03

9.5K 891 64
                                    

Taeyong melirik Jaehyun agak ketakutan ketika lelaki itu membelokkan mobilnya ke area hotel berbintang lima. Lelaki itu sama sekali tak mengajaknya bicara. Dia menyetir mobil dengan tenang tetapi rahangnya menegang seperti menahan marah. Apakah lelaki itu akan berbuat kasar padanya untuk melampiaskan kemarahannya?


Tadi siang dia sudah menghina lelaki itu dan dia tahu bahwa ego seorang lelaki sangat mudah terluka – sama seperti dirinya. Dia ketakutan kalau Jaehyun akan melampiaskan kemarahannya dengan kasar.


Taeyong terlonjak ketika pintu terbuka, ternyata Jaehyun sudah keluar dari mobil dan membukakan pintu penumpang, Lelaki itu mengernyit ketika melihat wajah Taeyong yang pucat pasi.


"Ayo." gumamnya kaku, dan meraih tangan Taeyong untuk membantunya keluar dari mobil.


Setelah Jaehyun menyerahkan kunci mobilnya kepada petugas hotel untuk diparkir, mereka berjalan bersisian memasuki lobby hotel yang sangat mewah.


Resepsionis hotel menerima mereka dengan ramah dan memberikan kartu kamar yang dipilih Jaehyun.


Bahkan di dalam liftpun mereka lewati dengan keheningan.


Kamar itu begitu luas dan sangat mewah sehingga Taeyong terpaku sambil terkagum-kagum akan keindahan interiornya.


Jaehyun hanya berdiri di sana menatapnya.


"Kau pasti belum makan, aku akan memesan makan malam di kamar." lalu lelaki itu melirik Taeyong dengan sinis, "Sementara itu, kupersilahkan kau mandi duluan, badanmu basah, kau bisa mandi dengan air hangat."


"Ta-tapi, saya tidak membawa baju."


Jaehyun sengaja menatap Taeyong dari ujung kepala sampai ujung kaki dengan begitu intens sehingga wajah Taeyong merah padam.


"Aku akan memesan pakaian di butik kenalanku, besok pagi pesanan akan diantarkan kemari. Bajumu yang basah letakkan di tempat yang disediakan di kamar mandi, petugas hotel akan mengambilnya untuk di laundry, sementara itu..."


Jaehyun sengaja menggantung kalimatnya dengan penuh arti.


"Malam ini kau tak perlu repot-repot memikirkan baju, toh kau tak akan sempat mengenakannya."


Kalau wajah Taeyong bisa lebih merah padam lagi, itu akan menunjukkan betapa malunya dia dengan kata-kata vulgar Jaehyun.


Setelah menggumamkan beberapa kalimat tak jelas dengan gugup, Taeyong setengah berlari menuju kamar mandi.


Di dalam kamar mandi Taeyong merasa sedikit aman, disandarkannya punggungnya ke pintu dan dicobanya menarik napas dengan normal. Dia takut pada Jaehyun, lelaki itu seperti seekor serigala yang menemukan rusa lemah, lalu memutuskan untuk bermain-main dengannya dulu sebelum memakannya.


Taeyong melangkah telanjang ke kamar mandi lalu menyiram tubuhnya yang letih dan kedinginan karena kehujanan dengan shower air panas.


Setelah selesai mencuci rambutnya, Taeyong menyandarkan kepalanya di tembok dan membiarkan punggungnya yang pegal tersiram shower air hangat.


Dia takut menghadapi masa depan dan ketika membayangkan Mingyu, air matanya menetes, mengalir bersama siraman shower.


Maafkan aku Mingyu, mungkin setelah ini aku tak pantas untukmu, tapi hatiku tetap milikmu.



~ A Romantic Story ~



Ketika selesai membasuh muka dan menggosok gigi, Taeyong memandang bayangan dirinya di cermin, keadaannya sudah lebih baik pipinya sudah tidak pucat lagi, sudah ada rona merah disana setelah mandi air hangat.


A ROMANTIC STORY ABOUT LEE TAEYONG [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang