hening, tidak ada balasan atas sapaan Jisung. Jisung menaiki tangga menuju kamarnya, dia melihat handphone-nya yang berada di atas nakas. "Yah mati"
Jisung mengambil laptop kesayangannya lalu menyalakannya. "Yas dia menyala"
Jisung mencoba untuk menyambungkan laptopnya dengan WiFi rumahnya, sayangnya tidak tersambung. Jisung melihat tanggal yang selalu tertera di taksbar laptop-nya, alisnya pun berkerut.
"Tunggu, sekarang kan akhir bulan oktober"
10 November 2017, itu yang tertera di taksbar laptop-nya. "Ini lucu sekali!" Jisung terkekeh, berusaha menghibur diri. Hingga pikiran-pikiran negatif berhasil membuat kekehannya terhenti.
Remaja berambut pirang itu berusaha menepis apa yang di pikirannya, dia berusaha meyakinkan dirinya bahwa ini hanya sebuah lelucon.
Gagal.
Matanya mulai terasa panas, remaja berambut pirang itu ingin menangis. "Jadi Mutter dan Vater kemana?"
"Kemana semua orang di kota ini?" Jisung menahan air matanya agar tidak jatuh, dia berusaha untuk berpikir positif.
Jisung berlari keluar dari rumahnya, ketika hendak membuka gerbang, dia berhenti. Napasnya tercekat, jantungnya bekerja dua kali lebih cepat dari biasanya, remaja laki-laki itu mencoba untuk berjalan mundur sambil mengatur napasnya.
"Zo-zombie?"
KAMU SEDANG MEMBACA
RAZS - Raus Aus de Zombie Stadt [Remake Jisung Park]
FanfictionKisah remaja laki-laki yang terbangun dari koma dan menemukan dirinya hanya sendirian di kotanya. Kemana seluruh penduduk kota? Ini remake dari cerita yang judulnya Bleib am Leben di @heyoitsnaddy Murni cerita buatanku wkwk. made on 2017