Keesokan harinya Jisung terbangun di pagi hari karena mendengar suara-suara berisik. Jisung mengerjapkan kedua matanya, lalu bangun.
Jisung membuka gorden jendela kamarnya dan melihat ada tiga zombie yang sedang mencoba menerobos gerbang rumahnya. "Mein Gott!"
Jisung mengambil handuknya dan pergi untuk membersihkan tubuhnya, setelah itu dia memasak sarapan pagi lalu memakannya.
Jisung mengambil backpack-nya dan pergi menuju garasi rumahnya, sepeda kesayangannya masih tersimpan di sana.
Jisung mengambil sepeda itu dan mengeluarkannya. Dia memegang tembak paku dengan erat dan mengarahkannya ke zombie-zombie yang berada di depan gerbang rumahnya.
"Plup!"Ketiga zombie itu pun mati, Jisung membuka gerbang rumahnya. Dia menaiki sepedanya lalu keluar dari rumahnya, sebelum menjalankan sepedanya, Jisung sempat menatap rumahnya, dia meneteskan air matanya mengingat orang tuanya sudah tidak ada.
"Aku harus bisa."
Jisung mengayuh sepedanya dengan cepat, beruntungnya dia sangat hafal keadaaan kotanya ini. Perjalanan dari Brandenburg ke Berlin memakan waktu sekitar tiga jam. Di perjalanan, Jisung terus berpikir positif dan berdoa agar sahabatnya itu masih hidup, hanya sahabatnya yang dia punya saat itu, itu pun kalau sahabatnya masih hidup.
Setelah sekitar dua jam mengayuh sepeda, Jisung pun beristirahat di sebuah taman yang sangat kotor dan sepi. Dia mengeluarkan perbekalannya dan memakannya sambil mengistirahatkan kedua kakinya. Bukannya Aku mengharapkan ada zombie, tetapi mengapa zombie-zombie-nya tidak terlihat ya?
Remaja berambut pirang itu berbicara sendiri. Sedari tadi Jisung hanya bertemu dengan sedikit zombie, mungkin sekitar sepuluh atau lima belas, itu terbilang sedikit bukan? Ya, jika dibandingkan dengan jumlah penduduk di kotanya ini.
Kedua mata Jisung menyipit ketika melihat sebuah tas kecil di bawah pohon yang berada tidak jauh dari tempat dirinya duduk. Jisung pun bergerak mendekati tas tersebut.
“Colt Anaconda? Milik siapa?
Haruskah kuambil? Jisung kembali melihat isi tas tersebut. Kedua bola mata birunya membulat ketika melihat benda bulat yang seukuran genggaman tangannya.
“Krass! Handgranate?! Krass! Aku tidak bisa mengambil ini. Ini milik orang dewasa!
Jisung menaruh kembali tas tersebut. Dia hendak berbalik untuk mengambil sepedanya hingga akhirnya kedua bola mata birunya bertemu dengan bola mata merah milik zombie berperawakan laki-laki dewasa. Jisung mengeratkan backpack-nya sambil memutar otak.
Dia menelan ludahnya ketika melihat zombie laki-laki dewasa tersebut membawa kedua temannya. Apa-apaan ini?! Aku tarik ucapanku! Aku tidak mau melihat zombie!
Sampai akhirnya Jisung melihat sungai yang membelah kota tempat tinggalnya itu, Sungai Havel namanya. Baiklah. Siapapun pemilik tas ini! Maafkan Aku dan terima kasih!
Dor! Dor! Dor!
Setelah melesatkan ketiga peluru dari Colt Anaconda, Jisung mengambil tas kecil itu lalu berlari keluar dari taman, sesekali menoleh ke belakang memastikan zombie tadi sudah mati dan tidak mengejarnya.
Bagaimana caraku menyebrang?
Jisung memperhatikan sungai yang cukup besar yang berada di hadapannya, seketika dia ingat dengan sepedanya. Sepedanya tertinggal! Chan maafkan Aku sudah meninggalkamu sendirian dengan tiga mayat zombieJisung mengeratkan ikatan backpack-nya lalu menaiki dinding yang membatasi sungai dengan jalan, sesekali melirik ke arah lain untuk berjaga-jaga jika ada zombie.
Jisung pun melompat dan berenang menyebrangi sungai, terdengar suara percikan air ketika dirinya berenang. Jisung merasakan sesuatu menyentuh kakinya, dia pun berhenti sebentar. Tidak ada ikan di sungai ini, jadi..
Jisung kembali berenang, kali ini dengan cepat. Jisung menoleh ke belakang dan melihat satu zombie bertubuh besar sedang berdiri dan menatap dirinya dengan tatapan lapar. Jisung terus berenang hingga berada di tepi sungai, dia berusaha untuk memanjat tembok, tetapi sulit. Jisung pun mengambil tembak pakunya dan menembakkan zombie itu, meleset! Tembak paku itu hanya menancap ke bahu zombie. Zombie itu terlalu besar! Jisung berteriak panik sambil berusaha lagi untuk memanjat.
“Mein Gott!!"
Jisung pun berhasil memanjat, dia pun berlari sambil memegang erat backpack-nya, dia menoleh ke belakang lagi dan melihat zombie besar tadi sudah berhasil memanjat tembok. Jisung mempercepat larinya sambil mencari senjata yang mungkin bisa membunuh zombie itu, Colt Anaconda, senjata yang dia ambil tadi.
Jisung berjalan mundur sambil mencari sasaran yang pas, setelah dapat, dia melepaskan bidikannya dan peluru pun melesat dan mendarat tepat di kepala zombie. Zombie besar itu terjatuh ke dalam sungai dan menimbulkan suara yang cukup keras. Jisung kembali melanjutkan perjalanannya, dengan jalan kaki tentunya.
Grrr Grrr
KAMU SEDANG MEMBACA
RAZS - Raus Aus de Zombie Stadt [Remake Jisung Park]
FanfictionKisah remaja laki-laki yang terbangun dari koma dan menemukan dirinya hanya sendirian di kotanya. Kemana seluruh penduduk kota? Ini remake dari cerita yang judulnya Bleib am Leben di @heyoitsnaddy Murni cerita buatanku wkwk. made on 2017