0

6 3 0
                                    

Dua orang lelaki tampan tampak berjalan beriringan di koridor rumah sakit, mereka berjalan dengan santai tak lupa tersenyum ramah pada orang orang yang mereka lewati walau tak saling mengenal.

Clekk

Keduanya melangkah memasuku sebuah ruang rawat inap VIp, namun bukannya melihat sahabat mereka, keduanya malah disuguhi pemandangan yang membuatnya kecewa, senyym mereka luntur seketika

"Maaf sus, pasien yang ada diruangan ini kemana ya ?" Tabya Koko pada suster yang tengah merapikan tempat tidur tersebut, ya keduanya adalah Koko dan Arga

" pasien telah pulang tadi pagi" jalas suster itu ramah

" kalo boleh kami tau, dengan siapa ya sus?" Tanya Arga lagi menambahkan

" pasien dijemput seorang laki laki yang mengaku supirnya dan seorang perempuan yang merupakan pembantunya" jelas suster itu kembali "maaf saya permisi" dan kemudian meninggalkan keduanya dalam hening

"Kita balik, kerumah Mugie sekarang" dengan exspresi datar Arga melangkah keluar mengajak Koko menuju rumah Mugie

*****

Helaan nafas kasar kembali terdengan darinya, ia hanya memandang kosong pemandangan luar dari balkon kamarnya.

Angin berhembus lembut menerbangkan beberapa anak rambutnya, langit nampak mendung dan seperrinya hujan sebentar lagi akan turun, benar saja rintik hujan mulai membasahi bumi namun tak ada sedikitpun ada niatan ia beranjak dari tempatnya duduk.

Deru suara mobil terdengar memasuki halaman rumahnya, ia tau jelas siapa yang datang, hanya diliriknya sekilas, hujan semakin deras hembusan angin membuat air hujan seakan tertiup sengaja membasahi bajunya, meski badannya mulai basah akibat hujan ia tetap tak bergeming.

"LO GILA ? LO BARU PULANG DARI RUMAH SAKIF DAN SEKARANG HUJAN HUJANAN, OTAK LO DIMANA HAH?"

Mugie bahkan tak menyadari kedua sahabatnya telah masuk kedalam kamarnya, dan untuk pertaman kalinya Arga membentak Mugie bahkan Koko shock dibuatnya, selama ini semarah apapun Arga tak pernah sekalipun ia membentak Mugie, kalaupun marah ia hanya akan mendiaminya.

"Ga udah, ga usah emosi. Lo malah bikin semuanya tambah kacau bego" ucap Koko mencoba menyadarkan Arga

"Pergi" dengan dingin Mugie berucap menyuruh keduanya pergi tanpa menoleh sedikitpun

"KALO MAU NYARI PERHATIAN KITA GAK USAH SEGININYA, LO PENGEN MATI KAN ? OKE SILAHKAN, GUE GA PEDULI"

Bugh

Dengan emosi Koko memukul Arga, ia tak menyangka sahabatnya akan berkata seperri itu, Mugie, tentu aaja gadis itu terluka, ia tak menyangka Arga yang ia anggap sebagai kakaknya itu tega berkata seperti itu padanya, bahkan ia tega mengatakan hal yang sangat menyakiti hatinya itu, dengan tubuh bergetar menahan tangin ia berdiri berjalan masuk ke kamarnya menatap Arga dengan pandangan terluka

"Oke, gue juga ga butuh kalian. Silahkan pergi dan jangan pernah temuin gue lagi, anggap aja kita gak pernah saling mengenal" ucapan dingin dan menusuk itu seakan menyadarkan Arga, tatapan penuh luka dan linangan air mata itu membuat hatinya mencelos merasa bersalah

"Gi aku.."

"GUE BILANG PERGI, GUE GA BUTUH KALIAN, PERGI BRENGSEK" mugie memukul Arga dengan tangis histeris, sedangkan Arga hanya diem mematung menerima semua itu, ia tau apa yang ia ucapkan barusan sangat melukai sahabatnya itu

Koko berjelan mendekat kearah Mugie, menariknya lembut, membawanya dalam pelukan, diusapnya lembut kepala sahabatnya itu

"Gi, tenang, jangan nangis lagi maafin arga hmm?"dengan masi mengusap lembut "arga cuma khawatir kamu kenapa napa, kamu ganti baju dulu oke, habis itu kita omongin baik baik hmm" dengan hati hati digendongnya Mugie kearah kasur

"Ga, lo keluar dulu, tenangin diri lo. Habis itu baru kita ngomong" dengan datar Koko beeucap, ia tentu merasa kesal atas apa yang Arga ucapkan barusan, namun ia harus berkepala dingin jika ikut emosi semua akan menjadi semakin kacau.

*****

Semua kini telah berkumpul dirumah Mugie, Gaga, Billy dan Bagus segera melajukan mobilnya kerumah sahabatnya itu setelah menerima pesan dari Koko, bahkan ketigaanya meninggalkan pasangan mereka.

Suasana ruang tamu itu sangat hening, tak ada yang mulai pembucaraan, Mugie gadis itu tengah tertidur dikamarnya setelah digantikan baju oleh pembantunya dan kelelahan akibat menangis dan juga kondisinya yang masi belum pulih betul.

"Ehem, sebenarnya ada apa si?" Gaga jengah sendiri memulai pembicaraan itu

"Lo tanya aja sama temen lo yang bego itu" koko berucap dingin dan memandang Arga tajam

"Ga, jelasin" Bagus berucap tegas

Dengan menghela nafas berat, Argapun menceritakan apa yang barusan terjadi dari awal setelah mendengan pejelasan Arga barusan semuanya terdiam sampai tiba tiba

Bughh

"LO GILA HAH, OTAK LO DIMANA NJING" dengan emosi Billy menukul arga

Bugh

" APA BEDANYA SAMA LO YANG BAHKAN LEBIH MILIH CEWE DARI PADA SAHABAT LO SENDIRI" Balas arga tak kalah emosi

"Bisa diem ga lo berdua, kita omongin baik baik bukanya nambah masalah, kita sama sama salah" Bagus memisahkan mereka berdua sambil berucap dengan tegas

"Ahhh kita emang salah, sadar gak kalian, sejak kita punya pacar, dan lo sama koko sibuk osis kita jarang banget ngumpul" Gaga membuka suara "gue rasa kita mulai jarang ada waktu buat dia, kalian tau sendiri ortu dia gimana, dia cuma punya kita dan dengan begonya kita lupa itu"

"Selama ini dia cuma diem aja, dia bahkan dukung kita banget waktu tau kita punya pacar" lanjut Bagus tersenyum getir

"Dan tanpa sadar, peelahan kita mulai renggang" tambah Koko

"Ahhh, bahkan gue yang tetanggan sama dia uda jarang nengok dia" arga mengea nafas berat

"Puncaknya hari dimana dia tawuran dan saat dia butuh kita kita ga ada, holky shit" lanjut billy menunduk dalam

Tanpa mereka sadari, Mugie sedari tadi menguping pembicaraan mereka, bahkan ia melihat bagaimana Bilky memukul Arga

"Maafin gue, maaf gue egois" lirihnya dan berjalan perlahan kembali ke kamarnya

****

A/n

Salah satu part terberat, ahhh liat meraka berantem gue sakit. Im so sorry

Mugie's DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang