"Terima kasih sudah hadir di hidupku, terima kasih sudah mengajari aku mencintai dengan begitu dalam, terima kasih sudah menyentuh hatiku yang gelap dan jahat sehingga bisa merasakan indahnya mencintai seseorang, dan yang terpenting terima kasih sudah mau mencintaiku."
[Jung Jaehyun]
~ A Romantic Story ~
Taeyong menarik nafas dalam sebelum membuka pintu itu, pintu besar kokoh yang terlihat mewah dan berkuasa seakan mencerminkan apa yang menunggu dibaliknya. Sambil menenangkan debar jantungnya dibukanya pintu itu, dan ketika menyadari tangannya berkeringat, Taeyong tersenyum kecut.
Seperti akan mendapatkan hukum mati saja, desisnya dalam hati.
Ketika masuk Taeyong menyadari ruangan itu sangat luas. Suasana dalam ruangan itu sungguh elegan, dengan penataan ruang dari designer terkenal dan perabotan kelas tinggi yang khusus dipesan di ruangan ini. Temperaturnya dibuat senyaman mungkin dan samar-samar tercium aroma cendana yang menyenangkan.
Semua ada di ruangan ini sungguh menyenangkan. Ups! Salah, semua menyenangkan kecuali satu hal, dan satu hal itu adalah sosok dingin yang duduk tegak dibalik meja dengan keangkuhan yang mencerminkan seolah-olah dirinyalah pusat dunia.
Lalu tatapannya itu, sangat mengerikan. Mata biru itu menatapnya dengan kadar kebencian yang begitu kental.
Taeyong membasahi bibirnya dengan gugup, dan menunggu, dan terus menunggu. Tetapi lelaki itu hanya diam menatapnya, mempertahankan keheningan di antara mereka. Taeyong mengangkat dagunya dan melempar tatapan.
"Well, aku sudah disini, sekarang apalagi?" kepada lelaki itu.
Si mata biru mengerutkan alisnya gusar melihat tingkah berani Taeyong, mulutnya menipis.
"Kudengar kau menyebabkan kekacauan proyek ini."
Akhirnya. Taeyong menghembuskan napas setengah lega setengah panik mendengar kalimat pembuka laki-laki itu.
"Saya hanya mencoba menyelamatkan keadaan".
Sebenarnya Taeyong tidak mau kedengaran begitu kurang ajar, tapi tatapan meremehkan laki-laki itu mau tak mau mengeluarkan sisi defensif dari dirinya.
"Menyelamatkan keadaan katamu?" lelaki itu tampak begitu murka mendapat jawaban Taeyong.
"Kau mengusir klien terpenting kita, dan mempermalukannya di depan umum, dan kau bilang untuk menyelamatkan keadaan?"
Taeyong membalas tatapan garang itu dengan tatapan tak kalah garang.
"Orang yang anda bilang klien terpenting kita itu, merayu dan meraba salah satu SPG kita di tengah-tengah pameran tersebut, apakah menurut anda, saya, sebagai supervisor hanya boleh diam saja dan tidak membelanya?".
Tatapan mata meremehkan dari mata biru itu benar-benar membuat Taeyong sebal.
"Kau bekerja disini sebagai supervisor dan supervisor bertugas menjaga hubungan baik dengan klien potensial, bukan mengusirnya." Jawab lelaki itu tenang.
"Jadi menurut anda saya harus melupakan moralitas hanya demi keuntungan perusahaan semata?".
"Moralitas selamanya tidak akan mendapatkan keuntungan dalam hal apapun." Si mata biru mengangkat bahu dengan bosan.
KAMU SEDANG MEMBACA
A ROMANTIC STORY ABOUT LEE TAEYONG [✔]
Fanfiction[REMAKE] Dua manusia yang seharusnya tidak pernah bersilang jalan ini pun dipertemukan oleh keadaan. Dua manusia yang saling membenci satu sama lain tetapi dikalahkan oleh hasrat dan kebutuhan. Hubungan mereka panas membara, luar biasa sampai merek...