💘Part 3💘

9.3K 352 25
                                    

Kia menatap gemas sepupunya yang tengah mengomel gak jelas, Airaa. Wanita itu sedari tadi terus saja menceracau ini itu.

Seperti tadi, ia melihat bahkan memergoki seorang pria yang tengah bermesraan dengan seorang wanita di dalam toilet wanita di club.

"Katakan dengan jujur, kenapa kamu datang ke club?" tanya Kia mengintimidasi Airaa.

Mendengar pertanyaan sepupunya, seketika mulut Airaa terdiam.

"Airaa!" tegur Kia karena Airaa tak kunjung bicara.

"A--aku__" Airaa terbata-bata ingin menjawabnya.

Kia menyipitkan matanya curiga, apakah mungkin kebiasaan sepupunya yang satu ini tidak bisa hilang?

"Ternyata kamu masih sering mendatangi tempat itu ya?" tanya Kia lagi yang kini membuat Airaa semakin menundukkan kepalanya malu.

Melihat ekspresi sepupunya seperti itu, Kia tersenyum serta menggenggam tangan Airaa.

"Jadi, siapa pria yang telah kamu pergoki tengah bermesraan dengan wanita lain di dalam toilet itu?"

"Entahlah Kia, yang pasti wajah pria itu sangat tampan." ujar Airaa berusaha mengingat-ingat lagi wajah Dava.

"Aisshhh, sudahlah tak usah di ingat lagi. Aku paling benci dan anti dengan pria mata keranjang dan playboy." sambung Airaa memasang muka jijik.

"Ya sudah, kalau begitu tak usah di pikirkan lagi."

"Tapi aku teringat terus," protes Airaa yang tak bisa melupakan kejadian pertemuannya dengan Dava.

Kia menggelengkan kepalanya melihat tingkah ajaib sepupu wanitanya ini. Tiba-tiba saja Kia teringat sesuatu.

Kia mengeluarkan sebuah benda pipih tipis yang sangat indah. Ia sodorkan benda itu ke hadapan Airaa.

"Apa ini?!" tanya Airaa berseru kaget.

"Menurutmu?"

"Undangan pernikahan, kan?" Kia mengangguk.

"Untukku? siapa yang ingin menikah?"

"Bukalah Airaa." titah Kia menunjuk kartu undangan itu agar Airaa membukanya.

Tangan Airaa pun terulur meraih kartu undangan tersebut. Rasa penasarannya pun membuat ia dengan cepat membuka kartu undangan pemberian Kia.

"Kia dan Nando?" tanya Airaa bingung setelah membaca nama mempelai calon pengantinnya.

"Kia, kau...."

Kepala Kia mengangguk. "Aku akan menikah, sebulan lagi."

Pengakuan Kia membuat mata Airaa berbinar bahagia, wanita itu menangia terharu mendengarnya.

"Nando, siapa pria itu? apakah aku mengenalnya?" tanya Airaa menggoda.

Kia tersipu malu mendengarnya, bagaimana cara Kia ingin menjelaskan semuanya pada Airaa. Tentang hubungan antara ia dan Nando yang terbilang sangat singkat, dirinya dan Nando sepakat memutuskan menikah karena janji yang telah mereka buat pada mendiang Eva. Sahabat Kia, sekaligus tunangan Nando yang meninggal dunia.

"Kamu datang ya Ra," ucap Kia seperti sebuah permohonan.

"Tentu saja aku datang, tenang saja." Airaa mengedipkan sebelah matanya.

*******

Dava mengumpat kesal pada dirinya sendiri, bagaimana mungkin ia bisa melupakan nama wanita yang telah menghabiskan malam dengannya. dan parahnya, di saat Dava melakukan ritual pergemulan dengan wanita kencannya, ia malah mengingat kejadian memalukan di dalam toilet club tadi malam.

Wajah wanita yang tengah memergokinya melakukan hal tak senonoh tersebut terus terbayang di ingatannya.

"Siapa ya wanita itu?" gumam Dava bertanya-tanya.

Wajah cantik dengan postur tubuh cukup tinggi, dan jangan lupakan body bohay bak gitar spanyol yang terus menghantui pikiran kotor Dava yang tersumpal.

"Ah sial!" umpat Dava yang kini malah terbayang bentuk tubuh wanita tersebut yang berbalut gaun seksi menggoda itu.

Sesuatu yang menggeliat pun terasa semakin ngilu hanya karena terbayang wajah dan bentuk tubuh wanita itu.

Dava mengusap wajahnya kasar seraya bangkit berdiri dari duduknya. Ia mengambil celana jeansnya yang tergeletak di lantai.

Beberapa jam yang lalu teman kencannya pergi dari kamar hotel yang mereka pesan karena kesalahan yang Dava buat. Seperti biasa, kebiasaan Dava yang selalu salah menyebut nama wanitanya di saat ia akan mencapai puncak kenikmatan yang tertinggi.

Namun sayangnya kenikmatan itu tak sempat Dava rasakan utuh sempurna, setengah jalan wanita itu menyentak marah dan pergi meninggalkan Dava yang uring-uringan merasakan tinggal di ujung sedikit lagi.

Malang sekali nasib Dava, sudah di pergoki orang tengah grepe-grepe cuap-cuap basah. Di tambah lagi di tinggalkan teman kencannya.

Tbc...

Aku up 😍

Vomentnya dong yang banyak ❤

Kalau masih sepi juga, oke. Lapak Davra berhenti sampai disini 😊 jangan siders ya cintah

Terima kasih.

Davra (Dava & Airaa) (Sudah Di Bukukan-Tersedia Versi E-booknya)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang