PROLOG.

81 7 4
                                    

بسم اللة الرحمن الرحيم

اسلام عليكم ورحمت اللة وبر كاتة

Ingat! Jangan baca diwaktu sholat, dan tetap jadikan Al-Qur'an yang utama untuk dibaca.

•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

"Awali hari barumu dengan kebahagiaan, agar esok kau bisa menikmati indahnya kenangan hari ini sebagai masa lalu yang mengesankan."

~@rhy_darestalah~

•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

    Mentari menyambut pagi ini dengan cerahnya. Kicauan para burung bernyanyi bergantian. Deru mesin kendaraan sudah terdengar sedari dua jam yang lalu, pukul 05.00 WIB tepatnya. Dan kini, Kota Jakarta sudah memulai kesibukan disertai dengan keadaan hiruk-pikuk para manusianya. Melakukan aktivitasnya masing-masing, tanpa peduli akan lingkungan sekitar. Ya, inilah kota metropolitan yang sempat menjadi Ibu Kota dari negara dengan julukan Zamrud Khatulistiwa.
               
     Dia, gadis remaja bertubuh mungil dengan balutan hijab di kepalanya, tengah menatap kosong ke arah luar kaca jendela mobil milik abangnya. Ya, dia. Aisyamazara Idrus namanya. 

    Gadis remaja periang yang kerap dipanggil dengan sebutan Zara itu baru saja pindah ke Kota Jakarta dua hari yang lalu. Sebuah insiden, dimana nyawa kedua orang tuanya terenggut karena kecelakaan mobil yang menimpa. Membuat Zara harus bisa tegar atas cobaan yang sedang Tuhan berikan. Tinggal bersama dengan abangnya, adalah pilihan terbaik agar ia tidak merasakan yang namanya kesepian.

"Ra, jangan ngelamun terus. Semua udah berlalu. Inget apa kata bunda dulu, kita harus selalu bisa berusaha mengawali hari dengan kebahagiaan agar semua yang terjadi sesuai sama apa yang kita harapkan. Zara itu kuat, adek abang yang paling hebat." Adnansyah Idrus, abang Zara berucap dengan lembutnya. Membuyarkan lamunan gadis itu.

"Bukan cuma bunda sama ayah yang pergi, tapi Zara juga kehilangan mereka, sahabat-sahabat Zara bang." Raut wajahnya menggambarkan kesedihan, Zara berbicara dengan suara bergetarnya, khas orang yang sedang menahan tangis.

"Zara masih bisa ketemu mereka. Zara juga masih bisa dapet sahabat baru nanti, abang yakin setiap yang pergi pasti juga ada yang menghampiri. Abang mau, Zara harus bisa berbaur sama lingkungan baru Zara nanti. Tunjukkin sama semesta, kalo Zara anak yang tegar. Jadi diri Zara yang dulu ya, yang suka ketawa, suka senyum. Jangan suka lama-lama sama keterpurukan, Ra. Abang percaya, Zara bisa kayak dulu sebelum ayah sama bunda pergi." Ujar Adnan panjang lebar.

"Iya, bang. Zara emang harus bisa lupain yang lalu. Harus bisa buat hari ini jadi sesuai sama apa yang Zara mau. Zara bakal coba bang buat lewatin masalah yang lagi Tuhan kasih." Balas Zara diakhiri dengan senyuman manis yang dihiasi dengan dua lesung pipinya.

"Zara emang adek abang yang paling kuat." Ujar  Adnan menyemangati seraya mengusap kepala Zara.

•••••

    Zara keluar dari mobil setelah menyalami tangan Adnan, abangnya. Tak lupa menutup kembali pintu mobil yang tadi ia buka.

NADA YANG BERBEDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang