VI

2.1K 170 20
                                    

Hinata menatap Sasuke dengan tatapan yang seakan-akan mengatakan 'What the hell, this fakboy'. Ia menatap jengah ekspresi nakal Sasuke yang membuatnya ingin muntah. Tak disangka laki-laki bersurai raven itu selain memiliki watak jahat juga memiliki otak mesum, pikirnya.

Hinata lalu memalingkan wajahnya dari tatapan Sasuke yang sedari tadi menguncinya, menuntut jawaban darinya. Dalam keadaan mendesak seperti ini, Hinata malah kesusahan untuk berpikir dengan jernih. Ia benar benar tidak ingin pria jelek sifat itu membeberkan jati dirinya ke orang lain, khususnya Naruto. So Damn No!

Ia lalu membalikkan wajahnya dan dengan cepat langsung menyosor bibir Sasuke yang bahkan sedikit meleset, hanya bagian bawahnya yang tersentuh. Sasuke tak banyak bergerak , ia tak bisa merespon pergerakan Hinata yang begitu cepat. Dalam situasi mepet itu, dimana Sasuke yang bengong karena bingung, Hinata langsung menendang bagian ke-pria-an Sasuke sekuat yang ia bisa hingga si empu meringis kesakitan sambil memegangi bagian sensitifnya.

"Sialan! Apa yang kau lakukan! Agh" Rintih Sasuke dengan suara parau

"Cih Pria mesum. Kau sudah dapat ciuman itu! Kau puas, Tuan? Bahkan aku memberimu bonus sentuhan lainnya. Dan kuingatkan padamu, kau tidak bisa bermain main denganku! Aku bukan Hinata! Ck, perempuan sialan. Membuatku membuang banyak waktu saja. Cih." Umpat Hinata sembari berkacak pinggang.

Melihat kondisi Sasuke yang masih tampak kesakitan, Si gadis Indigo memanfaatkan saat saat itu untuk melarikan diri. Suara parau Sasuke yang berisikan umpatan-umpatan yang dilayangkan padanya, tidak Ia gubris. Ia terus saja berlari ke arah parkiran. Mencari-cari letak mobil hitam kesayangannya yang sangat mencolok karena modifikasi yang ia buat sana sini. Setelah menemukan Mobilnya, ia langsung saja tancap gas menuju ke Mansionnya. Bagai seorang pembalap liar yang membabi buta di jalan, padahal jalanan sedang sangat ramai.

Sepanjang jalan ia terus memikirkan cara terbaik untuk menghindari Sasuke. Hidupnya menjadi penuh masalah sejak kehadiran Pria Uchiha itu.

.

I AM A BAD GIRL

.


Hinata mengayuh sepeda bututnya dengan kecepatan penuh menuju Sekolah. Karena kejadian semalam, ia jadi bergadang karena kebanyakan berpikir. Cetakan hitam bak mata panda tampak terpampang jelas di bawah kedua mata bulannya. Tampilannya seperti orang yang sedang kecanduan Narkoba.

Sesampainya Ia di sekolah, keadaan sekolah tampak sepi. Padahal saat ia masuk gerbang tadi, bel baru saja berbunyi. Ia lalu segera memarkirkan sepedanya di antara kendaraan kendaraan canggih yang banyak terdapat di parkiran. Ia hanya memiliki 2 kendaraan, yaitu Sepeda Butut warna merah muda ini dan Mobil Ferari Hitamnya yang sudah Ia modifikasi menjadi mobil balap. Tentu Ia tidak bisa membawa mobil mahalnya itu ke sekolah. Bukan karena Ia takut teman temannya akan iri dengan Ferari termahal yang pernah ada itu, tetapi Ia tidak ingin mereka tahu jati dirinya. Mengingat itu, ia jadi malah teringat akan sosok pria raven yang semalam memergokinya. Apapun yang terjadi nanti, seperti yang telah ia rencanakan sepanjang malam, Ia tetap akan berusaha menutupi jati dirinya.

Ia juga memutuskan untuk berakting ekstra di depan Sasuke. Si pria mesum.

Selesai mengunci sepedenya agar tidak hilang, Hinata langsung saja beranjak ke arah kelasnya. Sesampainya di sana, tampaknya semua murid telah hadir di kelas, kecuali dirinya. Untung saja pelajaran pertama di hari ini adalah pelajaran Jiraiya-Sensei yang memang terkenal akan julukannya sebagai guru yang tidak pernah tidak terlambat. Hinata melangkahkan kakinya masuk ke dalam kelas yang sangat ramai itu. Ia menunduk menyembunyikan rona pipinya.

Sudah sangat lama ia berakting menjadi seorang gadis pemalu dan penakut. Ia jadi sudah terbiasa dengan segala seluk beluk tentang 'Hinata sang gadis pemalu.'

Ia melangkah menuju bangkunya yang terletak di sebelah bangku Sasuke. Sepanjang perjalanan, diam diam Hinata memperhatikan Naruto, sang pujaan hati. Naruto sangat tampan ketika ia sedang dalam mode serius. Pria bersurai blonde itu tampak sedang menulis sesuatu di bukunya. Mengerjakan soal mungkin? Ya mungkin saja. Ia lalu menatap benci ke arah Sakura yang tampak berselfie ria di bangkunya. Ah maksudnnya 'Mantan bangku Hinata'. Andai saja Hinata masih duduk di sana, ia Pasti akan mengerjakan soal bersama Naruto sekarang, dan membantu pria blonde itu.

Karena terlalu asik memperhatikan Naruto, Hinata tidak sadar jika ia bahkan sudah sampai di bangkunya sendiri. Di sana ada Sasuke yang menatapnya dengan tatapan menyelidik. Hinata sedikit takut jika saja ia akan 'kelepasan', ia lalu memulai akting malu nya di depan Sasuke.

"A-a-ano S-Sasuke-san? Apa a-ada yang salah dengan penampilanku? K-kenapa menatapku s-seperti itu?" Ucap Hinata terbata dengan semburat merah di pipinya.

"Cih, dasar perempuan sialan." Sahut Sasuke. Ia lalu tampak memalingkan wajahnya menatap ke arah luar melalui jendela di sebelahnya.

Hinata menggeleng melihat kelakuan teman kelasnya ini yang sangat-sangat buruk padanya. Ia lalu duduk dengan tenang dan berusaha untuk tidak menganggu fokus si pria raven. Sungguh, ia sangat ingin Sasuke agar tidak menganggapnya ada saja. Sungguh.

.


To be Continued

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 11, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Out Of CharacterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang