Sudah sekitar seminggu Sasuke menjalani kehidupan sebagai murid baru di kelas 2-Ipa. Selama seminggu ini pula, Sasuke terus berusaha membuat Hinata tidak betah berada di kelas. Dimulai dari Ia yang selalu berusaha menyayingi nilai Hinata di kelas. Padahal di sekolahnya yang sebelumnya, Sasuke lebih memilih untuk biasa saja dalam hal nilai meski sebenarnya sejak kecil Ia adalah anak yang jenius. Hal itu bukanlah hak yang tak lazim, karena Clan Uchiha memang terkenal dengan kejeniusannya. Tapi kali ini lain cerita. Ia tidak mau berpura-pura berotak 'biasa' lagi. Dia sangat puas ketika melihat wajah Hinata yang murung seharian karena mendapat nilai tertinggi ke-2. Karena sebelum kehadiran Sasuke, Hinata merupakan murid yang selalu mendapat nilai tertinggi di kelas. Ya, Sasuke lah yang sekarang menyandang gelar 'Most-Clever' di kelas mereka. Selain itu dia juga terus berusaha membuat Hinata menjadi murid berimage 'jelek' di mata guru. Seperti membuatnya datang terlambat, mencoret-coret meja guru atas nama Hinata, menuduh Hinata mengambil barang milik anak kelas dan sebagainya.Alasan Sasuke memperlakukan Hinata seperti itu cukup sederhana. Pertama, karena Hinata, Ia jadi tidak bertegur sapa dengan Naruto, bahkan sekarang Naruto malah menjauhinya karena perbuatan yang ia lakukan untuk menjelekkan Hinata. Meski sebenarnya Sasuke tidak terlalu peduli akan hal itu, tapi tetap saja, rusaknya persahabatan dengan Naruto juga merusak salah satu pondasi Image nya.
Alasan kedua, Baginya, Hinata itu sangat lemah dan cengeng. Hari-harinya yang membosankan menjadi menyenangkan karena Hinata si Nona Tomat. Namun ada seseorang yang terus berusaha menjadi tameng Hinata ketika Ia berniat melakukan hal buruk pada Hinata. Yaitu Naruto, Sahabatnya sendiri.
...
Sasuke tampak sedang berjalan menaiki tangga menuju balkon sekolah. Naruto mengajaknya bertemu di sana, ntah apa yang ingin si kuning itu bicarakan. Namun sudah lama Naruto tidak berbicara dengannya. Yang Sasuke yakini apa yang ingin ia bincangkan pasti tentang si Nona tomat itu .
Sesampainya Sasuke di sana, ia langsung membuka pintu balkon berwarna biru muda itu. Ia melihat Naruto sedang menatap langit yang terasa begitu dekat jaraknya ketika dilihat dari atas balkon. Rambut blonde Naruto tampak berkibar indah tertiup angin.
Sasuke melangkahkan kaki nya menghampiri Naruto. Suara hentakan sepatu pantofle nya yang pelan itu tetap tertangkap oleh indra pendengaran Naruto. Naruto lalu berbalik, menyambut kedatangan Sasuke dengan tatapan tidak bersahabat.
Kini posisi mereka berhadap-hadapan dengan jarak yang tidak terlalu jauh. Naruto melipat kedua tangannya tepat di bawah dada bidangnya.
"Kau tidak suka berbasa-basi kan? Kalau gitu aku langsung to the point saja." Ucap Naruto dengan suaranya yang ringan tapi terdengar begitu mengintimidasi.
"Apa masalahmu? Kenapa kau terus menganggu Hinata? Kau ada dendam dengannya? Dia bahkan tidak terlihat seperti orang jahat yang akan membalas semua perbuatan kasarmu padanya." Tanya Naruto dengan tatapan menusuk.
Sasuke tidak suka dengan tatapan Naruto yang menurutnya seperti orang yang ingin mengajak berkelahi itu.
"Kenapa? Kau tidak suka? Jika tidak suka, itu urusanmu. Aku hanya ingin bermain dengannya." Ucap Sasuke sekenanya. Ia lalu memasukkan tangannya masing masing ke dalam saku celananya.
"Ck, bermain-main? Sepertinya kau itu pria yang tak berperikeperempuanan eh? Hal seperti itu kau sebut 'Hanya' bermain-main? Intinya, Mulai besok aku tidak ingin melihatmu menganggunya lagi. Aku tidak akan segan menghajarmu atas perbuatanmu itu." Ucap Naruto dengan intonasi yang sedikit ditekan. Final.
"Sebegitu suka kau dengannya? Sampai kau berani melakukan itu ke sahabatmu sendiri? Ck. Ingatkah dulu kita pernah menjahili teman perempuan ketika SD dulu bersama-sama sampai dia keluar dari sekolah, ha? You such a Bullshit." Sahut Sasuke sambil berdecih.
"Baiklah, aku akan memberitahumu satu hal. Hinata adalah kekasihku. Kuharap kau mengerti. Sebagai sahabat." jelas Naruto. Tatapannya tampak makin dingin.
"Oh? Ck, pantas saja." Ucap Sasuke dengan tawa geli.
"Seorang Uzumaki Naruto? Seorang playboy kelas kakap sepertimu berpacaran dengan gadis polos seperti itu? Kurasa mantan-mantanmu adalah perempuan perempuan agresif garis keras. Cih. Jadi, seorang playboy kelas kakap sepertimu sudah mulai miring, eh?" Ucap Sasuke remeh.
"Bukan urusanmu." Sahut Naruto. Acuh.
Tiba-tiba Sasuke melayangkan evil smirk yang tertangkap jelas di indra penglihatan Naruto.
"Bagaimana kalau kita buat sebuah deal?" Ucap Sasuke dengan nada yang dibuat selembut mungkin. Namun dibalik nada lembut itu tersirat sebuah pemikiran jahat.
Mendengar hal itu Naruto langsung menatapnya tajam. Naruto sudah sangat hafal dengan 'deal' yang dimaksud Sasuke itu. Setiap kali mereka melakukan 'deal' berujung harus ada sesuatu yang dikorbankan. Namun Naruto tidak bisa menolaknya, karena jika dia menolak, Sasuke pasti akan semakin melakukan hal yang tidak-tidak pada Hinata.
"Aku tidak akan menganggu kekasihmu itu lagi..."
"... Jika kau dengan senang hati mengakhiri hubunganmu dengannya." Ucap Sasuke dengan seringai andalannya.
'Jika cinta pasti tak ingin membuat orang yang dicintai merasa sakit, kan Naruto?' batin Sasuke senang. Dia pasti menang lagi untuk kesekian kalinya pada 'deal' nya dengan Naruto.
'Kau merusak persahabatan kita karena cinta mu itu, maka aku melawan dengan merusak cinta itu juga. It is a deal.'
.
To be continued ❤
Follow MyLvlyd for more stories!
DON'T FORGET TO CLICK ❤
Biar author semangat update nya :)
👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Out Of Character
FanfictionBerpakaian dan berperilaku bak seorang malaikat pada siang hari. Namun ketika malam tiba, ia memilih untuk tidak menutupi jati dirinya yang asli. "Ck, sebuah topeng eh?" . Rate T+ but maybe bakal ada Scene M nya dikit. Mind to RnR? Don't forget to v...