بسم اللة الرحمن الرحيم
اسلام عليكم ورحمت اللة وبركاتة
Ingat! Jangan baca di waktu sholat dan tetap jadikan Al-Qur'an yang utama untuk dibaca.
•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
"Tentang temu, rindu, dan candu. Bersama hujan, Tuhan kasih semuanya berakhir di kamu."
~@rhy_darestalah~
•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
Bulan Juli telah berakhir, seharusnya negri sang ibu pertiwi sudah mulai memasuki musim kemarau. Tapi hujan, kerap kali hadir tanpa aba-aba. Jika pagi cerah, siang akan panas, pun sorenya hujan malah turun dengan begitu derasnya. Menyisakan malam yang penuh dengan berselimutkan hawa dingin. Tidak bisa diduga sama sekali. Sedang orang-orang, akan menyebutnya dengan musim pancaroba.
Jam tiga sore ketika SMA MERAH PUTIH sudah memulangkan para muridnya. Zara sudah berjalan keluar dari gerbang sekolahnya, kemudian berlalu menuju halte bus. Untuk hari ini dan satu bulan ke depan, Zara harus pulang pergi ke sekolah sendiri dengan kendaraan umum dikarenakan Adnan-abangnya tengah mengurus bisnisnya yang berada di luar kota.
Tadinya sih, ia ingin menumpang Dira atau Angel. Tapi, mereka berdua hari ini sama-sama tidak masuk sekolah. Dira izin karena ada urusan keluarga, dan Angel tidak masuk dikarenakan sakit. Jadilah ia seperti sekarang, yang sepanjang hari merasa kesepian tanpa dua sahabat koplaknya.
Zara sedikit berlari ketika gerimis mulai berjatuhan. Munuju halte bus yang jaraknya sekitar lima meter lagi, setelahnya ia pun duduk di sana. Halte bus itu tampak sepi, hanya Zara seorang diri. Hembusan angin membawa serta hawa dingin. Menyapu seluruh kulitnya, membuat tubuh mungil itu menggigil seketika. Semakin lama hujan turun dengan derasnya.
Bus belum kunjung datang, pada hal Zara sudah menunggu sejak lima belas menit yang lalu. Merasa lelah, ia pun mengeluarkan ponselnya untuk membuka salah satu aplikasi kendaraan online. Namun sayang, niatnya untuk pulang dengan taxi online pun harus gagal karena baterai ponselnya saat ini tengah lowbat. Satu-satunya jalan, ya harus menunggu bus. Atau jika ia mau rela tubuhnya sakit, ya pulang dengan berjalan kaki di bawah derasnya hujan sore ini.
Dengan terpaksa, Zara menunggu bus datang. Bertemankan suasana Jakarta yang larut bersamaan dengan hadirnya suhu dingin.
Lima menit, ia masih sabar. Sepuluh menit, tubuhnya yang menggigil kian menjadi dan membuatnya bosan serta jenuh. Di menit selanjutnya, ia benar-benar lelah. Rasanya ini lebih penat dari saat dimana Zara pernah menanti balasan cinta pertamanya! Kyaaa........, menunggu memang benar-benar membuat siapa pun akan sakit hati! Semesta itu licik, eh....., tidak juga sih. Ah...., entahlah. Biarkan saja semesta menjalankan semua takdir insan Tuhan.
Hujan masih enggan untuk mereda. Dengan setianya ia singgah. Nyaman menyelimuti bumi bersama hawa dingin yang di bawa.
Kembali ke Zara, si gadis remaja bertubuh mungil itu yang kini tengah duduk sembari memeluk erat tubuhnya yang menggigil. Sepertinya ia harus tetap di sini hingga malam hari jika hujan masih tidak berminat untuk berhenti. Terlebih bus belum juga kunjung datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
NADA YANG BERBEDA
Teen Fictionبسم اللة الرحمن الرحيم اسلام عليكم ورحمت اللة وبركاتة •••••••••• Ketika semesta dan sang pencipta tengah bermain-main dengan rasa yang mereka punya. ~Tuhan hanya kasih kita bertemu,bukan bersatu~ Dimanakah takdir memihak,unt...