Hujan

618 103 45
                                    

Pagi ini suasana di Stasiun Bogor sudah terlihat ramai seperti biasa. Lalu lalang banyak orang menjadi pemandangan yang sudah tidak asing lagi. Udara sejuk, matahari yang belum bersinar, langit yang masih biru kelabu menjadi sudut pandang yang indah untuk menyambut pagi. Jaehyun melangkah dengan sangat antusias, Ia sangat bersemangat sehingga Jeno yang berada dibelakangnya tidak bisa menyeimbangi langkah sang kakak yang terlalu cepat.

Hari ini Jaehyun bangun pagi sekali. Dia mandi paling pagi, sarapan paling cepat, bahkan Jeno dibuat repot untuk menuruti sang kakak yang menuntutnya segera bersiap. Jeno tidak mengerti apa yang membuat kakaknya itu se-semangat ini. Sempat heran saat melirik jam dipergelangan tangannya yang masih menunjukkan pukul enam kurang lima belas menit, mereka benar-benar sampai di stasiun lebih pagi dari biasanya.

"Kak, tunggu dong, buru-buru banget sih." Jeno setengah berlari menyusul Jaehyun yang sudah beberapa langkah didepannya.

Jaehyun yang seakan tuli tidak mendengarkan Jeno yang menyuruhnya untuk memelankan langkah kakinya. Jaehyun menempelkan tiket nya pada mesin tiket dan langsung menuju peron tempat biasa Ia menunggu kereta. Ramainya orang-orang disekitar tidak dipedulikannya. Jaehyun menunggu kereta datang dengan sabar.

"Kakak ih!!" Jeno masih mendumal dan berdiri disamping Jaehyun, memasang wajah kesalnya karena kakak nya itu sama sekali tidak mendengarnya.

Jaehyun hanya terkekeh pelan. Ia merapikan rambut Jeno yang terlihat berantakan. "Sini, mau kakak pasangin dasi lagi?"

"Gak."

Jaehyun semakin tertawa saat Jeno merajuk disampingnya. Ia melihat-lihat sekitar, sudah banyak sekali orang-orang yang menunggu kereta datang. Masih ada waktu sekitar lima belas menit lagi untuk kedatangan kereta jurusan Tanah Abang. Pandangan Jaehyun terus bergerak mencari seseorang yang dinantinya, Jaehyun melirik jam di ponsel pintarnya dan menghembuskan napas berat kala menyadari kini hanya tinggal lima menit lagi kereta mereka akan datang.

"Kakak nungguin seseorang?" Jeno yang melihat gelagat sang kakak yang seperti menunggu seseorang itu akhirnya bertanya.

"Gak."

Jaehyun sedikit kecewa saat orang yang sudah membuatnya semangat hari ini belum terlihat batang hidungnya. Ia mendengarkan seorang informan yang mengumumkan jika kereta tujuan Tanah Abang akan segera tiba. Semua orang sudah bersiap di pinggir peron menunggu kereta datang, termasuk Jaehyun dan Jeno. Mereka berdua sudah memindahkan ransel mereka di depan mereka dan memeluknya dengan erat. Saat kereta tiba, tanpa Jaehyun sadari, seseorang berjalan ke arahnya dan berdiri disamping Jaehyun, bergabung dengan yang lainnya menunggu kereta berhenti dengan sempurna.

"Pagi." Sapa nya ramah, dengan senyum hangatnya.

Jaehyun menoleh, wajahnya seketika berubah ceria saat orang yang ditunggunya datang. Senyumnya kembali mengembang membuat matanya membentuk bulan sabit yang sangat indah dan menggemaskan.

"Pagi, bang Evans."

Jeno menoleh dan menemukan Jaehyun bertegur sapa dengan orang yang tidak dikenalnya. Johnny tersenyum sekilas kepada Jeno, dan adik Jaehyun itu balas tersenyum kepada Johnny.

Mereka bertiga masuk kedalam kereta saat pintu kereta terbuka. Johnny, Jaehyun dan Jeno tidak ambil pusing untuk mendapatkan tempat duduk, mereka lebih memilih berdiri didepan kursi prioritas menghadap jendela untuk melihat pemandangan sekitar.

"Itu adik kamu?" Tanya Johnny basa-basi. Padahal Johnny sudah tau jika pemuda berambut hitam yang memiliki wajah hampir serupa dengan Jaehyun itu adalah adik Jaehyun.

Jaehyun mengangguk, kemudian Ia memperkenalkan Jeno kepada Johnny "Namanya Jeno. Nah Jeno, ini bang Evans."

"Jeno." Jeno mengulurkan tangannya dan menjabat tangan Johnny.

Commuter Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang